Virus Corona

Mengejutkan! China Beber Bukti Covid-19 Bukan dari Wuhan Tapi dari 1 Benua Ini, Ada Sejak Maret 2019

Sejumlah fakta baru seputar asal muasal virus Corona atau covid-19 terungkap, disebut-sebut bukan dari China

Editor: Doan Pardede
Freepik.com

TRIBUNKALTIM.CO - Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) mengatakan, laporan kasus infeksi virus pertama kali dilaporkan oleh cabang WHO di China, dan bukan dari Pemerintah China itu sendiri.

Kasus infeksi virus Corona pertama kali dikabarkan terjadi di Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada akhir 2019.

Dilansir media Perancis AFP, badan kesehatan PBB itu telah dituduh Amerika Serikat (AS) gagal dalam menginformasikan wabah virus Corona dan dianggap terlalu percaya diri terhadap Beijing.

Pada 9 April lalu, WHO memublikasikan kronologi komunikasi beruntun, sebagian merupakan respons terhadap kritik awal tanggapan wabah yang kini telah merenggut lebih dari 520.000 jiwa di dunia.

WHO Turun Investigasi, China Akhirnya Mengaku virus Corona Bukan dari Wuhan, Tapi dari Benua Ini

Kabar Buruk virus Corona Serang Anak Buah Risma, 2 Kepala Dinas di Surabaya Positif covid-19

Pembelajaran Jarak Jauh Tetap Diberlakukan Meski Corona Berakhir, Mendikbud : Akan Jadi Permanen

Kabar Terbaru, Mendikbud Nadiem Makarim Patenkan Pembelajaran Jarak Jauh Meski virus Corona Usai

Dalam kronologi komunikasi itu, WHO hanya mengatakan bahwa Komisi Kesehatan kota Wuhan di Provinsi Hubei pada 31 Desember hanya memiliki kasus pneumonia.

Namun, badan kesehatan PBB itu tidak memberitahu siapa yang menginformasikan berita tersebut.

Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi persnya pada 20 April lalu mengatakan bahwa laporan pertama datang dari China tanpa memperjelas apakah laporan itu dikirim oleh Otoritas China ataukah dari sumber lain.

Namun, kronologi baru yang dipublikasikan pekan ini oleh lembaga yang bermarkas di Jenewa itu menawarkan lebih banyak versi detail terkait runtutan peristiwa-peristiwa tersebut.

Versi itu mengindikasikan bahwa cabang WHO di China pada 31 Desember lalu mencatat laporan "virus pneumonia" setelah menemukan pengumuman dari media di situs web Komisi Kesehatan Wuhan terkait isu tersebut.

Pada hari yang sama, layanan informasi wabah WHO mengambil laporan berita lain yang dikirim oleh jaringan pengawasan wabah internasional ProMed.

Jaringan tersebut berbasis di AS, yang melaporkan tentang kelompok kasus pneumonia serupa dari penyebab yang tidak diketahui di Wuhan.

• Akhirnya Ada Angin Segar Pencairan Gaji ke-13 PNS, Berikut Besarannya Sesuai Peraturan Pemerintah

• Arief Poyuono Dapat Bocoran WhatsApp Nama Menteri Baru Jokowi, Ada yang Singgung Nama Ahok dan AHY

Setelah itu, WHO menanyakan kepada Otoritas China terkait kasus ini dalam dua hari yang berbeda, yakni pada 1 dan 2 Januari silam.

Otoritas China kemudian mengabarkan pada 3 Januari silam.

Direktur darurat WHO Michael Ryan mengatakan pada konferensi pers pada Jumat bahwa setiap negara mempunyai waktu 24-48 jam untuk secara resmi memverifikasi suatu peristiwa dan memberikan informasi tambahan tentang sifat atau penyebab peristiwa yang terjadi kepada WHO.

Ryan menambahkan bahwa Otoritas China segera menghubungi WHO setelah badan kesehatan internasional itu meminta China untuk memverifikasi laporan.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan bahwa negaranya sebagai kontributor finansial terbesar WHO memotong pendanaan terhadap badan kesehatan tersebut.

Hal itu dilakukan setelah Trump menuduh WHO terlalu "dekat" dengan China dan gagal dalam menangani wabah virus Corona.

China Salahkan Spanyol atas virus Corona, Sebut covid-19 Berasal dari Eropa

China mengklaim virus Corona bukan berasal dari Wuhan melainkan dari Eropa.

Pihak China juga menyalahkan Spanyol yang sempat menjadi tempat asal wabah Flu Spanyol dan mengatakan bahwa virus Corona bisa saja juga berasal dari negara tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh pihak berwenang China setelah mengetahui bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan melakukan penyelidikan asal-usul virus Corona di Wuhan.

Dilansir The Sun, Sabtu (4/7/2020), penasihat kesehatan senior pemerintah, Wang Guangfa mereferensikan penelitian di Barcelona yang mendeteksi adanya kandungan covid-19 dalam sampel air limbah yang diambil pada Maret 2019.

Penemuan tersebut mendasari China untuk menyarankan agar penyelidikan apa pun tentang asal-usul virus tersebut harus menilik ke Spanyol.

Usulan itu dikemukakan menjelang misi WHO ke China minggu depan yang bertujuan untuk melacak kemunculan wabah yang kini telah menewaskan lebih dari 500.000 jiwa secara global tersebut.

Namun, para ahli independen telah mengecam penelitian itu sebagai sebuah kecacatan dan bertentangan dengan bukti kuat yang menunjukkan virus dimulai di Cina pada akhir 2019.

Direktur Institut Genetika UCL di London, Profesor Francois Balloux mengatakan bahwa sampel air limbah tersebut mungkin saja sudah terkontaminasi.

"Penjelasan yang paling masuk akal adalah pencampuran/ kontaminasi sampel," ujar Balloux.

Tetapi para pejabat dari rezim komunis, yang telah berulang kali mencoba untuk mengelak dari tuduhan, bersikeras penyelidikan tentang bagaimana dan di mana pandemi dimulai seharusnya tidak terbatas pada satu negara saja.

Kepala ahli epidemiologi untuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok mengatakan bahwa untuk mengidentifikasi sumber virus Corona harus didasarkan pada negosiasi dan melibatkan banyak negara.

"Tidak masalah dari negara mana pekerjaan identifikasi ilmiah dimulai, asalkan melibatkan semua negara terkait dan dilakukan secara adil," ujarnya.

Di sisi lain, Direktur jenderal Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dari WHO memberikan keterangan dalam sebuah konferensi.

"Mengetahui sumber virus sangat, sangat penting. Kita dapat memerangi virus dengan lebih baik ketika kita mengetahui segala sesuatu tentang virus, termasuk bagaimana virus itu dimulai," ujar Tedros.

Tim WHO akan menemui seorang ahli kesehatan hewan dan seorang ahli epidemiologi melakukan perjalanan ke China untuk melakukan misi internasional demi mengeksplorasi asal-usul covid-19.

Presiden EcoHealth Alliance, Dr Peter Daszak mengatakan kepada The Telegraph bahwa penyelidikan tersebut akan sangat sulit dilakukan, namun juga penting.

“Melakukan ilmu ini sulit, mahal, butuh waktu lama. Tapi itu layak dilakukan karena dengan begitu anda benar-benar dapat membuat keputusan cerdas yang akan menyelamatkan hidup di masa depan dan mencegah pandemi lainnya," tutur Daszak.

Dia menambahkan bahwa melacak virus akan sulit karena China semakin menunjukkan penentangan dan tahan terhadap kritik global.

Pencarian bagaimana pandemi dimulai telah berpusat di sekitar Pasar Grosir Makanan Laut Huanan Wuhan, yang memiliki kaitan dengan banyak kasus yang dilaporkan pertama.

Tetapi Dr. Daszak menduga virus itu, yang kemungkinan besar berasal dari kelelawar, menyebar untuk beberapa waktu sebelum mencapai Wuhan melalui perdagangan satwa liar yang luas yang menghubungkan daerah pedesaan dengan gua kelelawar ke kota-kota besar.

China telah banyak dikritik karena penanganannya terhadap virus Corona dan negara adidaya tersebut telah melakukan upaya berulang kali untuk mangkir dari kesalahan sejak virus tersebut menyebar.

Update virus Corona di Dunia 4 Juli: 11,1 Juta Orang Terinfeksi, WHO Minta Negara-negara Serius

Penyebaran virus Corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.

• PNS, TNI, Polri Tak Usah Khawatir, Menkeu Sri Mulyani Sudah Anggarkan Gaji ke-13, Kapan Pencairan?

• Komentari OTT KPK, Ketua Nasdem Kaltim: Kurang Apa Lagi Coba jadi Bupati, Istri Ketua DPRD Kutim

Melansir data dari laman Worldometers, hingga Sabtu (4/7/2020) pagi, total kasus covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 11.179.255 (11,1 juta) kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.266.504 (6,2 juta) pasien telah sembuh, dan 528.367 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 4.384.386 dengan rincian 4.325.562 pasien dengan kondisi ringan dan 58.824 dalam kondisi serius.

Berikut update 10 negara dengan jumlah kasus virus Corona terbanyak:

1. Amerika Serikat, 2.890.388 kasus, 132,101 orang meninggal, total sembuh 1.210.792

2. Brasil, 1.543.341 kasus, 63.254 orang meninggal, total sembuh 945.915

3. Rusia, 667.883 kasus, 9.859 orang meninggal, total sembuh 437.893

4. India, 649.889 kasus dan 18.669 orang meninggal, total sembuh 394.319

5.Spanyol, 297.625 kasus dan 28.385 orang meninggal

6. Peru, 295.599 kasus, 10.226 orang meninggal, total sembuh 185.852

7. Cile, 288.089 kasus, 6.051 orang meninggal, total sembuh 253.343

8. Inggris, 284.276 kasus dan 44.131 orang meninggal

9. Italia, 241.184 kasus, 34.833 orang meninggal, total sembuh 191.467

10. Meksiko, 238.511 kasus, 29.189 orang meninggal, total sembuh 142.593

Indonesia

Kasus virus Corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia.

Hingga Jumat (3/7/2020) pukul 12.00 WIB, kasus positif covid-19 bertambah sebanyak 1.301.

Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 60.695 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 901 orang.

Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 27.568 orang.

Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 49 orang.

Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 3.036 orang.

Brasil Presiden Brasil Jair Bolsonaro mempermudah undang-undang yang mengharuskan pemakaian masker di tempat-tempat umum.

Dikutip dari Al Jazeera, Jumat (3/7/2020), hal itu bertujuan untuk mencegah penyebaran virus Corona di Negeri Samba, Brasil.

Penggunaan masker sudah wajib di beberapa negara, seperti Sao Paulo dan Rio de Janeiro, tetapi ini adalah hukum pertama di tingkat nasional.

Seperti diketahui, Brasil telah mengonfirmasi lebih dari 1,5 juta kasus virus Corona.

Pembukaan kembali bar, restoran, dan pusat kebugaran memicu kekhawatiran tersendiri peningkatan infeski covid-19.

Spanyol Masih dari sumber yang sama, Spanyol pada hari Jumat (3/7/2020) mencatat 17 kematian baru akibat virus Corona.

Hal itu sekaligus menjadikannya sebagai yang tertinggi sejak 19 Juni 2020 yang lalu.

Diketahui, beberapa orang di Spanyol kini telah bersiap untuk pergi berlibur dan negara tersebut tengah bersiap untuk membuka kembali perbatasannya pada Sabtu ini untuk para pelancong dari 12 negara lain dari luar Uni Eropa.

WHO Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara yang dilanda pandemi virus Corona serius menghentikan penyebaran virus.

WHO mendesak negara yang diterpa Corona untuk 'bangun' melihat kenyataan di lapangan alih-alih bertengkar.

"Orang-orang perlu bangun. Data tidak bohong. Situasi di lapangan tidak bohong," kata Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan.

virus Corona telah menyentuh hampir setiap negara di dunia sejak kemunculannya di Cina akhir tahun lalu.

virus Corona telah menginfeksi setidaknya 10,8 juta orang dan menewaskan 521.000 di seluruh dunia.

IKUTI >>> Update virus Corona

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Sebut Laporan Pertama covid-19 Bukan dari China" dan "Update virus Corona di Dunia 4 Juli: 11,1 Juta Orang Terinfeksi, WHO Minta Negara-negara Serius" dan di TribunWow.com dengan judul Akan Diselidiki WHO, China Salahkan Spanyol atas Virus Corona, Sebut Covid-19 Berasal dari Eropa

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved