Gunung Layung Kubar Punya Gua Bernilai Historis, Dalam Sehari Desa Dapat Pemasukan Rp 3 Juta
Kawasan Gunung Layung Kabupaten Kutai Barat memiliki panorama alam yang asri. Berada di sekitar kawasan Kecamatan Barong Tongkok, gunung ini memiliki
Penulis: Jino Prayudi Kartono |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Kawasan Gunung Layung Kabupaten Kutai Barat memiliki panorama alam yang asri.
Berada di sekitar kawasan Kecamatan Barong Tongkok, gunung ini memiliki hamparan hutan hijau nan lebat.
Bahkan warga sekitar pun mengandalkan gunung itu sebagai aktivitas pertanian dan perkebunan. Bahkan kawasan tersebut memiliki gua yang terbentuk secara alami sejak zaman dahulu.
Bahkan warga menduga gua tersebut memiliki nilai historis.
Cornelis Detang, warga sekitar yang juga anggota Forum Sempekat Petani Desa Geleo Asa dan Geleo Baru, mengatakan, gua tersebut memiliki kehidupan prasejarah.
Bahkan ia mengatakan kehidupan prasejarah itu mirip seperti kawasan karst di Kecamatan Sangkulirang, Kutai Timur (Kutim).
"Iya ada kehidupan zaman dulu," kata Cornelis Detang. Bahkan kawasan tersebut menjadi obyek wisata bagi wisatawan ataupun warga sekitar, Senin (13/7/2020).
Jika di luar pandemi Virus Corona ( covid-19 ) sekitar puluhan hingga ratusan wisatawan berkunjung ke gua tersebut.
"Ratusan warga setiap hari datang ke gua tersebut," ucapnya dalam konferensi pers di Cafe Pyramid Jl. Dahlia Kota Samarinda.
Baca juga: Ini Fakta Unik Lobster, Dahulu Jadi Makanan Orang Miskin dan Narapidana, Sekarang Harganya Mahal
Baca juga: Hindari Minum Kopi hingga Akupunktur, Ini Cara Mengatasi Tubuh Terlalu Mudah Kebelet Pipis
Bahkan ia mengklaim dalam sehari bisa mendapatkan kurang lebih Rp 3 juta. Pemasukan tersebut masuk ke dalam kas desa.
Namun, kawasan wisata ini terancam rusak dengan masuknya aktivitas tambang di wilayah tersebut, sehingga warga dan para petani menolak perusahaan tambang yang akan merusakan kawasan tersebut.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Geleo Asa dan Geleo Baru, Kecamatan Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat menolak lahan mereka dijadikan lahan tambang PT Kencana Wilsa.
Mereka pun mendatangi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) untuk meminta memberhentikan kegiatan tambang perusahaan tersebut.