Virus Corona
TERBARU, Mendikbud Nadiem Makarim Ungkap Penyederhanaan Kurikulum untuk Tahun Ajaran Baru 2020/2021
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menjelaskan soal penyederhanaan kurikulum yang juga akan diterapkan pada tahun ajaran baru 2020/2021
TRIBUNKALTIM.CO - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadiem Makarim menjelaskan soal penyederhanaan kurikulum yang juga akan diterapkan pada tahun ajaran baru 2020/2021.
Penyederhanaan kurikulum disesuaikan dengan konteks Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ) ini tengah dirancang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud)
Sehingga bisa berjalan lebih efektif di tahun ajaran baru 2020/2021.
• Sebelum Idham Azis Musnahkan 1 Ton Sabu, Jenderal Polisi Mendadak Dekati Tersangka, Amarah Memuncak
• PNS, TNI, Polri Tak Usah Khawatir, Menkeu Sri Mulyani Sudah Anggarkan Gaji ke-13, Kapan Pencairan?
• Diciduk KPK, Ini Jejak Ismunandar, Karier Melejit Sejak di Birokrat hingga Jadi Bupati Kutai Timur
• Siap-siap! Kapan SKB CPNS Digelar Akhirnya Dirilis, Ada yang Unik tentang Jenis Soal, Cek Kisi-kisi
Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, masih banyak yang belum optimal pada PJJ yang telah berlangsung beberapa bulan belakangan sehingga perlu diperbaiki.
"Jadi ada satu tim khusus, di bagian tim Balitbang yang sedang merumuskan bagaimana kita melakukan berbagai macam perubahan kurikulum dan asesmen selama masa PJJ agar kemungkinan pembelajaran yang efektif lebih tinggi," papar Nadiem dalam rapat kerja Komisi X DPR RI dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamis (2/7/2020), yang disiarkan melalui kanal Youtube DPR RI.
Tatap Muka Optimalisasi tersebut, dimaksudkan untuk memberi ketenangan dan arahan jelas bagi para guru terkait pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.
Nadiem pun menjelaskan kisi-kisi arah penyederhanaan kurikulum yang kini dirumuskan oleh tim Kemendikbud tersebut.
Pertama, kata dia, adalah arah fokus kurikulum akan mencakup pada tiga hal, yakni literasi, numerasi dan pendidikan karakter.
"Jadi kalau kita sederhanakan pada tiga fokus yang foundational yaitu literasi, numerasi dan pendidikan karakter," lanjut dia.
Menurutnya, bila semua unsur dari kurikulum harus dituntaskan, maka pembelajaran jarak jauh akan sulit menjadi efektif.
"Ada modul-modul yang bisa dilakukan, yang benar-benar berdampak pada literasi, numerasi dan pendidikan karakter. Jadinya hipotesanya adalah kalau semua dikerjakan, semua unsur dari kurikulum dikerjakan, dengan PJJ akan sangat sulit," sambung dia.

• PNS, TNI, Polri Tak Usah Khawatir, Menkeu Sri Mulyani Sudah Anggarkan Gaji ke-13, Kapan Pencairan?
• Dugaan Suap Pengadaan Barang & Jasa di Kutai Timur, Bupati Kutim dan Istri Ditangkap KPK di Jakarta
• Bupati Kutim Kena OTT KPK Bersama Sang Istri, Kekayaan Ismunandar Naik Pesat Sejak Jadi Bupati
• Jadwal Acara TV Hari Ini Jumat 3 Juli, SCTV RCTI GTV ANTV: Triple 9, Film India & Film Korea Howling
Selain penyederhanaan kurikulum, Nadiem juga memaparkan bahwa selama masa pandemi siswa maupun guru tidak wajib mengejar ketuntasan kompetensi inti (KI) maupun kompetensi dasar (KD).
"Karena walaupun kita sudah menyediakan modul-modul yang fokus untuk literasi, numerasi dan karakter, tapi [kalau] masih ada kewajiban penuntasan KI dan KD, nah ini akan kembali lagi ke penyelesaian silabus secara komprehensif, menurut kami mungkin tidak ideal untuk pembelajaran jarak jauh," jelas Nadiem.
Lalu, sebagai arahan bagi guru, orangtua dan siswa terkait fokus kurikulum di masa pandemi, Kemendikbud akan menyediakan modul pembelajaran sebagai panduan belajar dari rumah.