Sempat Terancam Reshuffle, Kerja Senyap Yasonna Laoly Dipuji Mahfud MD, Tangkap Maria Pauline Lumowa
Sempat terancam reshuffle, kerja senyap Yasonna Laoly dipuji Mahfud MD, tangkap Maria Pauline Lumowa dari Serbia ke Indonesia
TRIBUNKALTIM.CO - Sempat terancam reshuffle, kerja senyap Yasonna Laoly dipuji Mahfud MD, tangkap Maria Pauline Lumowa.
Menkumham Yasonna Laoly sempat mencuat sebagai Menteri yang bakal terkena imbas reshuffle kabinet Jokowi.
Pasalnya Presiden Jokowi beberapa waktu lalu sempat marah dengan kinerja Menterinya yang lambat, hingga mengancam akan melakukan reshuffle.
Terkait hal itu, nama Yasonna Laoly paling disorot lantaran kinerja tak memuaskan publik.
• Tanggapan Jubir Menhan Prabowo soal Klaim AS, Indonesia Pesan 8 Pesawat Angkut Militer MV-22 Osprey
• Pembobol Bank BNI Rp 1,7 Triliun Dipulangkan ke Indonesia, Yasonnal Laoly Turun Langsung ke Serbia
• Tak Ada Laporan Soal Djoko Tjandra, Mahfud MD Panggil 4 Institusi Ini, Termasuk Jajaran Idham Azis
Usai namanya mencuat, Yasonna Laoly kini menunjukkan kerja nyata sebagai Menkumham.
Menkumham Yasonna Laoly berhasil menangkap buron pembobolan BNI Maria Pauline Lumowa.
Terungkap bahwa Yasonna Laoly turun tangan menjemput Maria Pauline Lumowa dari Serbia ke Indonesia.
Kerja senyap politisi PDIP ini mendapat apresiasi dari Menkopolhukam Mahfud MD.
Sebelumnya, titik terang membawa pulang Maria Pauline Lumowa muncul ketika ia ditangkap Interpol di Bandara Internasional Nikola Tesla, Beograd, 16 Juli 2019.
"Setelah tertangkapnya, kita turut merespons pemberitahuan dari Pemerintah Serbia, Interpol Serbia," kata Yasonna Laoly dalam konferensi pers dikutip dari siaran Kompas TV, Kamis (9/7/2020).
Informasi penangkapan Maria Pauline Lumowa itu kemudian ditindaklanjuti dengan surat permintaan percepatan ekstradisi yang dikirim oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kemenkumham pada 31 Juli 2019 dan 3 September 2019.
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga melakukan lobi tingkat tinggi dengan Pemerintah Serbia.
Ia menyebutkan, staf Kemenkumham dan Divisi Hubungan Internasional dikirim ke Serbia untuk melakukan negosiasi.
"Saya melaporkannya kepada Presiden melalui Pak Mensesneg bahwa diperlukan langkah-langkah high diplomacy."
"Karena kalau kita lewat tanggal 16 (Juli 2019), masa penahanannya (Maria) akan berakhir dan mau tidak mau harus dibebaskan," kata Yasonna.
Akhirnya, Maria Pauline Lumowa pun diserahkan kepada Pemerintah Indonesia pada Rabu (8/7/2020) sore melalui Ditjen AHU selaku otoritas pusat Indonesia.
"Ditjen AHU menandatangani penerimaannya, kemudian kita serahkan ke Bareskrim dan beliau dibawa ke pesawat dalam keadaan tangan diborgol," ujar Yasonna Laoly.

• Pembobol Bank BNI Rp 1,7 Triliun Dipulangkan ke Indonesia, Yasonnal Laoly Turun Langsung ke Serbia
Yasonna Laoly menuturkan, selama perjalanan di udara, Maria Pauline Lumowa yang tangannya dalam kondisi terikat selalu diapit personel Bareskrim.
"Selama penerbangan berjalan lancar, tidak ada kurang satu apa pun dan pada hari ini kita berhasil membawanya ke Indonesia," kata Yasonna Laoly.
Diketahui, Maria Pauline Lumowa merupakan salah seorang tersangka perkara pembobolan kas BNI Cabang Kebayoran Baru senilai Rp 1,7 triliun lewat letter of credit (L/C) fiktif yang sudah buron selama 17 tahun.
Kasus itu berawal pada periode Oktober 2002 hingga Juli 2003.
Ketika itu, BNI mengucurkan pinjaman senilai 136 juta dollar AS dan 56 juta euro atau sama dengan Rp 1,7 triliun sesuai kurs saat itu kepada perusahaan Gramarindo Group yang dimiliki Maria Pauline Lumowa dan Adrian Waworuntu.
Aksi PT Gramarindo Group diduga mendapatkan bantuan dari "orang dalam" karena BNI tetap menyetujui jaminan L/C dari Dubai Bank Kenya Ltd, Rosbank Switzerland, Middle East Bank Kenya Ltd, dan The Wall Street Banking Corp yang bukan merupakan bank korespondensi BNI.
• Kabar Terbaru, Pemerintah Pastikan Ada Kenaikan, Ini Rincian Uang Pensiun PNS Golongan I hingga IV
Pada Juni 2003, BNI mencurigai transaksi keuangan PT Gramarindo Group dan mulai melakukan penyelidikan.
Hasilnya, didapati bahwa perusahaan itu tak pernah melakukan ekspor.
Dugaan L/C fiktif ini kemudian dilaporkan ke Mabes Polri, tetapi Maria Pauline Lumowa sudah lebih dahulu terbang ke Singapura pada September 2003, sebulan sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh tim khusus yang dibentuk Mabes Polri.
Dipuji Mahfud MD
Penangkapan buron pembobolan BNI, Maria Pauline Lumowa menadapatkan apresiasi oleh Menkopolhukam Mahfud MD.
Mahfud MD pun lantas menyampaikan ucapan terima kasih kepada Menkumham Yasonna Laoly.
Menurutnya, Yasonna Laoly telah bekerja secara senyap, untuk menangkap Maria Paulin.
"Berterima kasih kepada Bapak Menkumham, bekerja dalam senyap, tidak ada yang tahu, tidak ada yang mendengar, karena memang harus bekerja secara hati hati," ujar Mahfud dalam konferensi pers, Kamis (9/7/2020).
Mahfud MD menuturkan, aparat penegak hukum Indonesia telah mengejar Maria Pauline Lumowa sejak dia angkat kaki dari Indonesia.
• Tak Main-main, Mahfud MD Ungkap Kerja Senyap Yasonna Laoly di Balik Penangkapan Maria Pauline Lumowa
Namun, pada setahun terakhir ini, Yasonna Laoly melakukan komunikasi secara diam-diam dengan Pemerintah Serbia dalam rangka memulangkan Maria Pauline Lumowa ke Indonesia.
"Sehingga pada akhirnya tadi malam atau kemarin sudah diserahkan secara resmi melalui proses kerja sama hukum," kata Mahfud MD.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Yasonna Laoly Beberkan Kronologi Upaya Bawa Pulang Buron Pembobolan BNI Maria Pauline ke Indonesia, https://wow.tribunnews.com/2020/07/09/yasonna-laoly-beberkan-kronologi-upaya-bawa-pulang-buron-pembobolan-bni-maria-pauline-ke-indonesia.
Editor: Atri Wahyu Mukti
dan