New Normal di Kutim

Sepekan New Normal Diberlakukan, Warga Sangatta Sambut Positif, Pulihkan Perekonomian Masyarakat

Pemerintah Kutim bakal menerapkan New Normal atau memulai tatanan kehidupan baru di tengah wabah Virus Corona ( covid-19 ).

TRIBUNKALTIM.CO/DIAN MULIA SARI
Situasi warga Sangatta sedang menikmati senja di Taman Folder Sangatta Utara 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Pemerintah Kutim telah menerapkan New Normal atau memulai tatanan kehidupan baru di tengah wabah Virus Corona ( covid-19 ).

Namun penerapan kebijakan New Normal sendiri tentunya berbeda-beda pada setiap daerah di Indonesia dilihat dari kasus covid-19 yang ada.

Salah satunya adalah Kabupaten Kutai Timur, Bupati Kutim Ismunandar dalam memulai menghadapi New Normal di Kutim sendiri adalah dengan hidup normal dan harus tetap mengedepankan protokol kesehatan.

"Ketetapan new normal ya hidup normal lagi tapi dengan protokol kesehatan jadi kalau dulu kita bisa jalan cekakak-cekikik, sekarang yang berjenggot saja nggak keliatan lagi (pakai masker)," ujar Ismunandar beberapa waktu lalu.

Selain Bupati, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kutim, dr Bahrani Hasanal mengatakan dengan menghadapi new normal di Sangatta, diharapkan mayarakat jangan gegabah dalam menghadapi kehidupan baru ini karena hal ini merupakan percobaan di era new normal.

"Ini belum new normal, baru pemanasan new normal, jadi kita akan lihat nanti kejadian hari ini," ujar dr Bahrani Hasanal beberapa waktu lalu.

Baca juga: Setelah Ki Gendeng Pamungkas Meninggal Dunia, Mbah Mijan Disuruh Bertaubat dari Dunia Paranormal

Baca juga: BREAKING NEWS Dua Karyawan Perusahaan di Berau Positif Covid-19 Usai Cuti Keluar Daerah

Nah kali ini TribunKaltim.co berkesempatan melakukan wawancara terhadap beberapa warga Sangatta Utara terkait dengan kebijakan New Normal di tengah pandemi Virus Corona ( covid-19 ) saa

Mawar, seorang warga, menghadapi new normal seperti sedia kala, tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan tentang covid-19.

"Alhamdulillah juga sih banyak yg udah sembuh dari covid-19 di Kutim ini, jadi setidaknya kerisauan kita ini sedikit mereda, semoga saja tidak ada lagi penambahan jumlah PDP di Kutim ini," ujar Mawar, Minggu (7/6/2020).

Irfandi, warga asli Sangatta, mengatakan, new normal itu adalah gaya hidup baru, menyusul pandemi Virus Corona atau covid-19 yang tidak kunjung reda.

Sedangkan warga harus tetap beraktivitas seperti biasa dilakukan sebelum pandemi ini. Protokol kesehatan pada setiap aktivitas masyarakat harus menjadi kewajiban,

khususnya di tempat-tempat umum, rumah makan dan tempat ibadah sebagai bentuk upaya pencegahan Virus Corona karena hingga saat ini juga Kepres nomor 19 Tahun 2020 itu belum dicabut, maka artinya negara masih dalam kondisi darurat kesehatan.

"Saya juga berharap apabila skema new normal life ini diterapkan, masyarakat bisa tetap bersatu menerapkan kesadaran dan punya kesamaan visi agar pandemi ini bisa benar-benar segera berakhir," ujar Irfandi.

Aidil, warga lainnya, mengatakan pemerintah telah gagal dalam menghadapi pandemi wabah covid-19.

Ia menjelaskan bahwa selama lebih dari dua bulan lamanya mayarakat diminta untuk Work From Home (WFH) dan di rumah saja.

Baca juga: Lapas Bontang Siapkan Ruangan Khusus Tahanan Baru, Kapasitas 35 Orang, Wajib Karantina 14 Hari

Baca juga: UPDATE Pasien Positif Corona di Indonesia Bertambah 993 Orang, Dari Kalimantan Timur Ada 10 Kasus

Dia mengemukakan hal tersebut terasa sia-sia dengan diterapkannya new normal saat ini di tengah pandemi covid-19.

"Serasa sia-sia ujung-ujungnya New normal. Kan corona ni masih ada, masa kita harus berdampingan dengan ini Virus," ujar Aidil.

Ester, warga lainnya, mengatakan bahwa kebijakan new normal di Kutim bisa diterapkan selama masyarakat bisa mematuhi protokol kesehatan tentang covid-19 dengan memakai masker, physical distancing, mencuci tangan dan berjaga jarak.

Baca juga: Kasus Baru Corona di Dunia Meningkat Tajam, Dampak New Normal yang Diterapkan di Banyak Negara?

Ia berharap dengan diterapkannya new normal saat ini bisa memulihkan perekonomian warga khususnya kelas menengah.

"New normal di Sangatta menurut saya bisa saja ditetapkan selama masyarakat bisa mematuhi protokol kesehatan karena kita tahu banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan apabila berdiam diri di rumah semakin lama akan membuat masyarakat semakin menderita khususnya masyarakat kelas bawah," ujar Ester. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved