Komari, Warga Samarinda yang Menolak Eksistensi Tambang Batu Bara Sampai Ajal Menjemput
Tidak sedikit masyarakat Kota Samarinda menolak eksistensi tambang di dalam kota. Sebut saja Komari ini. Pria yang sudah menetap di Makromam
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola

TRIBUNKALTIM.CO/HO
Foto Komari semasa hidup. Komari merupakan warga Kelurahan Makroman Kecamatan Sambutan Kota Samarinda yang menolak dan menentang tambang batubara di wilayahnya. Bahkan ia terus menentang eksistensi tambang hingga akhir hayatnya.
Berkali-kali tanah Komari dan Nurbaeti itu ditawar perusahan tambang batubara. Mereka menolak. Mereka menjadi saksi bisu penambangan di wilayah Makroman. Dimana air tidak mengalir jernih dan tanah menjadi tandus ketika tambang muncul di sekitar kawasan tersebut.
Daerah itu kemudian langganan banjir. Penghasilan keluarga Komari dari kebun buah juga menghilang, buahnya habis dimakan hama. Penghasilan keluarga Komari dari kebun buah juga menghilang, buahnya habis dimakan hama.
Sementara itu dari data dinas kesehatan Kota Samarinda tahun 2012, sebanyak 80% penderita penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) berada di pedesaan karena dekat daerah tambang batubara. (Jnp)