Virus Corona

Risma Bersiap Susul Cara Anies Baswedan Setelah Khofifah Tak Perpanjang PSBB Surabaya

Tri Rismaharini alias Risma bersiap susul cara Anies Baswedan terapkan transisi new normal setelah Khofifah tak perpanjang PSBB Surabaya

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Kolase TribunKaltim.co / TribunJatim dan infocovid19.jatimprov.go.id
Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma 

TRIBUNKALTIM.CO - Wali kota Tri Rismaharini alias Risma bersiap susul cara Anies Baswedan terapkan transisi new normal setelah Khofifah tak perpanjang PSBB Surabaya.

Penerapan PSBB Surabaya Raya resmi berakhir dan tak diperpanjang Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Menanggapi kebijakan tersebut, Risma masih harus mengerjakan pekerjaan rumah di Surabaya lantaran kasus covid-19 di wilayahnya belum melandai.

Berakhirnya PSBB Surabaya tak berarti warga menjalani fase kehidupan normal.

Live Streaming ILC TV One Karni Ilyas Bahas New Normal, Anies Baswedan, Risma, Jusuf Kalla Tampil

Khofifah Ungkap Surabaya Raya Kini Lebih Berbahaya Dibanding Jakarta, Datanya, Begini Janji Risma

Setelah Khofifah Tak Perpanjang PSBB Surabaya & Gresik, Heboh Aksi Jemput Paksa Jenazah PDP Covid-19

Saat ini Risma tengah menuntaskan persiapan transisi new normal di Surabaya.

Seperti diketahui penerapan transisi menuju new normal lebih dulu diterapkan Anies Baswedan di Jakarta.

Adapun Risma memperispkan Peraturan Wali Kota (Perwali) untuk penerapan transisi menuju New Normal di Surabaya.

Perwali itu nantinya bakal memuat secara detil terkait aturan-aturan pasca berakhirnya PSBB di Surabaya.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan pembahasan terkait itu.

"Ini sedang kita bahas," ungkap Irvan, Selasa (9/8/2020).

Sementara itu, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan dalam rapat pembahasan itu dirinya menyampaikan agar protokol kesehatan menjadi kunci yang menjembatani antara kepentingan mengakhiri pandemi dengan keinginan warga yang sebelumnya menginginkan agar PSBB diakhiri.

"Saran saya ke pemkot agar memfasilitasi itu dengan protokol kesehatan," ungkapnya.

Sore nanti, kabarnya Pemkot Surabaya juga bakal melakukan pembahasan Perwali tersebut dengan Pemprov Jatim.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat ditemui usai rapat di Grahadi Senin (8/6/2020) kemarin malam mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan draft terkait Peraturan Wali Kota tersebut.

"Ini sudah kita siapkan draftnya, nanti ini dibahas," kata Risma saat ditemui di kediamannya.

Akhirnya Khofifah Kabulkan Permintaan Risma, PSBB Surabaya Tak Diperpanjang, Susul Anies Baswedan

Perwali itu akan menjadi acuan lengkap.

Pasalnya, Risma menyebutkan banyak hal yang akan diatur secara menyeluruh.

Dari mulai sektor usaha, hingga tempat terkecil sekalipun misalnya tempat makan bakal diatur secara jelas dan tegas. Protokol kesehatan bakal mengatur hal itu secara lengkap.

Menurut Risma, dengan berakhirnya masa PSBB ini, warga telah diberikan kepercayaan untuk menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.

Warga diminta untuk menjaga kepercayaan itu dengan terus disiplin menjalankan protokol.

Meski tidak lagi PSBB bukan berarti warga dapat lepas dari protokol kesehatan.

Selama pandemi covid-19 ini belum usai, protokol kesehatan tetap mutlak harus dilakukan secara disiplin oleh masing-masing orang.

Surabaya Lebih Berbahaya dari Jakarta

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan angka penuluran Virus Corona atau covid-19 di Surabaya Raya (Kota Surabaya, Sidoarjo dan Gresik) sebenarnya masih tinggi, bahkan lebih berbahaya dari DKI Jakarta.

Namun, Khofifah mengakhiri Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) Surabaya karena permintaan ketiga kepala daerah.

Ketiga kepala daerah di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik juga telah berjanji akan menerapkan protokal kesehatan lebih ketat meskipun PSBB sudah berakhir.

Khofifah menjelaskan bahwa sejak awal penerapan PSBB sudah disepakati Pemerintah Daerah Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya.

"Pada dasarnya, semua bersifat bottom up," jelas Khofifah dalam tayangan Kompas TV, Senin (8/6/2020).

Dalam setiap perpanjangan PSBB, Khofifah menyebutkan hal tersebut adalah keputusan pemda setempat.

"Pada perpanjangan pertama, PSBB tahap kedua, yang mengumumkan itu sendiri sudah perwakilan kabupaten kota," paparnya.

"Ketika PSBB tahap ketiga perpanjangan tahap kedua dimulai 26 Mei-8 Juni, yang mengumumkan juga adalah mereka bertiga," lanjut Khofifah.

Khofifah Beber Wilayah Risma Lebih Parah dari Daerah Anies, Ungkap Alasan Akhiri PSBB Surabaya Raya

Pada akhir PSBB tahap ketiga, Khofifah menyebutkan telah melakukan evaluasi dan rapat untuk memutuskan apakah PSBB harus dilanjutkan ke tahap berikutnya atau tidak.

Dalam rapat tersebut, dr Windhu Purnomo sebagai pakar epidemiologi Unair menjelaskan kondisi saat ini belum aman untuk mencabut PSBB.

"Kita mengundang perwakilan kabupaten dan kota. Kemudian dr Windhu yang mengomandani Tim Epidemiologi FKM Unair menjelaskan bahwa sesungguhnya Surabaya belum aman, Gresik belum aman, Sidoarjo belum aman," jelasnya.

Ia menyinggung kondisi di ketiga wilayah tersebut bahkan lebih parah daripada DKI Jakarta yang kurvanya sudah mulai melandai.

"Sebaiknya bersabar dulu, dengan data misalnya attack rate-nya masih 94,1.

Bahkan lebih tinggi dari Jakarta hari ini," ungkap Khofifah.

Meskipun begitu, Khofifah menyinggung angka transmisi di Surabaya sudah cukup membaik dan menjadi optimisme bersama.

"Kemudian ada optimisme, memang. Artinya rate of transmission-nya Surabaya 1,0," jelas Khofifah.

"Optimisme ini sesungguhnya bisa menjadi pendorong upaya pendisiplinan yang lebih ketat," tambahnya.

Ia memaparkan transmission rate di Gresik sempat mencapai angka 0,3.

Melihat angka tersebut, Khofifah menyebutkan Pemda Gresik sempat optimis dapat mulai memasuki new normal.

"Mereka pada tanggal 21-26 Mei, selama 6 hari itu sudah di bawah 1," jelas Khofifah.

"Waktu itu kita berharap kalau sudah di bawah 1, sesungguhnya sudah siap untuk memasuki new normal," lanjutnya.

Meskipun begitu, setelah lebaran angka kasus baru kembali naik.

"Tetapi pascalebaran, di tiga daerah ini mengalami kenaikan. Itu yang menjadikan rate of transmission naik, angka-angka juga naik," kata Khofifah.

"Tapi pakar Epidemiologi tadi kembali menjelaskan bahwa ini belum aman," tambahnya.

(*)

IKUTI >> Update Virus Corona

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Surabaya Bakal Masuk Transisi New Normal Pasca PSBB Berakhir, Pemkot Matangkan Perwali, https://surabaya.tribunnews.com/2020/06/09/surabaya-bakal-masuk-transisi-new-normal-pasca-psbb-berakhir-pemkot-matangkan-perwali.
Penulis: Yusron Naufal Putra
Editor: Cak Sur
dan
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Khofifah Ungkap Surabaya Kini Lebih Berbahaya dari Jakarta, Ini Alasan PSBB Surabaya Berakhir, https://surabaya.tribunnews.com/2020/06/09/khofifah-ungkap-surabaya-kini-lebih-berbahaya-dari-jakarta-ini-alasan-psbb-surabaya-berakhir?page=all.
Penulis: Yusron Naufal Putra
Editor: Tri Mulyono
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved