Kepala Sekolah Kampung Atas Laut Bontang Sebut Guru Hanya 1 di SDN 016 Tihi-Tihi
Kepala sekolah Kampung Atas Laut Bontang sebut guru hanya satu di SDN 016 Tihi-Tihi yang mengajar.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,BONTANG -Kepala sekolah Kampung Atas Laut Bontang sebut guru hanya satu di SDN 016 Tihi-Tihi yang mengajar.
Kepala SDN 016 Tihi-Tihi, Eka Wahyuni mendapat kesempatan langsung berbicara dengan Walikota Bontang, Neni Moerniaeni lewat telekonferensi video, Rabu (10/6/2020) di Comand Center Bontang, Kalimantan Timur.
Untuk diketahui, Tihi-Tihi adalah permukiman di atas laut yang terletak di Kelurahan Bontang Lestari, Bontang Selatan, Kalimantan Timur.
Ada 2 persoalan terkait pendidikan yang disampaikan Eka kepada Walikota Neni. Pertama persoalan jaringan internet yang belum ada di sekolah tersebut.
"Pembelajaran jarak jauh, bagi kami kesulitan. Sekolah kami kemarin koordinasi dengan Diskominfo, pasang WiFi seperti di Selangan. Tapi saat mau dipasang ada sedikit masalah, belum bisa dipasangkan," bebernya.
Pihak Diskominfo berjanji pemasangan WiFi dilakukan apabila pandemi Virus Corona atau covid-19 selesai.
Baca Juga
Daerah di Jawa Ini akan Buka Sekolah Tatap Muka, Begini Cara Agar Siswa Tak Terinfeksi Virus Corona
Cara Buat Akun SSCASN Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2020, Sudah Ada Ribuan, Buruan Waktu Terbatas!
Daya Tampung Sekolah Negeri 62 Persen, Kadisdikbud Balikpapan Yakinkan Swasta Siap Tampung
"Kita tak tahu kapan berakhir. Di sekolah kami belum ada wifi. Ada wifi untuk warga Tihi-Tihi tapi kapasitasnya terbatas," ungkapnya.
Permasalahan kedua, ada pada tenaga pendidik yang hanya 1 orang tinggal di permukiman atas laut tersebut.
"Guru di Tihi-Tihi hanya ada 1 orang saja selebihnya di darat semua. Kami tak bisa seperti di Selangan, guru mayoritas ada di sana," tuturnya.
Diketahui, jumlah murid di sekolah berjumlah 51 orang, terdiri dari kelas I (10), kelas II (4), kelas III (14), kelas IV (9), kelas V (5) dan kelas VI (9). Jumlah ruang belajar sebanyak 6 tempat.
"Cuma 1 guru saja. Jumlah murid 51 orang. Guru di Tihi-Tihi keseulitan untuk menghandle semua," keluhnya.
Menanggapi aspirasi tersebut, Walikota Bontang Neni Moerniaeni mengatakan dalam waktu dekat akan melakukan tinjauan ke lapangan. Pemerintah komitmen menyelesaikan persoalan pendidikan di kawasan terluar Kota Bontang.
Neni pum menambahkan seharusnya, bila tak ada covid-19 di Tihi-Tihi serta pulau terluar lainnya bakal dibangun perpustakaan. Namun dengan adanya relokasi anggaran untuk penanganan covid-19 di Bontang, hal itu urung terlaksana.
Baca Juga
Pelaksanaan PPDB SMA SMK di Kabupaten Paser Mundur 10 Hari, Sekolah Merasa Tidak Was-was Lagi
Beda dengan Indonesia, Filipina Lebih Tegas Soal Kapan Sekolah Dibuka saat Pandemi Covid-19
Tetangga Indonesia Ini Tak Buka Sekolah Sampai Ada Vaksin Virus Corona, Patuh Arahan Rodrigo Duterte
"Seharusnya kalau tak ada covid-19 kita sudah bikin perpusatakaan di Selangan dan Tihi-Tihi, tapi karena ada covid-19, nggak tahu lagi nih, kayaknya dicoret-coretin sama TAPD," ujarnya.
Walikota ingin perpustakaan jadi tempat yang nyaman warga Tihi-Tihi berwisata pengetahuan. Bukan sekadar perpustakaan yang berisi buku bacaan, namun desain tempat yang baik dan menarik.
"Padahal Bunda ingin setiap ruang belajar di pulau (terluar) tak kalah cantiknya dengan sekolah di darat. Perpustakaan seperti Perpustakaan Daerah, mulai dari tempat baca, pojokan, tempat duduk dan sebagainya," tuturnya dalan video konferensi di ruang Comand Center Kota Bontang. (Tribunkaltim.co/Bontang)