Inilah Sosok PNS Pertama Indonesia, Pemilik NIP 010000001 Tahun 1940, Bukan Orang Sembarangan!
Inilah sosok PNS pertama Indonesia, pemilik NIP 010000001 tahun 1940, ternyata bukan orang sembarangan!
"Waktu itu Beliau wafat, saya masih menjadi kepala Biro Umum. Sehingga masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun janda itu kan mengumpulkan data-data, masuklah NIP (salinan kartu pegawai) ini (milik Sri Sultan Hamengkubuwono IX)," ujarnya.
Jatiningrat menjelaskan, kartu PNS milik Sri Sultan Hamengkubuwono IX tersebut diterbitkan oleh Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN).
Di kartu itu juga tertera tandatangan Kepala BAKN, A E Manihuruk di Jakarta 1-11-1974.
Lalu, di dalam kartu PNS tersebut tertulis Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjadi pegawai pada tahun 1940. Sri Sultan HB X mendapat NIP : 010000001.
"Waktu itu kita juga kaget, ternyata Ngarso Dalem itu NIP nya 010000001. Berarti inikan yang pertama," ujar dia.
Luar biasanya, lanjutnya, pengabdian Sri Sultan Hamengkubuwono IX dihitung sejak tahun 1940.
Ini seperti yang tertera dalam kartu PNS Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang tertulis menjadi pegawai sejak 1940. Padahal waktu itu Indonesia belum merdeka.
Pada tahun 1940, tepatnya tanggal 18 Maret, merupakan jumenengan (bertahta) Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Saat jumenengan itu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX berpidato dan berjanji akan mengabdikan diri kepada nusa dan bangsa.
• Masih Ditunda, TKB Penerimaan CPNS di Kota Balikpapan Tunggu Info Panselnas
• Kabar Terbaru Dua PNS Pingsan Tanpa Pakaian Dalam di Mobil, Sudah Sehat, Tapi Begini Nasib Kariernya
• Muncul Usul Semua yang Lulus Passing Grade Ikut SKB CPNS dan Tak Cuma 3 Besar, Kini Tergantung Pusat
• Ada Masuk Sampai 17.30, Shift Kerja PNS Akan Dibagi 2, Tjahjo Kumolo Beber di Daerah Mana Diterapkan
"Sejak semula Beliau itu memang pengabdiannya, bekerjanya, untuk memenuhi kebutuhan nusa dan bangsa," ujar dia.
KRT Jatiningrat lantas membacakan pidato Sri Sultan Hamengkubuwono IX saat jumenengan:
Sepenuhnya Saya menyadari bahwa tugas yang ada di pundak saya adalah sulit dan berat.
Terlebih-lebih karena ini menyangkut mempertemukan jiwa barat dan timur agar dapat bekerja sama dalam suasana harmonis, tanpa yang timur harus kehilangan kepribadianya.
Walaupun saya telah mengenyam pendidikan barat yang sebenarnya, tetapi pertama-tama saya adalah dan tetap adalah orang Jawa.
Maka selama tidak menghambat kemajuan adat akan tetap menduduki tempat yang utama dalam keraton yang kaya akan tradisi ini.