Andai Ini Terjadi, Mensesneg Pratikno Ucap Reshuffle Kabinet Jokowi Tak Lagi Relevan, Fokus Covid-19

Andai ini terjadi, Mensesneg Pratikno ucap reshuffle kabinet Jokowi tak lagi relevan, fokus covid-19

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Presiden Joko Widodo berbicara dengan Mensesneg Pratikno sebelum memimpin rapat terbatas di kantor presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Selasa (29/3/2016). Rapat yang diikuti sejumlah menteri itu di antaranya membahas percepatan pembangunan light rail transit (LRT), dana pembebasan jalan tol, dwelling time, dan tol laut. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNKALTIM.CO - Andai ini terjadi, Mensesneg Pratikno ucap reshuffle kabinet Jokowi tak lagi relevan, fokus covid-19.

Pidato Presiden Jokowi yang mengungkap kekecewaan pada kinerja beberapa menteri di Kabinet Indonesia Maju, menuai beragam komentar.

Diketahui, Jokowi kecewa dengan kinerja jajarannya di masa pandemi Virus Corona atau covid-19 sehingga memunculkan isu reshuffle.

Mensesneg Pratikno pun mengungkap isu reshuffle bakal tak lagi relevan jika para Menteri menunjukkan kinerja yang memuaskan.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menilai wacana perombakan reshuffle kabinet yang diembuskan Presiden Joko Widodo bergantung pada progres kinerja para menterinya.

Hal itu disampaikan Pratikno menanggapi wacana reshuffle yang disampaikan Presiden Jokowi pada sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, pada 18 Juni.

Apresiasi Inovasi Kementan, Mardani Ali Sera Khawatir Kalung Anticorona Jadi Bahan Tertawaan Dunia

 Eks Provinsi ke 27 Indonesia Ini Masuk Jajaran Negara Termiskin Berdasarkan Laporan Bank Dunia

 Update Terbaru Gaji ke-13 PNS, TNI, Polri, Sri Mulyani Sebut Sudah Disediakan, Staf Ahli Mohon Maaf

 Sudah Dimulai, TNI Buka Pendaftaran Prajurit Penerbangan, Lulusan SMA Bisa Daftar Online di Link Ini

"Ini progres yang bagus.

Jadi kalau progresnya bagus, ngapain direshuffle.

Gitu. Intinya begitu.

Tentunya dengan progres yang bagus ini isu reshuffle tidak relevan sejauh bagus terus," kata Pratikno saat menyampaikan keterangan pers terkait persiapan peringatan HUT RI ke-75 lewat kanal youtube Sekretariat Presiden, Senin (6/7/2020).

"Sekarang sudah bagus dan semoga bagus terus. Tentu saja kalau bagus terus ya enggak ada isu, enggak relevan lagi reshuffle," lanjut Pratikno.

Ia mengatakan saat ini sebaiknya seluruh kekuatan pemerintahan difokuskan kepada upaya mengatasi covid-19.

Ia menambahkan pandemi covid-19 membawa dampak kesehatan dan ekonomi yang serius sehingga membutuhkan perhatian khusus.

Ia pun mengatakan para menteri telah bekerja ekstra keras usai Presiden menegur mereka dengan ancaman reshuffle.

Kini, kata Pratikno, Kabinet Indonesia Maju hendak fokus pada penanganan covid-19 dan tak ingin dipusingkan dengan isu reshuffle.

"Itulah mengapa beliau menyampaikan teguran yang keras kepada kita semuanya, kepada kami agar mempercepat kinerjanya.

Terutama sekali antara lain adalah permasalahan ekonomi di masyarakat harus segera diselesaikan," lanjut dia.

Presiden Joko Widodo sebelumnya, mengancam me-reshuffle kabinet di hadapan para menterinya saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta pada 18 Juni 2020 silam.

Informasi ini baru terungkap dalam video yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).

Mulanya saat membuka rapat, Presiden Jokowi menyampaikan kejengkelannya kepada para menteri lantaran masih bekerja secara biasa saja di masa krisis seperti ini.

Padahal, Presiden Jokowi meminta ada kebijakan luar biasa untuk menangani krisis, baik itu pandemi covid-19 dan dampaknya terhadap perokonomian.

5 Menteri Diprediksi Aman

Beberapa hari terakhir isu reshuffle alias perombakan kabinet pemerintahan Joko Widodo dan Maruf Amin merebak di publik.

Isu reshuffle itu muncul dilatarbelakangi oleh teguran Presiden Jokowi kepada para pembantunya itu dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, 18 Juni silam.

 Eks Provinsi ke 27 Indonesia Ini Masuk Jajaran Negara Termiskin Berdasarkan Laporan Bank Dunia

 Kalung Anticorona Kementan Bikin Heboh, Dokter Beber Khasiat Eucalyptus untuk Gangguan Pernapasan

 Bukan Saingan, Anies Baswedan Beber Dirinya Bawahan Jokowi, Bantah Media Asing Gantikan Prabowo

 Anies Baswedan Perpanjang PSBB Transisi Jakarta, 2 Sumber Penularan covid-19 Disorot Media Asing

Dalam video yang diunggah di akun YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6) itu, terlihat bagaimana jengkelnya Presiden Jokowi kepada para pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.

Para Menteri dinilai masih bekerja secara biasa dalam masa krisis seperti ini.

Padahal, Jokowi sudah meminta para menterinya itu untuk membuat kebijakan luar biasa untuk menangani krisis, baik itu pandemi covid-19 maupun dampaknya terhadap perokonomian.

”Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan, dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah pemerintahan," kata Jokowi di hadapan para anggota kabinet.

"Akan saya buka.

Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan.

Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," ucap Presiden.

Setelah video itu viral, publik kemudian menebak-nebak siapa menteri yang akan di- reshuffle oleh Presiden Jokowi.

Sejumlah nama diprediksi berada di zona tidak aman,

Mulai dari Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Agama Fachrul Razi, hingga Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Di sisi lain, ada pula nama-nama menteri yang diprediksi berada di zona aman dan akan dipertahankan oleh Presiden Jokowi.

 Nama Anies & Sandi Disinggung, Tengku Zul Bocorkan Cara Agar Prabowo Lebih Pasti Menang Pilpres 2024

 Anies Baswedan Mendadak Pura-pura Lupa, Singgung Elektabilitasnya Kalah dari Ganjar Pranowo

Walaupun akan ada reshuffle, mereka diperkirakan tidak akan dicopot dari kursinya.

Pendiri Lembaga Survei Kedai Kopi, Hendri Satrio memprediksi, setidaknya ada empat atau lima menteri yang akan bertahan.

Mereka adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

"Kalau yang bertahan, paling Prabowo, Erick Thohir, Basuki dan Retno," kata Hendri, Minggu (5/7/2020).

Ia pun mengungkapkan alasan mengapa nama-nama tersebut akan dipertahankan oleh Jokowi.

Prabowo Subianto, kata Hendri, selama menjadi Menteri Pertahanan banyak melakukanterobosan dan perbaikan yang baik di kementerian itu.

Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa Prabowo Subianto tidak akan diganti.

"Prabowo sebenarnya sahabat Jokowi.

Selama jadi Menhan, beliau lakukan terobosan dan pembenahan yang bagus," kata dia.

Kemudian Basuki Hadimuljono. Hendri menilai Menteri PUPR itu merupakan menteri andalan Jokowi untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur di negeri ini.

Hal itulah yang menjadi alasan mengapa posisi Basuki tak akan diganti.

 Digerebek Istri Saat di Kamar Hotel, Wanita Selingkuhan Suaminya Ternyata Sudah Hamil 2 Bulan

"Basuki memang andalan Jokowi untuk mewujudkan monumen-monumen infrastruktur Jokowi sehingga dia tidak mungkin diganggu," kata Hendri.

Sementara Erick Thohir dinilai melakukan banyak hal baik dalam memperbaiki Kementerian BUMN, termasuk dalam penanganan covid-19.

Begitu pula dengan Retno Marsudi yang dinilai telah melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai Menteri Luar Negeri.

Selain keempat menteri tersebut, Hendri juga memprediksi Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro masuk jajaran menteri yang tidak akan di-reshuffle.

"Bambang Brodjonegoro juga menteri andalan Jokowi yang termasuk ke jajaran menteri paling loyal," kata dia.

Seperti halnya prediksi Hendri, pengamat politik Pangi Syarwi juga memprediksi nama- nama-nama seperti Prabowo, Basuki, dan Erick Thohir, bakal luput dari reshuffle lantaran berkinerja baik.

"Nama-nama itu bisa jadi ada dalam persepsi Jokowi.

Nama-nama itu bisa jadi yang dipercaya Jokowi sebagai menteri dengan kinerja baik," Pangi.

Menurut Pangi, saat ini Jokowi membutuhkan menteri yang bisa membuat gebrakan.

Namun yang terpenting pula adalah kinerja menteri bisa dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat.

"Jadi bukan sekadar populer tapi parameternya kinerjanya benar-benar dirasakan publik," ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu.

Pangi menilai Jokowi mestinya tak punya beban untuk membongkar pasang kabinet.

Yang jelas parameternya adalah kinerja dan bukan letupan politik.

 Sudjiwo Tedjo Tak Berani Komentar Jujur Tanggapi Pembahasan Reisa Broto soal Pembelajaran Jarak Jauh

 Kerumunan Orang Berseragam Lion Air Berpelukan dan Menangis, Korban PHK? Ini Penjelasan Manajemen

Dia pun memandang menteri seperti Basuki atau Erick Thohir adalah menteri yang gebrakannya paling terasa.

"Erick Thohir bagus karena ada gebrakannya terasa dan kinerja yang diketahui publik.

Namun ada pula menteri lain yang mungkin tak populer yang gayanya bekerja dalam senyap," kata Pangi.

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved