Mancanegara
Pasca Ribut dengan Twitter, Donald Trump Bikin Perintah Eksekutif, Nasib Medsos, Twitter, Facebook?
Setelah ribut dengan Twitter, Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif tentang media sosial, bagaimana nasib media sosial, Twitter dan Facebook?
TRIBUNKALTIM.CO - Setelah ribut dengan Twitter, Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif tentang media sosial, apa isinya, bagaimana nasib media sosial ( medsos ) Twitter dan Facebook?
Setelah pertikaiannya dengan Twitter, gara-gara twitnya dilabeli Cek Fakta oleh Twitter, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan peintah eksekutif tentang media sosial.
Apakah isi perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump tersebut, akankah ini berujung dengan penutupan media sosial seperti Twitter dan Facebook?
Dikutip dari kompas.com, perintah eksekutif ini ditandatangani Donald Trump pada Kamis (28/5/2020), menyusul pertikaiannya dengan Twitter yang menandai twitnya dengan label Cek Fakta.
Setelah perintah eksekutif ini diberlakukan, platform media sosial seperti Twitter dan Facebook bisa dituntut secara hukum.
Donald Trump mengatakan, peraturan diperlukan karena perusahaan media sosial itu bukan lagi forum netral tetapi terlibat dalam "aktivitas politik."
• Twitter Minta Donald Trump Cek Fakta, Presiden Amerika Serikat Sebarkan Kabar Bohong?
• Kabar Terbaru, Donald Trump Minta Israel Batalkan Semua Kerjasama dengan China, Jadi Modus Intelejen
• Ramai Diperbincangkan Warganet Facebook, Perjudian di Kolong Jembatan Mahakam Kota Samarinda
• Di Twitter, Ini Cara 2 Putra Jokowi Sindir Bupati Klaten Sri Mulyani, Gibran Rakabuming Pakai Roti
Menurut Donald Trump, platform semacam itu memiliki "kekuatan tidak terbatas untuk menyensor, membatasi... hampir semua bentuk komunikasi antara warga negara."
"Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi," katanya dikutip dari AFP Jumat (29/5/2020).
"Terutama ketika mereka melakukan apa yang mereka lakukan, karena mereka melakukannya dengan salah, mereka memiliki sudut pandang."
Kemarahan Donald Trump dipicu oleh tanda Cek Fakta yang ditambahkan Twitter, karena menganggap twit Donald Trump tentang metode mail-in ballots pada pemilu AS 2020 adalah disinformasi.
Menurut Donald Trump, hal itu membuat Twitter seperti penerbit tradisional karena mengambil tanggung jawab atas materi apa pun yang mereka berikan.
"Pilihan yang dibuat Twitter ketika mereka menekan... (adalah) keputusan editorial murni dan sederhana," ujar Trump.
"Di saat-saat itu, Twitter berhenti menjadi platform publik yang netral dan mereka menjadi editor dengan sudut pandang, dan saya pikir kita dapat mengatakan itu ke platform lain juga."
"Apakah Anda sedang melihat Google, apakah Anda sedang melihat Facebook, mungkin Anda sedang melihat Facebook, mungkin orang lain."
Menurut Donald Trump, perintah eksekutifnya bertujuan "menegakkan kebebasan berbicara dan hak-hak rakyat Amerika."
Dari akun Instagramnya, ini pengumuman Donald Trump saat mengumumkan perintah eksekutif tersebut:
Namun sebelum perintah eksekutif ini berlaku, Donald Trump menyadari akan ditentang di pengadilan oleh kubu oposisi.
Oposisi mengatakan, tujuan Donald Trump adalah untuk menjinakkan platform media sosial agar memudahkan dirinya menjadi raksasa politik terbesar senegara.
Meski Donald Trump mengeluh para pimpinan media sosial condong ke arah liberal, ia sangat menikmati bermain Twitter, Instagram, Facebook, dan kanal-kanal lainnya, yang terkadang ia isi dengan disinformasi atau penghinaan kepada oposisi.
Saat ditanya mengapa dia tidak pergi begitu saja dari Twitter, di mana dia memiliki 80 juta followers, Donald Trump mengatakan dia akan pergi, jika sudah tidak bergantung pada platform itu untuk memotong akses ke media tradisional, yang dia keluhkan tidak adil.
"Ada begitu banyak berita palsu, ini memalukan," ujarnya kepada wartawan yang meliputnya di Oval Office.
Donald Trump bahkan memiliki keinginan untuk menutup Twitter jika punya cara melakukannya.
"Jika itu bisa ditutup secara hukum, saya akan melakukannya."
Tanggapan Facebook dan Twitter
Sebelumnya, Bos Facebook Mark Zuckerberg mengatakan kepada Fox News, bahwa jejaring media sosial miliknya memiliki kebijakan berbeda.
"Saya sangat percaya bahwa Facebook seharusnya tidak menjadi penentu kebenaran dari semua yang dikatakan secara online," ujarnya pada Rabu (27/5/2020).
"Saya pikir, secara umum, perusahaan swasta, terutama perusahaan platform ini, tidak boleh melakukan itu."
Pendiri dan CEO Twitter Jack Dorsey membalas pernyataan Mark Zuckerberg pada Rabu malam, dengan mengatakan upaya Twitter untuk menunjukkan informasi yang salah tidak serta merta menjadikannya "wasit kebenaran".
"Niat kami adalah untuk menghubungkan titik-titik pernyataan yang saling bertentangan dan menunjukkan informasi dalam perselisihan, sehingga orang dapat menilai sendiri," tulisnya di Twitter.
Dia menegaskan kebijakan barunya dengan menulis.
"Cek Fakta: ada seseorang yang bertanggung jawab atas tindakan kita sebagai perusahaan, dan itu saya... Kami akan terus menunjukkan informasi yang salah atau sengketa tentang pemilihan umum secara global."
Donald Trump tidak berhak mengatur Twitter
Kate Ruane dari American Civil Liberties Union mengatakan, Donald Trump tidak berhak mengatur Twitter.
"Konstitusi jelas melarang presiden mengambil tindakan apa pun untuk menghentikan Twitter menunjukkan kebohongan terang-terangan tentang pemilu melalui surat," katanya dikutip dari AFP Kamis (28/5/2020).
Donald Trump termasuk raksasa politik di media sosial.
Ia memiliki 80,3 juta followers di Twitter, berbanding jauh dengan kompetitornya di Demokrat, Joe Biden, yang hanya memiliki 5,5 juta followers Twitter.
Media sosial cocok dengan gaya komunikasi Donald Trump yang tidak ortodoks, dan kegemarannya akan teori konspirasi, rumor, serta penghinaan.
Meski begitu, jejak pendapat secara konsisten menunjukkan Biden dalam posisi yang kuat, walau tidak keluar rumah selama berminggu-minggu dan jarang tampil di media sosial.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ancam Tutup Media Sosial, Trump Akan Tandatangani Perintah Eksekutif", https://www.kompas.com/global/read/2020/05/28/200129470/ancam-tutup-media-sosial-trump-akan-tandatangani-perintah-eksekutif?page=all#page2.
Penulis : Aditya Jaya Iswara
Editor : Aditya Jaya Iswara
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Keluarkan Perintah Eksekutif Usai Ribut dengan Twitter, Ini Isinya", https://www.kompas.com/global/read/2020/05/29/084340970/trump-keluarkan-perintah-eksekutif-usai-ribut-dengan-twitter-ini-isinya?page=all#page2.
Penulis : Aditya Jaya Iswara
Editor : Aditya Jaya Iswara