Virus Corona
Pesta Wisuda Mahasiswa di Solo Berujung Petaka Virus Corona, Ganjar Pranowo Akui Lepas Kontrol
Pesta wisuda mahasiswa di Solo berujung petaka Virus Corona, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo akui lepas kontrol.
TRIBUNKALTIM.CO - Pesta wisuda mahasiswa di Solo berujung petaka Virus Corona, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo akui lepas kontrol.
Lonjakan kasus covid-19 di Solo hingga disebut menjadi zona hitam, terjadi akibat adanya penularan usai pesta wisuda.
Terungkap sebanyak 25 mahasiswa Universitas Sebelas Maret ( UNS ) Solo, Jawa Tengah, terpapar Virus Corona selepas menggelar pesta wisuda.
• Solo Jadi Zona Hitam Covid-19, Benarkah Kota Jokowi Lebih Parah dari Jakarta dan Jawa Timur?
• Kampung Jokowi Jadi Zona Hitam Virus Corona, Walikota Solo Siapkan Sanksi Serius Bagi yang Bandel
• Lebih Parah dari Jakarta dan Jatim? Kota Jokowi Jadi Zona Hitam Covid-19, Ini yang Terjadi di Solo
Kasus yang terjadi di Solo ini memantik perhatian Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Bahkan Ganjar Pranowo mengakui lepas kontrol terhadap pesta wisuda yang terjadi di Solo.
Puluhan mahasiswa tersebut berasal dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Paru yang sedang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Dr Moewardi.
Meski bertugas di rumah sakit rujukan covid-19, namun dari hasil tracing sementara mereka justru tertular covid-19 dari luar.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, dugaan sementara penularan itu dari aktivitas yang dilakukan salah seorang mahasiswa yang melakukan pesta perayaan wisuda.
"Indikasi-indikasinya kemarin ada yang habis wisudaan kemudian berkumpul bareng teman-temannya.
Sedikit ada pesta kecil. Nah yang begini ini kadang kita lepas kontrol," ungkap Ganjar Pranowo kepada wartawan, Senin (13/7/2020) mengutip Kompas.com.
Namun demikian, Ganjar Pranowo mengatakan, upaya tracing hingga saat ini masih terus dilakukan untuk melacak sumber penularan.
Sedangkan terkait kondisi puluhan mahasiswa yang positif Virus Corona tersebut, rata-rata berstatus orang tanpa gejala (OTG) dan saat ini sudah dirawat di RS UNS.
Untuk meminimalisir potensi penularan tersebut, lanjut Ganjar Pranowo, di RSUD Dr Moewardi sudah dilakukan tracing dan para pengunjung juga sudah mulai dilakukan pembatasan.
" RSUD Dr Moewardi sudah dilakukan tindakan tracing, lalu isolasi juga sudah dilakukan.
Pembatasan dilakukan sehingga tidak semua orang boleh berkunjung dengan leluasa.
Yang mau menjenguk pasien jadwalnya ditata ulang dan tracingnya kita minta lakukan lebih masif lagi agar kita bisa tahu darimana penularannya," jelasnya.
• Posisinya Terkejar Ganjar dan Ridwan Kamil, Anies Baswedan Bicara Blak-blakan Soal Hasil Survei Baru
Sementara itu, Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Solo, Ahyani mengatakan, dari 25 mahasiswa UNS yang terpapar covid-19 itu 15 di antaranya berasal dari Solo.
Akibat adanya temuan kasus baru itu, Kota Solo kini masuk zona hitam penyebaran covid-19.
" Solo tidak pernah mencatat sebanyak ini," kata Ahyani. "Ini Solo sudah zona hitam," jelasnya.
Reaksi Wali Kota Solo
Dianggap berlebihan saat memutuskan Kota Solo zona hitam covid-19, Wali Kota FX Hadi Rudyatmo membeberkan alasannya.
Menurut Rudy, sapaan akrabnya, pertimbangan utamanya adalah penambahan 18 kasus positif covid-19 pada hari Minggu (12/7/2020).
"Kalau berlebihan sih tidak iya.
Tadi saya sampaikan, biasanya tambahannya satu, dua kasus.
Lha ini langsung 18 kasus positif," tutur dia, Senin (13/7/2020).
Selain itu, FX Hadi Rudyatmo ingin mengajak warga Kota Solo untuk lebih waspada penularan corona.
Dirinya berharap warga tidak lengah untuk menerapkan protokol kesehatan ketika beraktivitas.
" Zona hitam itu biar masyarakat lebih waspada.
Secara indikator Solo belum masuk zona hitam. Zona hitam itu kalau di Solo yang positif itu sudah 60 persen dari total jumlah penduduk," ungkap dia.
• Mei Meleset, Jokowi Kembali Prediksi Puncak Kasus Virus Corona di Indonesia, Bukan Akhir 2020 Ini
Tutup Alkid Solo
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menyatakan akan melakukan pemeriksaan swab di tempat bagi warga yang masih melakukan kegiatan berkumpul atau berkerumun di kawasan area publik.
"Kalau masih terjadi pengumpulan massa yang ada di Plaza Manahan, Balai Kota, Alkid (Alun-alun Kidul), itu nanti akan langsung kita swapping di situ, langsung dilakukan swab.
Ini mau kita lakukan," kata FX Hadi Rudyatmo usai mengikuti rapat Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 di Gedung Manganti Praja Kompleks Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (13/7/2020).
FX Hadi Rudyatmo menyampaikan, Alun-alun Kidul (Alkid) Keraton Solo ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan karena dinilai tidak terorganisir pedagangnya dan tidak ada izin kegiatan.
Di samping itu, kawasan tersebut selalu menjadi ajang tempat berkerumun massa.
Sehingga berpotensi menjadi tempat penyebaran covid-19.
"Penutupan Alkid ini karena tidak ada izin melakukan kegiatan dan selalu berkerumun massa di sana.
Sehingga tidak ada jarak orangtua dengan anak-anak," ungkap FX Hadi Rudyatmo.
Penutupan Alkid sampai batas waktu belum ditentukan juga karena kawasan tersebut bukan merupakan tempat wisata.
"Karena di sana bukan tempat wisata.
Sehingga kalau ada kegiatan-kegiatan di sana yang mengundang masyarakat banyak kita bubarkan.
Dan di sana kita tutup pintunya," terang dia.
• Pemerintah Jokowi Pertimbangkan Buka Data Pasien Covid-19 ke Publik, Doni Monardo Beber Alasannya
Berbeda dengan Manahan yang selama ini dikenal sebagai tempat untuk kegiatan olahraga. Warga yang datang ke Plaza Manahan tujuannya adalah olahraga.
"Di Plaza Manahan tidak ada penjual, tidak ada pedagang dan tidak ada mainan anak.
Di sana lari-lari. Beda dengan Alkid.
Di sana (Alkid) banyak mainan anak-anak, mobil-mobilan dan sebagainya tidak boleh," paparnya.
Kendati sebagai tempat olahraga, pihaknya tetap melarang adanya kegiatan berkerumun di kawasan itu.
Jika dalam sweeping ditemukan ada kegiatan berkerumun mereka akan dilakukan swab di tempat.
"Kalau masih pada nekat nongkrong, tidak jaga jarak, tanpa menggunakan masker baik di Plaza Manahan, Balai Kota maupun di tempat lain itu nanti bisa kita lakukan (swab)," katanya.
Lebih jauh, FX Hadi Rudyatmo mengungkapkan pemeriksaan swab di tempat tersebut akan dituangkan dalam peraturan wali kota (Perwali) yang saat ini sedang disusun.
Pemeriksaan swab di tempat merupakan bentuk sanksi tegas agar masyarakat mematuhi dan menaati protokol kesehatan covid-19.
"Kita mau pertegas dengan sanksi sosial tadi yang diatur di Perwali.
Kalau yang kemarin kan tidak ada aturan di situ. Kita sanksi administrasinya KTP ditahan 14 hari. Sebenarnya malulah kalau sudah seperti itu," ujar FX Hadi Rudyatmo.
(*)