Virus Corona
Viral di Masyarakat, Pemerintah Resmi Hapus New Normal, Achmad Yurianto Beber Istilah Penggantinya
Terlanjur viral di masyarakat, Pemerintah resmi hapus new normal, Achmad Yurianto beber istilah penggantinya
TRIBUNKALTIM.CO - Terlanjur viral di masyarakat, Pemerintah resmi hapus new normal, Achmad Yurianto beber istilah penggantinya.
Istilah new normal sudah familiar di telinga warga Indonesia sejak Presiden Jokowi menggaungkannya untuk mengajak masyarakat berdamai dengan Virus Corona atau covid-19.
Namun, belakangan Pemerintah melalui Gugus Tugas covid-19 mengakui istilah new normal salah, dan akan menggantinya.
Jubir Gugus Tugas covid-19 Achmad Yurianto pun menuturkan Pemerintah sudah punya istilah baru, pengganti new normal.
Istilah new normal yang dicanangkan pemerintah beberapa waktu lalu bakal dihapuskan.
Kebijakan ini diambil setelah melihat realita yang ada di lapangan.
• Bukan Hanya Sekolah Tatap Muka, Jajaran Nadiem Makarim Punya 23 Link Belajar dari Rumah Senin Besok
• Perluasan Ancol dan Dufan Disorot, Anies Baswedan Bongkar Sejumlah Hal Negatif Reklamasi Era Ahok
• Respon Panglima TNI hingga Andika Perkasa Bongkar Penyebab Kasus Covid-19 Klaster Baru Secapa AD
• Hasil Liga Italia Juventus Selamat dari Kekalahan Berkat Ronaldo, Atalanta Gagal Kudeta Lazio
Selanjutnya istilah new normal bakal diganti dengan kebiasaan baru untuk menggambarkan kondisi hidup berdampingan dengan virus Corona atau covid-19
Pemerintah mengaku salah menggunakan istilah new normal yang sering digunakan untuk hidup berdampingan di tengah Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara pemerintah penanganan Covid-19 Achmad Yurianto.
Penggunaan istilah new normal kemudian diganti dengan kebiasaan baru.
"Diksi new normal dari awal diksi itu segera ubah. new normal itu diksi yang salah dan kita ganti dengan adptasi kebiasaan baru," kata Achmad Yurianto, Jumat (10/7/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.
Yuri mengatakan istilah new normal ini sulit dipahami oleh masyarakat.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sriphastuti.
Menurutnya, istilah new normal ini memang tidak mudah dimengerti masyarakat.
Banyak masyarakat yang tidak paham lantaran istilah new normal menggunakan bahasa asing.