Virus Corona di Balikpapan
Psikolog Balikpapan Sarwendah Indrarani Belum Anjurkan Belajar Tatap Muka Bagi Siswa TK SD dan SMP
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud ) telah menetapkan tahun ajaran baru 13 Juli 2020
Penulis: Heriani AM | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud ) telah menetapkan tahun ajaran baru 13 Juli 2020.
Kebijakan ini seiring dengan keinginan pemerintah pusat menata kembali ruang kehidupan normal di tengah pandemi Corona atau covid-19. Atau yang disebut new normal.
Salah satu yang akan dibuka adalah ruang lingkup pendidikan. Setiap sekolah akan kembali dibuka dan melaksanakan aktivitas pembelajaran sebagaimana mestinya.
Namun setiap warga tetap mematuhi rambu kesehatan covid-19 saat dalam tatanan baru atau new normal.
Nyatanya, rencana pemberlakuan sistem belajar mengajar normal via tatap muka ini, banyak tidak disetujui oleh orang tua murid.
Baca Juga: Hari Ini Rapid Test Covid-19 Gratis Balikpapan, Digelar di Puskesmas-puskesmas, Simak Cara Ikutnya
Alasannya karena mereka khawatir, anak-anak khususnya mereka yang bersekolah dijenjang TK, SD dan SMP belum memiliki emosi yang matang untuk diberlakukan aturan sedemikian ketat.
Lalu bagaimana pandangan psikolog di Kota Balikpapan Kalimantan Timur?
"Tahun ajaran baru ini, para psikolog masih belum bisa menyarankan melakukan pembelajaran dengan cara tatap muka. Terutama untuk anak-anak TK dan SD karena dalam pembelajaran mereka masih memerlukan kontak secara fisik," ujar salah seorang psikolog di Balikpapan, Sarwendah Indrarani, Jumat (29/5/2020).
Baca Juga: Sisa Tangani 4 Klaster, Gugus Tugas Covid-19 Balikpapan Masih Buka Kesempatan Rapid Test
Baca Juga: Hasil Rapid Test di Plaza Balikpapan, Walikota Rizal Effendi: Alhamdulillah Semuanya Non Reaktif
Menurutnya, pembelajaran secara normal sangat memungkinkan jika targetnya adalah pelajar SMA maupun Universitas. Dengan memperhatikan protokol kesehatan covid-19 dari WHO.
Menurut perempuan berhijab yang bekerja di klinik Fajar Farma ini, untuk murid dan siswa TK, SD dan SMP, lebih baik tetap belajar di rumah dulu hingga keadaan membaik dan pulih.

"Anak-anak biasanya cepat bosan dan mungkin tidak nyaman selama pembelajaran sehingga belajar tidak optimal," ungkap Sarwendah Indrarani.
Belum lagi jika memang ada sumber virus di sekolah. Hal tersebut bisa saja terjadi dan anak-anak rentan terkena penyakit. Olehnya itu, Sarwendah menyebut, jika anak-anak lebih baik di rumah dan mendapat pengawasan khusus.