Virus Corona

Setelah Khofifah Tak Perpanjang PSBB Surabaya & Gresik, Heboh Aksi Jemput Paksa Jenazah PDP Covid-19

Setelah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tak memperpanjang PSBB, massa jemput paksa jenazah PDP covid-19 Virus Corona di Gresik & Surabaya

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Kolase TribunKaltim.co / via Surya dan Istimewa
Massa jemput paksa jenazah PDP Virus Corona dari rumah sakit di Gresik dan Surabaya 

TRIBUNKALTIM.CO - Setelah Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa tak memperpanjang PSBB, kini heboh aksi jemput paksa jenazah PDP covid-19 Virus Corona di Gresik dan Surabaya.

Persoalan Virus Corona atau covid-19 belum selesai setelah Gubernur Jawa Timur Khofifah tak memperpanjang PSBB Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo.

Kini muncul hal lain yang menghebohkan publik lantaran marak aksi jemput paksa jenazxah PDP covid-19 dari rumah sakit di Jawa Timur.

Kasus ini terjadi di rumah sakit Surabaya dan Gresik belum lama ini.

Di Gresik, jenazah yang masuk kategori pasien dalam pemantauan (PDP) covid-19, dijemput paksa oleh massa hingga membuat pihak rumah sakit tak bisa berbuat banyak.

Khofifah Ungkap Surabaya Raya Kini Lebih Berbahaya Dibanding Jakarta, Datanya, Begini Janji Risma

Khofifah Beber Wilayah Risma Lebih Parah dari Daerah Anies, Ungkap Alasan Akhiri PSBB Surabaya Raya

Khofifah Turuti Permintaan Risma Akhiri PSBB Walau Kasus Corona di Surabaya Masih Tinggi

Padahal, seharusnya jenazah PDP covid-19 tersebut dimakamkan menggunakan protokol kesehatan.

Namun Keluarga meyakini jenazah tidak terpapar Virus Corona atau covid-19.

Lantas keluarga korban mendatangi rumah sakit Wali Songo di Kecamatan Balongpanggang.

Mereka membawa pulang dengan ambulance jenazah Rusmiani (51).

Melansir Surya, ada belasan keluarga dari Rusmiani yang datang ke RS Wali Songo, Gresik.

Heri, menantu Rusmiani menceritakan bahwa almarhum sudah lama menderita sakitm bukan covid-19.

Sudah beberapa hari harus opname di RS Wali Songo.

Dia tidak menjelaskan secara rinci penyakit apa yang diderita ibu mertuanya itu.

"Mertua saya sakit karena kekurangan HB, tidak ada hubungannya dengan Virus Corona," kata Heri sambil tergesa-gesa.

Akhirnya Khofifah Kabulkan Permintaan Risma, PSBB Surabaya Tak Diperpanjang, Susul Anies Baswedan

Diketahui, mertuanya itu sudah tiga hari opname, kemudian pulang. Setelah itu kondisinya memburuk.

Fisiknya lemah dan keluarga membawa almarhum ke Rumah Sakit pukul 00.00 Wib.

Tiga jam menjalani perawatan, Rusmiani menghembuskan nafas terakhir.

"Mertua saya tidak corona. Tidak ada, mertua saya bertemu orang yang ODP apalagi positif Virus Corona," tegas Heri.

Dikatakannya, jenazah Rusmiani yang merupakan warga dusun Pacuh, Desa Pacuh, Kecamatan Balongpanggang akan dimakamkan di desa setempat.

Tanpa standar covid-19 karena memang tidak ada hubungannya dengan virus asal Tiongkok itu.

"Kami membuat surat pernyataan bahwa almarhum bebas dari covid-19 karena tidak punya riwayat bersentuhan dengan orang atau klaster yang rawan covid-19.

Mertua saya bukan PDP," pungkasnya.

Tidak bisa berbuat banyak

Sebenarnya, pihak rumah sakit sudah berkoordinasi dengan muspika serta dinas kesehatan.

Kepala Puskesmas Balongpanggang, dr Eko Hariyanto menyebut pihak rumah sakit tidak dapat berbuat banyak.

"Keluarga datang dengan massa yang banyak. Kami sudah berusaha menghalangi supaya jenazah dapat dimakamkan dengan protokol kesehatan covid-19.

Namun keluarga dan massa memaksa. Jadi apa boleh buat," kata dia.

Eko menjelaskan, pihak rumah sakit tidak berani mengambil tindakan untuk langsung menerapkan protokol pemakaman covid-19 karena tidak mendapat izin dari keluarga.

Harusnya dimakamkan secara protokol covid-19

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, Saifudin Ghozali menyatakan almarhum datang ke Rumah Sakit dengan kondisi yang lemah.

"Status almarhum PDP, harus dimakamkan dengan standar covid-19,"

"Status almarhum adalah PDP, jadi harusnya dimakamkan dengan protokol covid-19." terangnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Camat Balongpanggang, Jusuf Anshori, bahwa pihaknya akan menggelar rapid tes di Desa Pacuh setelah kejadian ini.

"Dari Dinkes, melalui kepala puskesmas juga akan melakukan tracing warga yang melakukan kontak.

Secepatnya akan kami lakukan rapid test bertahap di desa Pacuh," tegasnya.

PSBB Surabaya Berakhir, Risma Ajak Warganya Jaga Kepercayaan Khofifah, Kerjakan Imbauan Utama Jokowi

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Muspika setempat.

Bahkan pihaknya meminta Kapolsek untik mencari siapa yang menerbitkan surat pernyataan itu.

"Ini sudah jelas melanggar, kita cari siapa yang membuat surat pernyataan. Dia yang jarus tanggungjawabkan," tutur Jusuf.

Menurutnya kendati PSBB ketiga telah berakhir bukan berarti bisa seenaknya.

"Harus tetap protokol kesehatan ini jelas-jelas melanggar," tegasnya.

Pihaknya meminta agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Jenazah Rusmiani kini telah dimakamkan tidak dengan protokol covid-19 di pemakaman umum desa setempat.

Kasus di Surabaya viral

Sebelumnya, sebuah potongan video viral menunjukkan warga Pegirian, Kecamaan Semampir, Kota Surabaya, Jawa Timur membawa Jenazah covid-19 pulang.

Kabar tersebut dubenarkan oleh Camat Semampur, Siti Hindun Robba Humaidiyah. Menurutnya, hal itu terjadi pada Kamis, (4/6/2020).

Jenazah pasien covid-19 itu didorong beserta kasurnya.

Sebelumnya, informasinya, hal itu terjadi di salah satu rumah sakit di Surabaya, dan melibatkan warga di kawasan Pegirian, Semampir Surabaya.

Keluarga sang pasien memaksa membawa pulang meskipun dinyatakan covid-19.

Keluarga membawa paksa lantaran meyakini pasien yang meninggal tersebut bukan karena Virus Corona.

"Memang itu warga Pegirian, mereka menganggap itu bukan covid-19, padahal hasil swabnya itu positif," kata Hindun.

Akhirnya Khofifah Kabulkan Permintaan Risma, PSBB Surabaya Tak Diperpanjang, Susul Anies Baswedan

Setelah sempat dibawa pulang, jajaran Muspika dan Puskesmas dan tokoh setempat, melakukan mediasi keluarga tersebut agar mau dimakamkan sesuai dengan prosedur dan protokol covid-19.

Akhirnya, keluarganya berkenan hingga dimakamkan di salah satu pemakaman di Surabaya.

"Keluarganya ternyata mencopot kotaknya (peti) itu, terus dimasukkan ke liang lahat," ungkap dia menambahkan.

Sehingga untuk mengantisipasi penularan, keluarganya pun dilakukan rapid test.

Tes cepat itu ternyata hasilnya menunjukkan negatif, namun meski begitu isolasi mandiri tetap harus dilakukan.

"Hasilnya non reaktif, tapi tetap mereka harus isolasi mandiri," ungkapnya.

(*)

IKUTI >> Update Virus Corona

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Massa Jemput Paksa Jenazah PDP di Gresik dari RS, di Surabaya Jenazah COVID-19 Dibawa Sama Kasurnya, https://surabaya.tribunnews.com/2020/06/09/massa-jemput-paksa-jenazah-pdp-di-gresik-dari-rs-di-surabaya-jenazah-covid-19-dibawa-sama-kasurnya?page=all.
Penulis: Willy Abraham
Editor: Iksan Fauzi
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved