Virus Corona

Jokowi Jengkel, Hingga Kepikiran Reshuffle Kabinet, Kinerja Menteri Tak Ada Progres Signifikan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengakui kepikiran melakukan reshuffle kabinet, kinerja Menteri tak ada progres signifikan terkait covid-19

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Ma'ruf Amin berfoto bersama usai mengenalkan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden Joko Widodo resmi melantik 34 Menteri, 3 Kepala Lembaga Setingkat Menteri, dan Jaksa Agung untuk Kabinet Indonesia Maju. 

Sementara menurut Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi dunia bisa minus hingga 5 persen.

Kasus Virus Corona Lampaui Wilayah Anies Baswedan, Khofifah Klarifikasi Usai Jatim Disorot Jokowi

Dengan hal tersebut, seharusnya para Menteri tidak menganggap kondisi ini biasa-biasa saja bahkan normal.

Sayangnya, yang dilihat Jokowi, sejumlah Menteri masih menganggap ini adalah hal normal.

Mantan Wali Kota Solo itu juga menyinggung kerja para Menterinya yang menurutnya, masih biasa-biasa saja.

"Lha, kalau saya lihat, bapak, ibu, dan saudara-saudara masih ada yang melihat ini sebagai sebuah masih normal, berbahaya sekali.

Kerja masih biasa-biasa saja," kata dia.

Menurut Jokowi, saat ini dibutuhkan kinerja yang ekstra luar biasa, termasuk dalam pengambilan keputusan atau kebijakan.

"Jangan kebijakan yang biasa-biasa saja, menganggap ini sebuah kenormalan.
Apa-apaan ini?" ujar Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga meminta para Menteri tidak memakai hal standar pada suasana krisis seperti sekarang ini sebab, manajemen krisis sudah berbeda.

Bahkan Jokowi tak sungkan untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) dan Peraturan Presiden (Perpres) apabila dibutuhkan dalam situasi saat ini.

Masih dari pidatonya, Jokowi juga mengingatkan terkait program belanja di keMenterian.

Menurut Jokowi, laporan belanja di keMenterian masih biasa-biasa saja.

"Segera keluarkan belanja itu secepat-cepatnya, karena uang beredar semakin banyak, konsumsi masyarakat nanti akan naik," kata dia.

Jika masih ada hambatan, lanjut Jokowi, para Menteri bisa mengeluarkan peraturan Menteri (Permen) bahkan bila perlu Perpres.

Hal ini dilakukan demi mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved