Kisah Pilu di Ruang ICU RSKD Balikpapan, Tenaga Medis Menangis Lihat Keluarga Pasien Covid-19

Pandemi covid-19 atau Corona terus merenggut nyawa sebagian orang. Bencana ini turut menjadi keprihatinan setiap manusia di dunia, termasuk Indonesia

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/CAHYO ADI WIDANANTO
Tim dokter melayani pasien covid-19 di ruang isolasi RSUD Kanujosos Djatiwibowo Balikpapan. 

"Waktu itu keluarganya hanya bisa mendoakannya dari HP saja, saya hadapkan HP itu ke CCTV. Mereka mendoakan orangtuanya, saya termenung lihat kondisi itu," sambungnya.

Tak dipungkiri, kesedihan yang mendalam itu juga masih harus dirasakan saat melihat keluarga pasien hanya bisa memantau perawatan jenazah keluargannya melalui CCTV.

"Kalau posisi sedang menurun atu sakaratul maut, tenaga medis yang berada didalam yang bisa mentaklimkan. Pada saat dikafani keluarga hanya bisa melihat dari CCTV saja," tuturnya.

Dijelaskan Rustina, semua prosesi perawatan jenazah sejatinya sama dengan tuntunan agama. Perlakuan yang membedakan hanyalah pada pasien covid-19 tak dimandikan melainkan ditayamumkan.

Selanjutnya, pasien covid-19 yang telah dinyatakan meninggal dilakukan perawatan oleh 2 orang dari Mortuari dan 1 orang perawat ICU.

Mereka mengkafankan, melapisi plastik, memasukkan jenazah kedalam peti tanpa menyisakkan sedikitpun barang yang dipakai almarhum, sesuai dengan Protokol covid-19.

Baca Juga: Masuk Mall Sambil Bawa Narkoba, Bandar Sabu di Balikpapan Diciduk Tim Opsnal Polsek

"Jadi tak ada yang tersisa, selimut atau sprei yang dipakai pun kita masukkan kedalam peti untuk mengganjal. Didalam peti juga kita langsung miringkan ke arah kiblat. Dan setiap lapisnya juga kita dekontaminasi lagi," jelasnya.

Setelah semua prosedur perawatan jenazah selesai, kini giliran waktunya menyolatkan. Peti jenazah yang berada di dalam ruang ICU itu pun disholatkan oleh petugas medis yang berjaga di dalam zona merah.

Adapun baru setelah itu, keluarga juga berkesempatan untuk menyolatkan jenazahnya ketika sudah berada diluar ruangan ICU.

Masker untuk penangkal dorplet covid-19.
Masker untuk penangkal dorplet covid-19. (canva/tribunkaltim)

Seperti yang dikisahkan dokter Ma'ruf, beberapa kali ia pun berkesempatan menjadi imam bagi keluarga pasien yang menyolatkan jenazah pasien covid-19.

Menurutnya menyolatkan jenazah sudah sebagai kewajiban sesama umat manusia. Dengan segala keterbatasan yang ada ia pun rela berpanas-panasan di aspal tepat berada di depan ambulance menjadi imam kala itu.

"Disamping ruang Mortuari itu, jenazah sudah berada di dalam ambulance, mereka keluarga bisa menyolatkan dari luar. Jadi memang sholat kami sholat diatas aspal, karena menyolatkan jenazah pasien covid-19 pun tak boleh jarak dekat," pungkasnya.

( TribunKaltim.co )

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved