Virus Corona

Andai New Normal Diterapkan di Surabaya, Epidemiolog Sebut Wilayah Risma Bakal Hadapi Risiko Besar

Andai new normal diterapkan di Surabaya, Epidemiolog sebut wilayah Risma bakal hadapi risiko besar covid-19 Virus Corona.

Penulis: Cornel Dimas Satrio | Editor: Rafan Arif Dwinanto
Surya
Andai New Normal Diterapkan di Surabaya, Epidemiolog Sebut Wilayah Risma Bakal Hadapi Risiko Besar 

TRIBUNKALTIM.CO - Andai new normal diterapkan di Surabaya, Epidemiolog sebut wilayah Risma bakal hadapi risiko besar covid-19 Virus Corona.

Wali Kota Risma tela mempersiapkan Surabaya menuju fase new normal meski saat ini jumlah kasus covid-19 masih tinggi.

Lantas keraguan muncul dari Epidemiolog andai new normal benar-benar diterapkan di Surabaya.

Masa transisi menuju new normal pasca Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) di Surabaya Raya masih dianggap belum efektif untuk menekan penyebaran virus Corona ( covid-19 ).

Namun Risma tetap optimis new normal bakal berjalan baik di Surabaya.

Galak Seperti Risma, Kapolsek Perempuan Geram Pemuda Surabaya Pakai Narkoba, Dimarahi Habis-habisan

Heboh Jenazah Tertukar, Batal Dikubur dengan Protokol Covid-19, Keluarga Merasa Ada yang Janggal

Waspada Wilayah Risma, Attack Rate Virus Corona di Surabaya Meningkat Tajam Sejak PSBB Berakhir

Keraguan muncul dari Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo, yang menilai transisi new normal belum efektif bagi Surabaya meskipun, tetap memprioritaskan protokol kesehatan.

Menurut Pakar Epidemiologi ini, angka kematian di Jawa Timur, khususnya di Surabaya masih tinggi dibanding angka kematian skala nasional.

"Sehingga Surabaya masih berisiko tinggi apabila penduduknya masih nekat untuk kembali melakukan aktifitas," ujar Windhu dalam kajian bersama yang dihelat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya, Rabu siang (24/6/2020) mengutip Surya.

Windhu menambahkan, masa transisi menuju new normal pasca PSBB dianggap masih terlalu dini.

Walaupun, warga Surabaya kembali diperbolehkan beraktifitas dengan tetap memprioritaskan protokol kesehatan.

Sesuai data yang dirilis oleh tim gugus covid-19 pusat, angka kematian di Jawa Timur, khususnya di Surabaya masih terbilang tinggi. Yakni sekitar 7,8 persen.

Padahal dalam skala nasional, angka kematian hanya berkisar 5,7 persen atau angka globalnya sekitar 5 persen.

Ahli Epidemologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo.
Ahli Epidemologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo. (SURYA.CO.ID/Febrianto Ramadani)

Orang Dekat John Kei Beber Hal Lain Rencana Pembunuhan Nus Kei, Ini Perintah Godfather Jakarta

"Pemerintah dalam hal ini diharapkan mampu mengendalikan tingkat kepatuhan masyarakat, terlebih menyongsong new normal," imbuhnya.

Seperti halnya membuat aturan tegas melalui perwali tentang sanksi denda atau sanksi lainnya kepada para pelanggar.

Aturan seperti halnya wajib memakai masker, hingga menjaga protokol seperti menghindari kerumunan, physical distancing hingga social distancing.

"Dengan adanya aturan tegas dari pemerintah, diharapkan mampu menekan penyebaran covid-19.

Sehingga baru bisa dikatakan bahwa Jawa Timur, khususnya Surabaya masuk ke new normal yang sesungguhnya," pungkas Windhu.

Sebelumnya, Risma mengajak wargan Surabaya untuk jujur dan disiplin di tengah fase adaptasi new normal yang dilakukan wilayahnya.

Menurut Risma, dua sikap tersebut akan membantu masyarakat beradaptasi dengan hal-hal baru yang akan diterapkan Pemerintah Kota Surabaya di pasca-PSBB Kota Surabaya.

"Kalau kita menjaga diri kita, sebenarnya kita melindungi keluarga atau saudara kita yang kita sayangi. Jika masing-masing kita menjaga diri kita, sebetulnya kita menjaga dan melindungi saudara-saudara kita. Jadi kalau kita positif, jangan ragu untuk isolasi diri," kata Risma, Selasa (23/6/2020).

Hal itu dijelaskan Risma saat menggelar konferensi video dalam dialog bertajuk Zona Risiko Tinggi: Bagaimana Beradaptasi.

Wali kota Risma lalu mencontohkan protokol kesehatan di pasar tangguh.

Nantinya, kata Risma, pedagang dan pembeli dipisahkan tirai plastik.

Cara pembayaran juga menggunakan nampan. Sehingga, mengurangi kemungkinan pedagang dan pembeli bersentuhan langsung.

"Jadi, biasanya pembeli itu memberikan catatan apa saja yang akan dibeli, kemudian barang beliannya itu diletakkan di nampan itu, sehingga tidak bersentuhan," ujar Risma.

Selain itu, Pemkot Surabaya juga akan membuat jalan masuk dan keluar pasar hanya satu arah.

Tujuannya, untuk menghindari warga berpapasan di pasar.

Reaksi Anak Buah Khofifah saat Wilayah Risma Terancam PSBB Lagi, Kasus Covid-19 Surabaya Meningkat

Adapun petugas akan disiagakan untuk memastikan semua protokol kesehatan itu berjalan sesuai aturan.

"Di pasar itu ada satgasnya juga yang nanti akan menegur apabila ada pelanggaran," ujar Risma.

Ia memastikan pengawasan terhadap berbagai sektor itu terus dilakukan.

Meskipun ini tergolong berat, namun hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Seperti diberitakan sebelumnya, Risma telah memaparkan strategi untuk mmewujudkan masyarakat yang disiplin, yaitu membentuk Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.

Diharapkan, strategi itu akan membuat warga di Kota Surabaya bersama-sama memutus rantai penularan corona.

"Pengawasannya sangat ketat, terutama yang keluar masuk kampung itu," kata Risma, Selasa (23/6/2020).

Pemkot Surabaya juga membentuk pasar tangguh, industri tangguh, rumah ibadah tangguh, transportasi tangguh, dan mal tangguh. Seluruh sektor diharuskan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

(*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Transisi ke New Normal di Kota Surabaya, Ahli Epidemiologi Sebut Masih Beresiko Tinggi, Alasannya, https://surabaya.tribunnews.com/2020/06/24/transisi-ke-new-normal-di-kota-surabaya-ahli-epidemiologi-sebut-masih-beresiko-tinggi-alasannya.
Penulis: Febrianto Ramadani
Editor: Cak Sur
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved