HP China Diboikot di India Pasca Bentrokan Tentara Dua Negara, Pasar Ponsel Ungkap Data Sebenarnya
Awal pekan ini bentrokan antara tentara India-China di Ladakh menimbulkan sentimen anti-China di India.
Dimana ketika itu pasukan China mulai bergerak di wilayah sengketa, Ladakh.
Saat itu bentrokan demi bentrokan antar tentara sudah seringkali terjadi.
Namun melihat fakta-fakta ini, tampaknya menggaungkan boikot produk China tidak semudah untuk dilakukan.
India Beber Prajurit China yang Tewas 2 Kali Lipat dari Tentara Mereka
Bentrok berdarah terjadi antara pasukan India dan China di perbatasan kedua negara.
China maupun India memerebutkan wilayah Lembah Galwan di Himalaya yang merupakan wilayah perbatasan.
Puluhan tentara dari kedua negara tewas dalam bentrok berdarah tanpa senjata api, tersebut.
Menteri India menyebut setidaknya 40 tentara China tewas dalam bentrokan dengan angkatan darat India di perbatasan kedua negara minggu lalu.
Sejauh ini China masih belum mengungkap apa-apa tentang jumlah prajuritnya yang menjadi korban dalam baku pukul yang terjadi di lembah Galwan, Himalaya Barat tersebut.
Dalam bentrokan tersebut, 20 tentara India tewas dan setidaknya 76 lainnya terluka.
"Jika 20 prajurit kami jadi martir, maka ada setidaknya dua kali lipat korban di sisi mereka (China)," ujar Menteri Perhubungan India, VK Singh, dalam wawancara di TV News24, seperti dilansir Reuters, Minggu (21/6/2020).
Singh, yang merupakan mantan Panglima militer India, tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung pernyataannya.
Dia mengatakan secara historis China tidak pernah mengakui adanya korba termasuk dalam konflik dengan India pada 1962.
Singh mengatakan India telah membebaskan pasukan China yang tersesat ke wilayah mereka setelah bentrokan tersebut.
Hal senada juga pernah dilaporkan kantor berita India ANI mengutip sumber terpercaya, bahwa lebih 40 pasukan China menjadi korban dalam baku hantam dengan pasukan Angkatan Darat India di lembah Galwan, Ladakh Timur pada Senin malam (15/6/2020).