Virus Corona

Risma Buka-bukaan di ILC Jelaskan Tak Tiru Cara Anies Baswedan soal PSBB Transisi di Surabaya

Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma buka-bukaan kepada bos ILC Karni Ilyas, tak terapkan cara Anies Baswedan soal PSBB transisi

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Kolase TribunKaltim.co / infocovid19.jatimprov.go.id dan Kompas.com
Risma Buka-bukaan di ILC Jelaskan Tak Gunakan Cara Anies Baswedan soal PSBB Transisi di Surabaya 

TRIBUNKALTIM.CO - Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma buka-bukaan kepada bos ILC Karni Ilyas, tak terapkan cara Anies Baswedan soal PSBB transisi.

Cara wali kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma yang meminta PSBB di wilayahnya tak dilanjutkan, mendapat sorotan dari Presiden ILC, Karni Ilyas.

Bahkan Karni Ilyas sempat heran dengan Risma yang tak meniru cara Anies Baswedan mengendalikan covid-19 di Jakarta dengan terlebih dulu menerapkan PSBB transisi.

Berbeda dengan Anies Baswedan, Risma meminta kepada Gubernur Jawa Timur agar PSBB tak dilanjutkan.

Blak-blakan di ILC, Karni Ilyas Singgung Zona Merah Surabaya, Risma Tak Peduli Warna, Fokus ke Warga

Bos ILC Karni Ilyas Dibuat Bingung Anies Baswedan Soal PSBB Transisi, Ini Reaksi Gubernur Jakarta

Bahas New Normal di ILC, Effendi Gazali Sebut Anies Baswedan Tak Ingin Terkesan Melawan Pusat

Khofifah Ungkap Surabaya Raya Kini Lebih Berbahaya Dibanding Jakarta, Datanya, Begini Janji Risma

Padahal, saat ini diketahui Surabaya menjadi pusat penyebaran Virus Corona dengan status yang masih merah pekat.

Hal tersebut disampaikan Risma ketika melakukan sambungan video dengan acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (9/6/2020).

Mulanya Presenter Karni Ilyas menyinggung soal keinginan Risma mencabut PSBB di tengah penyebaran Virus Corona yang masih tinggi.

Mengapa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak ingin meniru Pemberintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan PSBB transisi.

"Ada pertanyaan saya dengan angka relatif tinggi Surabaya khususnya, mungkin Jawa Timur umumnya saya dengar itu Ibu sudah kepengen PSBB diangkat saja."

"Tanpa transisi seperti Jakarta maka tanpa masuk transisi seperti Jakarta, langsung saja, diangkat habis?" tanya Karni Ilyas.

Risma menjelaskan pihaknya memilih PSBB dicabut lantaran sudah mengetahui pasiennya covid-19-nya sehingga langsung dilakukan tindakan isolasi.

"Jadi yang pertama kami sudah tahu pasien itu, kami tahu detail pasien itu dan kemudian kami langsung lakukan isolasi itu yang pertama," ungkap Risma.

Sempat Disebut Khofifah Lebih Bahaya dari Jakarta, Pasien Sembuh Covid-19 di Surabaya Nyaris 1.000

Lalu, Risma mengatakan dirinya juga memperhatikan sektor ekonomi.

Ia membayangkan dirinya warga kurang mampu yang kena PHK namun harus menghidupi keluarga.

"Yang kedua ada sektor-sektor tertentu yang enggak bisa hidup sekarang saya tanya kepada seluruh pemeriksa"

"Kalau saya kepala keluarga, saya kemudian dapat bantuan sembako dari pemerintah kota, saya terkena PHK," ujar dia.

Ia membayangkan bisakah hidup dengan bantuan sembako yang terbatas.

"'Saya dapat bantuan sembako, taruhlah 10 kg beras dan kemudian tidak bisa bekerja, kemudian punya dua anak atau tiga anak'."

"Bisakah kira-kira kita hidup, sedangkan kemarin saat dia bekerja itu pendapatannya itu bisa dimakan untuk sehari," ujar dia.

Setelah Khofifah Tak Perpanjang PSBB Surabaya & Gresik, Heboh Aksi Jemput Paksa Jenazah PDP Covid-19

Risma juga menanyakan bisakah mereka bertahan hidup apalagi tidak semua orang bisa memiliki uang tabungan.

"Dia enggak ada potensi untuk nabung, dia tidak ada potensi, mungkin dia bisa nabung emas, tapi enggak bisa jual karena tidak ada toko yang buka, toko emas," ungkapnya.

Meski demikian, wali kota berusia 58 tahun ini menegaskan akan memperketat disiplin kesehatan di wilayahnya.

"Jadi karena itu yang kita lakukan adalah kami membuat protokol-protokol yang sangat ketat, jadi semua kita semua staf saya sebar."

"Untuk memantau ini laporannya ada semua bagaimana di pertokoan, bagaimana di mal, bagaimana di pasar," ucapnya.

Lihat videonya mulai menit ke-14.08:

Tak Peduli dengan Status Merah Pekat

Pada kesempatan yang sama, Risma mengaku tidak peduli dengan status darurat yang dilekatkan pada wilayahnya.

Seperti diketahui, Surabaya menjadi zona merah pekat dalam wabah Virus Corona (covid-19) dengan total kasus positif 3.439 per Selasa (9/6/2020).

Risma mengaku lebih memedulikan kesehatan warga daripada status tersebut.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat dihubungi dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne, Selasa (9/6/2020).

Awalnya, presenter Karni Ilyas menyinggung status zona merah pada Kota Surabaya.

"Bagaimana Bu Risma melihat fenomena yang terjadi di kota Bu Risma? Yang katanya zona merah ini apa penyebabnya?" tanya Karni Ilyas.

Risma menyebutkan tidak begitu memerhatikan status warna pada zona.

"Terus terang saya tidak memerhatikan zona itu merah, biru, kuning, atau putih," jelas Tri Rismaharini.

Ia mengaku lebih memerhatikan kesehatan masyarakatnya.

Hal yang menjadi perhatian utama Risma adalah adanya orang tanpa gejala (OTG) yang sudah terinfeksi dan dapat menularkan virus.

"Yang saya perhatikan adalah warga saya yang sakit atau warga saya yang sebetulnya carrier (pembawa) tapi ada di luar karena dia tanpa gejala," papar Risma.

Risma mengkhawatirkan banyaknya OTG yang tidak menyadari kondisinya dan dapat menjadi penular.

"Tidak ada satu pun yang tahu dia pembawa atau carrier penyakit itu," ungkap Risma.

Maka dari itu, Risma berusaha melakukan tracing atau pelacakan tempat-tempat yang pernah dikunjungi pasien.

"Jadi karena itu hari demi hari saya melototin data pasien dan kemudian posisinya pasien ada di mana," papar Risma.

Setelah itu, Risma melakukan pemetaan kondisi tempat tinggal pasien tersebut.

Ia menyebutkan dalam tiap kondisi lingkungan pasti penanganannya berbeda.

"Kemudian saya melakukan pemetaan karena saya lihat saya harus tahu kondisi kampung itu seperti apa," jelasnya.

"Misalkan dia tinggal di apartemen, kondisi apartemennya seperti apa. Kalau di rumah susun saya harus melakukan apa," tambah Wali Kota Surabaya ini.

Tidak hanya itu, Risma juga melakukan tracing di tempat-tempat yang mungkin dikunjungi pasien.

Dalam tempat tersebut kemungkinan ada orang yang pernah berinteraksi langsung dengan pasien.

"Kalau dia bekerja di toko dengan pegawai-pegawai saya harus apa. Kalau dia di pasar saya harus apa," kata Risma.

"Setelah itu saya melihat peta. Dari peta itu saya sampaikan ini harus dites karena ada kemungkinan ini dia pergi ke sini, pergi ke sana," lanjutnya.

Risma menyebutkan pelacakan tersebut menjadi konsentrasi utamanya dalam menangani kasus covid-19 di Surabaya.

"Saya harus benar-benar tracing. Jadi konsentrasi saya day to day itu," tegas Risma.

(TribunWow.com/Mariah Gipty/Brigitta Winasis)

(*)

IKUTI >> Update Virus Corona

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Reaksi Risma saat Ditanya Kenapa Tak Ingin Tiru Anies soal PSBB Transisi: Kami Sudah Tau Pasien Itu, https://wow.tribunnews.com/2020/06/10/reaksi-risma-saat-ditanya-kenapa-tak-ingin-tiru-anies-soal-psbb-transisi-kami-sudah-tau-pasien-itu?page=all.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved