Virus Corona di Balikpapan

Dilacak Lewat Maps, Istri Pedagang Pasar Pandansari Balikpapan yang Positif Covid-19 Kabur Lagi

Sebelumnya Pemkot Balikpapan pernah mengumumkan istri pedagang Pasar Pandansari positif Covid-19 kabur sebelum sempat dijemput petugas.

Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HP
ILUSTRASI SWAB TEST - Petugas Medis Dinkes Samarinda melakukan Swab Test massal untuk mengecek kondisi pasien saat pandemi Covid- 19 di dekat Posko Penanganan Banjir Jalan DI Panjaitan Kelurahan Temindung Permai Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Kalimantan Timur, Kamis (28/5/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Sebelumnya Pemkot Balikpapan pernah mengumumkan istri pedagang Pasar Pandansari positif Covid-19 kabur sebelum sempat dijemput petugas.

Setelah dilakukan pelacakkan, wanita berusia 43 tahun dengan kode BPN 198 ini ternyata berada di wilayah Tapin, Kalimantan Selatan.

Namun dari perkembangan selanjutnya, ternyata yang bersangkutan masih berusaha lari dari wilayah itu. Terakhir dari pelacakkan yang dilakukan oleh BIN, ia sudah keluar dari wilayah Tapin.

"Tadi siang, Kadinkes Tapin menelpon kami, bahwa ketika dilakukan pencarian mengikuti maps, terakhir yang bersangkutan sudah keluar lagi dari wilayah perbatasan Tapin," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty, Rabu (8/7/20).

Diceritakan sebelumnya, pasien dengan kode BPN 198 yang terkonfirmasi positif Covid-19 ini diketahui menghilang setelah hasil swab keluar.

Pemkot Balikpapan pun telah melakukan pencarian. Ditanya tetangga kanan dan kiri juga tidak ditemukan. Alhasil setelah melakukan pelacakkan ternyata informasi yang didapat yang bersangkutan lari dan sudah berada di Kalimantan Selatan.

Baca juga; 40 Hasil Swab Virus Corona Pedagang Pandansari Balikpapan Hasilnya Negatif

Baca juga; Istri Pedagang Pasar Pandansari Positif Covid-19 Kabur ke Banjarmasin, Pemkot Balikpapan Kerepotan

Wanita yang kerap disapa Dio itu mengatakan pada awal kasus, posisi yang bersangkutan tengah berduka. Sehingga pihaknya saat itu tidak bisa langsung memaksa swab pada hari dimana suaminya dinyatakan meninggal dunia.

Kemudian dilakukanlah swab bertahap pada keluarga yang berkenan. Sehingga pada swab tahap pertama dilakukan pada keluarga yang mendampingi almarhum suaminya berobat.

"Hari ketiga baru istri sudah berkenan, dia diswab bersamaan dengan anak-anaknya saat itu dan keluar hasilnya. Semua negatif keculi istri dari almarhum ini," terangnya.

Menurut Andi, pada kasus kali ini memang mendapat perlakuan berbeda. Sebab masuk dalam pertimbangan psiskologis seseorang.

Dimana sebelum dinyatakan positif, yang bersangkutan dengan keluarganya juga diberi kesempatan untuk mengisolasi diri dirumah dengan pengawasan.  "Ketika hasil keluar kita memberi tau, itu pihak puskesmas langsung kerumahnya tapi justru rumah itu sudah kosong," pungkasnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved