Dalam Keadaan Telanjang, Pria Ini Diseret Polisi Afrika saat Gubuknya Digusur, Videonya Viral

Dalam keadaan telanjang, seorang pria yang mengaku sedang mandi diseret empat polisi di Cape Town, Afrika Selatan.

Editor: Syaiful Syafar
Twitter @LudidiVelani
Dalam keadaan telanjang, seorang pria yang mengaku sedang mandi diseret empat polisi di Cape Town, Afrika Selatan. Videonya viral dan menuai kecaman banyak pihak. 

TRIBUNKALTIM.CO - Dalam keadaan telanjang, seorang pria yang mengaku sedang mandi diseret empat polisi di Cape Town, Afrika Selatan.

Insiden tersebut terjadi saat polisi melakukan penggusuran paksa di permukiman Khayelitsha.  

Video penggusuran tersebut viral dan menuai kecaman dari banyak pihak.

Video rekaman menunjukkan pria bernama Bulelani Qholani (28) itu dijorokkan ke tanah dan dihalang-halangi polisi saat hendak masuk lagi ke gubuknya di permukiman Khayelitsha.

Ia sempat berhasil meloloskan diri dan masuk lagi ke rumahnya yang terbuat dari seng, tapi dinding depannya dirobohkan dan membuatnya kembali terekspos.

Baca juga: 18 Tahun Lepas dari Indonesia, Timor Leste Kini Diterpa Kabar Buruk, 2020 Ada Andil Virus Corona

Baca juga: Mengejutkan! China Beber Bukti Covid-19 Bukan dari Wuhan Tapi dari 1 Benua Ini, Ada Sejak Maret 2019

Baca juga: Nekat! Pria Ini Lawan Polisi Saat Sabung Ayam Dibubarkan, Anggota Nyaris Ditikam Pakai Pecahan Botol

Menteri Perumahan Afrika Selatan Lindiwe Sisulu menyebut insiden itu "tidak manusiawi".

"Kami sangat mengecam suatu tindakan yang berusaha melecehkan seseorang seperti apa yang telah kami lihat," katanya dikutip dari BBC Kamis (2/7/2020).

Ia menambahkan, kasus ini "tidak memiliki tempat di Afrika Selatan yang demokratis."

Kemudian Richard Bosman, Kepala Keselamatan dan Keamanan Kota Cape Town dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam (1/7/2020) mengatakan, pihaknya sedang memproses penangguhan empat petugas tersebut.

"Kami sedang memproses penangguhan 4 anggota staf yang terlibat dalam insiden itu, sambil menunggu hasil penyelidikan."

"Penangguhan ini juga untuk memastikan petugas tidak diserang saat bertugas."

"Kami sedih dengan perilaku yang terekam dalam video, dan kami tidak memaafkan tindakan keras dan perilaku tak manusiawi oleh anggota staf kami," lanjutnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved