Kisah Korban Kebakaran Bontang Lolos dari Maut, Dengar Bunyi Ledakan, Lari Hanya Pakai Celana Dalam

Ia tertegun. Namun suara ledakan yang diduga dari tabung gas menyadarkan dirinya. Kontan ia langsung membangunkan istri dan anaknya yang terlelap tidu

Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, MUHAMMAD FACHRI RAMADHANI
Margo (57) korban kebakaran di Kampung Jawa, Bontang Baru saat ditemui Tribunkaltim.co, Senin (22/6/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Masih teringat jelas di kepala Margo (57) bunyi ledakan keras yang membangunkan tidurnya, Minggu (21/6/2020) dini hari.

Saat itu ia tersentak bangun dari tidur lelapnya. Badannya penuh peluh. Dilapnya tubuh yang penuh keringat itu dengan kedua tangannya.

Merasa berada di situasi yang aneh, ia memutuskan untuk keluar rumah. Masih bertelanjang dada ia menuju pintu rumah. Bapak beranak 1 yang saat pintu terbuka hanya mengenakan celana dalam, sama sekali tak menyangka tepat di depan wajahnya api menari-nari melahap rumah tetangganya.

"Pagi kerja bikin pondasi, ngecor. Seharian. Capai sekali. Pulang ke rumah sekitar jam 10 malam. Gak lama langsung tidur. Tidur lelap sekali. Tiba-tiba terbangun. Dengar ledakan gak tahu dari mana," kenangnya.

Ia tertegun. Namun suara ledakan yang diduga dari tabung gas menyadarkan dirinya. Kontan ia langsung membangunkan istri dan anaknya yang terlelap tidur. Tanpa pikir panjang, mereka berlari menghindari kobaran api.

Baca juga; Pemkot Tarakan Ingatkan, Hasil Swab Petugas Kesehatan Belum Keluar, Protokol Kesehatan Ketat

Baca juga; Pakai Oreo Supreme, Kue Chef Arnold untuk Ultah Jokowi Harganya Fantastis 'Untuk Pamer dan Sombong'

"Api itu sudah full, bakar bangunan yang lain," ucapnya.

Tak terpikir harta benda lagi. Yang di kepalanya hanya bagaimana ia lolos dari maut. Mereka memutuskan lari lewat pintu belakang. Sebab akses keluar sudah tertutup oleh kobaran api.

Belakangan diketahui, tempa tinggalnya hanya memiliki 1 akses keluar yang berada di samping ruko tingkat 2 yang juga terbakar habis. Beruntung ada jalur alternatif, sehingga mereka bisa lolos dari kepungan api.

"Keluar pakai sempak saja. Sarung ketinggalan. Orang panik sudah, mau gimana lagi? Yang penting kita selamat," ungkapnya.

"Satu rupiah pun gak ada uang kita bawa. Baju ini saja dikasih orang-orang," sambungnya.

Tak hanya rumahnya yang habis dilalap api. Dua motor miliknya pun gosong terbakar, tak bisa terselamatkan. Belum lagi harta benda lainnya.

"Jangankan motor, telepon yang kecil saja gak ada pikiran lagi. Apalagi uang, pokoknya habis semua," tuturnya.

Sementara ini, Margo dengan keluarganya tinggal di rumah tetangga tak jauh dari rumahnya. Ia berharap perhatian pemerintah. "Kita minta bantuan pemerintah seikhlasnya saja," tuturnya.

Pemberitaan sebelumnya, kebakaran yang melanda di kawasan Kampung Jawa, Bontang Baru, memakan korban. Dua warga diketahui mengalami luka bakar akibat musibah yang terjadi Minggu (21/6/2020) 01.30 dini hari.

Diketahui korban bernama Slamet dan Lukman. Mereka terjebak saat kebakaran terjadi. Keduanya lelap tidur di rumah bangsal persis belakang bangunan ruko yang terbakar. Saat tersadar api sudah menyala di dinding rumah.

"Ada 2 korban terbakar, mereka terjebak. Slamet dan Lukman. Penguni di rumah bangsalan belakang ruko," ungkapnya.

Diketahui Slamet mengalami luka bakar 49 persen, sementara Lukman 54 persen. Keduanya berhasil lolos dari maut. Mereka berhasil keluar dari kobaran api. Pakaian dan tubuh mereka sempat terbakar. Kenekatan merekalah yang menyelematkan nyawa.

"Mereka langsung dilarikan ke Rumah Sakit Amalia ( Bontang )," ucapnya.

Lokasi kebakaran di permukiman padat penduduk membuat pemadam kebakaran kepayahan. "Kabel PLN rendah. Sangkut mobil kita. Jalan masuk sempit," ucapnya.

Baca juga; Ziarah ke Taman Makam Pahlawan di Samarinda dan Gelar Wayang Virtual dalam HUT ke 74 Polisi Militer

Baca juga; RSUD Kudungga Sangatta Kutim Rawat 15 Pasien Covid-19, Pelaku Perjalanan Monitoring 10539 Orang

Belum lagi pihaknya diketahui sempat bersitegang dengan warga yang panik saat kebakaran melanda. Warga mendesak petugas menyiram rumah warga, sementara listrik belum mati.

"Ada keributan. Masyarakat panik. Listrik belum padam minta disiram. Itu, kan penuh resiko. Kita ini manusia, juga. Apalagi saat bertugas begitu. Sempat tarikan selang dengan warga," ucapnya.

Ia juga menyanyangkan banyak warga yang berkumpul di lokasi kebakaran, hanya untuk mengabadikan gambar. Hal itu dianggap mengganggu kerja petugas Damkar.

Tak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut. Namun kerugian materil ditaksir Rp 200 juta. (Tribunkaltim.co/Fachri)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved