Virus Corona
Bukan dari Wuhan, Penelitian China Justru Temukan Virus Corona Berasal dari Asia Tenggara
Berdasarkan penelitian awal covid-19 bermula dari Wuhan sebelum menyebar ke seluruh dunia.
TRIBUNKALTIM.CO - Pandemi virus Corona kini menyebar di hampir seluruh negara-negara di dunia.
Berdasarkan penelitian awal covid-19 bermula dari Wuhan sebelum menyebar ke seluruh dunia.
Namun penelitian ahli virus di China justru menumukan virus Corona berasal dari negara Asia Tenggara
Media dan hasil penelitian virologi di China menyebut virus corona atau Covid-19 berasal dari luar China.
Seperti ramai dikabarkan virus corona pertama kali muncul di Wuhan, China.
Sementara justru prediksi ahli-ahli virus itu menuju pada negara-negara di Asia Tenggara sebagai asal muasal virus.
• Anak Buah Megawati di PDIP Skakmat PLN Soal Tagihan Listrik, Sindir Sekolah Libur dan Drama Korea
• Kabar Terbaru Penelitian Oxford, Obat Alergi dan Radang di Indonesia Ini Ampuh Sembuhkan Covid-19
Lalu dalam penelitian itu juga menyertakan sejumlah hewan-hewan untuk diteliti lebih jauh.
Dalam artikel Global Times, dituliskan bahwa Covid-19 mungkin berasal dari suatu tempat di luar China, seperti halnya negara-negara Asia Tenggara.
Mothership.sg memberitakan, media hawkish memperbarui kabar setelah mengutip penelitian oleh tim yang dipimpin oleh ahli virologi Cina Shi Zhengli dari Institut Virologi Wuhan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa genom lengkap dari virus adalah 96 persen mirip dengan urutan virus yang dilaporkan dari kelelawar tapal kuda.
Sebelum pada urutan terkait erat juga diidentifikasi dalam trenggiling Malaya.
Artikel itu kemudian mengatakan bahwa oleh karena itu kemungkinan tidak dapat disangkal bahwa coronavirus baru mungkin berasal dari luar China, seperti negara-negara Asia Tenggara.
Hasil pnlitian juga mengatakan bahwa kelelawar tapal kuda juga tinggal di negara-negara Asia Tenggara.
Adapun sumber wabah Covid-19 di Beijing kemungkinan berasal dari Eropa, menimbulkan "keraguan" tentang asal-usul wabah Wuhan.
Sebelum mengabarkan, artikel tersebut mengutip "bukti" dari investigasi awal yang menunjukkan sumber infeksi pada titik wabah Covid-19 baru Beijing adalah Eropa.
• Alasan Gubernur Sultra Melunak Izinkan 500 TKA China Masuk Terkuak, Singgung Bangkit dari Covid-19
Penemuan itu kemudian menimbulkan keraguan baru tentang asal-usul epidemi Covid-19.
Global Times kemudian mengutip "netizens dan pakar" yang berspekulasi wabah yang terjadi di pasar Huanan Seafood Wuhan juga mungkin terkait dengan makanan atau hewan impor.
Ia menulis: "Beberapa ahli yang dijangkau oleh Global Times pada hari Senin juga mengatakan bahwa kemungkinan itu tidak dapat dikesampingkan."
Beijing Lockdown
Masih dari laman yang sama, Beijing memberlakukan kuncian lagi.
Sebelumnya, sumber Covid-19 yang ditemukan di pasar Xinfadi di Beijing ditemukan pada talenan salmon impor.
Ibukota Cina ini telah melaporkan 100 kasus baru, memicu kekhawatiran gelombang infeksi baru.
Setelah tiga orang dipastikan terinfeksi virus, kota tersebut dikunci setelah menghabiskan 56 hari bebas dari Covid-19.
Menurut The Guardian, lebih banyak lingkungan yang dikunci pada Selasa, 16 Juni, dan pos pemeriksaan keamanan didirikan di kompleks perumahan.
Orang berisiko tinggi, seperti kontak dekat mereka yang dites positif terkena virus, tidak bisa lagi meninggalkan kota.
Pihak berwenang Beijing menggambarkan wabah baru itu berstatus sangat parah.
Wu Zunyou, kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, mengatakan kepada cabang bahasa Inggris dari penyiar negara Cina CGTN bahwa jenis virus yang baru ditemukan adalah "jenis epidemi utama di negara-negara Eropa".
"Jadi itu dari luar China yang dibawa ke Beijing," katanya.
• Kabar Gembira! Indonesia Telah Temukan Obat Corona, Rupanya Bahan Banyak di Pasaran & Terdaftar BPOM
Sudah 2 Bulan Tenang Nihil Kasus Corona, Situasi China Kini Kembali Heboh
Setelah hampir 2 bulan tenang dan tak ada kasus virus Corona atau covid-19, situasi di China kembali heboh.
Pihak berwenang di Beijing menggambarkan bahwa kondisi wabah virus Corona atau covid-19 di sana "sangat parah" dengan munculnya lusinan kasus baru.
Sebelumnya, Beijing tidak melaporkan adanya kasus baru selama 56 hari berturut turut hingga sebuah klaster baru diidentifikasi, Kamis (11/6/2020).
Pada hari Sabtu (13/6/2020), Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) pun mengeluarkan pernyataan yang menyebut bahwa seluruh kasus baru yang diidentifikasi telah diisolasi dan tengah dirawat.
Direktur Eksekutif Program Darurat WHO, Dr Mike Ryan mengatakan, penting mencari faktor-faktor risiko spesifik, situasi, perilaku, dan konteks, dimana penularan telah terjadi di klaster-klaster tersebut, untuk mencegah terjadinya wabah yang lebih luas.
Mengutip CNBC, (15/6/2020), Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO, Dr Maria Van Kerkhove mendesak kewenangan kesehatan untuk tetap waspada dengan banyaknya negara yang menghadapi kemunculan kasus-kasus baru virus Corona.
"Seluruh negara harus tetap siap. Jadi, sangat penting bagi negara-negara untuk memiliki sistem yang dapat mengidentifikasi kasus terduga dengan cepat dan melakukan pemeriksaan," kata Verkhove.
• Lampu Hijau Luhut Pandjaitan ke Anies Baswedan dan Ridwan Kamil Beri Sanksi ke Perusahaan Saat PSBB
• Mantan Panglima TNI Angkat Suara Soal Bentrok Prajurit vs Polisi, Sesalkan Opini TNI Tak Profesional
Pihaknya meminta negara-negara untuk memastikan tes, isolasi, penelusuran kontak, dan karantina agar kemunculan kasus-kasus baru dapat dikendalikan dengan cepat.
"Semua negara harus bersiap dengan episenter itu dan mencegah kemungkinan menjadi tempat selanjutnya bagi kasus-kasus baru untuk muncul," tambahnya.
IKUTI >>> Update virus Corona
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Saat Negaranya Dituduh Asal Muasal Covid-19, Penelitian China Sebut Asia Tenggara Penyebabnya, https://www.tribunnews.com/corona/2020/06/17/saat-negaranya-dituduh-asal-muasal-covid-19-penelitian-china-sebut-asia-tenggara-penyebabnya?page=all.