Gibran Jangan Senang Dulu! Peluang Lawan Kotak Kosong Menguat, Keponakan JK Punya Kisah Mengejutkan
Sesuai mekanisme KPU, jika hanya ada calon tunggal yakni Gibran - Teguh, maka calon tersebut akan bertarung dengan kotak kosong.
TRIBUNKALTIM.CO - Usai resmi mendapat rekomendasi dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDI-P) Megawati Soekarnoputri, Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa berencana mengunjungi atau sowan ke kediaman Achmad Purnomo.
Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P, FX Hadi Rudyatmo, yang juga menjabat Wali Kota Solo tersebut.
Menurutnya, Gibran dan Teguh juga mohon restu kepada Purnomo.
Seperti diketahui, Purnomo awalnya diusung DPC PDI-P bersama Teguh Prakosa untuk maju di Pilkada 2020 Kota Solo.
• Anak Sulung Jokowi hingga Akhirnya ke Politik, Tahun 2017 Gibran: Saya Begini Saja, Jualan Martabak
• Gibran Hendak Sowan Minta Doa Restu, Achmad Purnomo: Mungkin Besok-besok, Perasaan kan Masih Ada
• RESMI PDIP Usung Anak Jokowi di Pilkada Solo 2020, Gibran Pasangan dengan Teguh Prakosa, Profilnya
• Dapat Bocoran dari Jokowi, PDIP Usung Gibran di Pilkada Solo, Achmad Purnomo: Saya kan Sudah Tua
Namun, DPP PDI-P akhirnya memilih putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut.
"Nanti kita awali dulu Bapak Achmad Purnomo karena beliau bertiga (Gibran, Teguh dan Purnomo) kemarin sudah dipanggil oleh DPP juga.
Dan tentunya hari ini mesti kami sampaikan bahwa secara resmi rekomendasi sudah diterima DPC partai," tutur Rudy, sapaan akrab Ketua DPC PDI-P Kota Solo tersebut.

Inilah kemungkinan lawan Gibran Rakabuming putra Jokowi di Pilkada Solo, sulit atau mudah menang?
Belum ada tanda-tanda adanya calon penantang putra Presiden RI pertahana di pemilihan wali kota Solo.
Upaya putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka untuk bisa maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 dari PDI Perjuangan ( PDIP ), berbuah manis.
Gibran Rakabuming Raka kini telah resmi mendapatkan rekomendasi dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai calon Wali Kota Solo di Pilkada 2020.
Ia memutuskan mendaftarkan diri di DPP PDIP karena peluangnya mendaftarkan diri di DPC PDIP Jawa Tengah sudah tertutup.
Peluang tersebut tertutup karena DPC Jawa Tengah telah memutuskan mengusung Achmad Purnomo untuk maju di Pilkada 2020.
Namun Gibran Rakabuming Raka akhirnya berhasil maju ke Pilkada 2020 bersama wakilnya Teguh Prakosa sebagai calon Wali Kota Solo.
Keputusan itu dibacakan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dalam Pengumuman Tahapan II 45 Pasangan Calon Kepala Daerah Pilkada Serentak, Jumat (17/7/2020).
"Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka dengan Teguh Prakosa," kata Puan Maharani.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ikut menyaksikan langsung pembacaan paslon tersebut.
Setelah diumumkan secara resmi, Gibran Rakabuming Raka pun mengucapkan terima kasih kepada Megawati Soekarnoputri karena telah direkomendasikan untuk maju sebagai calon Wali Kota Surakarta pada Pilkada 2020.
"Saya bersyukur dan menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ketua Umum, Ibu Megawati Soekarnoputri atas rekomendasi yang diamanahkan kepada saya," kata Gibran Rakabuming Raka dalam acara yang sama.
Bagi Gibran Rakabuming Raka, rekomendasi tersebut merupakan kehormatan dan tanggung jawab untuk memenangi Pilkada 2020.
Setelah terpilih, ia mengaku akan langsung berkonsolidasi dengan pengurus DPC PDIP Jawa Tengah.
Tak lupa, Gibran Rakabuming Raka juga mengucapkan terima kasih pada Ketua DPC PDIP Jawa Tengah FX Hadi Rudyatmo.
"Koordinasi dan konsolidasi ke internal jajaran pengurus seluruh DPC, anak cabang, hingga tingkat ranting di PDI Perjuangan Kota Surakarta mengikuti arahan Ketua DPC FX Hadi Rudyatmo," ucap dia.
Fighting Spirit
Di acara yang sama, Megawati Soekarnoputri mengatakan, ia selalu mencari calon pemimpin yang memiliki semangat juang atau fighting spirit.
"Saya selalu mencari sosok calon pemimpin yang tetap mempunyai fighting spirit, sosok yang tidak mudah digoyahkan dalam menghadapi ujian dan tantangan," kata Megawati Soekarnoputri.
Megawati Soekarnoputri memahami, mengemban tugas sebagai kepala daerah tidak mudah.
Namun, ia yakin apabila memiliki fighting spirit, kepala daerah akan selalu mendapat apresiasi dari masyarakat.
"Saya sangat yakin kita makin banyak mendapatkan pemimpin di daerah yang mendapatkan selalu apresiasi dari rakyat karena cara memimpinya," ujar dia.
Ia juga mengungkap beberapa kriteria mengenai pemimpin yang mumpuni, di antaranya pemimpin yang kokoh dalam menjalankan Pancasila sebagai jiwa, dasar dan tujuan bagi seluruh kebijakan politik yang diambil.
Kemudian, sosok yang benar-benar berpengalaman dalam tata pemerintahan yang baik dan mengerti bagaimana seni memimpin birokrasi.
"Mengerti aspek perencanaan kebijakan dan menjalankannya melalui kepemimpinan yang efektif dan jangan lupa selalu berada bersama rakyat," ucap Megawati Soekarnoputri.
Sekolah Partai
Megawati Soekarnoputri juga mengatakan, para kadernya yang telah mendapatkan rekomendasi untuk maju dalam Pilkada 2020 wajib mengikuti sekolah partai.
Hal tersebut, menurut Megawati Soekarnoputri, perlu dilakukan agar bisa menghasilkan pemimpin yang mengayomi rakyat.
"Saya telah perintahkan kepada DPP PDI-P agar mereka yang telah mendapat rekomendasi tetap dan segera mengikuti sekolah partai," kata Megawati Soekarnoputri.
Dia menyadari bahwa sekolah partai ini terhalang kendala teknis karena Indonesia tengah mengalami pandemi Covid-19.
Namun, ia menegaskan, sekolah partai bisa tetap dilakukan secara daring atau online.
"Kami berharap dapat menghasilkan pemimpin yang mumpuni dan selalu mengayomi rakyatnya," ujar Megawati Soekarnoputri.
Dia menilai, pemimpin mumpuni itu adalah pemimpin yang kokoh dalam menjalankan pancasila sebagai jiwa, dasar dan tujuan bagi seluruh kebijakan politik yang diambil.
Kemudian, sosok yang juga benar-benar berpengalaman dalam tata pemerintahan yang baik, megerti bagaimana seni memimpin birokrasi.
"Mengerti aspek perencanaan kebijakan dan menjalankannya melalui kepemimpinan yang efektif dan jangan lupa selalu berada bersama rakyat," ucap Megawati Soekarnoputri.
Ia juga menginstruksikan kadernya yang mendapat rekomendasi untuk segera turun ke masyarakat.
"Kalian baru terpilih untuk menjadi calon. Sedangkan perjuangannya insya Allah nanti bulan Desember," kata Megawati Soekarnoputri.
"Oleh sebab itu, maka bergeraklah cepat turun ke bawah untuk mendapatkan simpati dari masyarakat, dari rakyat yang akan memilih masing-masing daerah tersebut," tutur dia.
Dalam Pilkada 2020, Megawati ingin PDI-P meraih kemenangan besar.
Sebab, kata dia, perjuangan partainya masih berlanjut hingga pemilihan umum tahun 2024.
"Tidak bisa kita hanya berleha-leha saja, 'oh sudah ada rekomendasi di tangan saya'. Tidak bisa. Sepenuhnya harus terus dilakukan dengan kerja keras," ujar dia.
Lawan Kotak Kosong
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin memprediksi pasangan Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa bisa menang mudah.
"Peluang dan kans Gibran-Teguh untuk menang sangat tinggi. Dan bahkan mungkin saja Gibran-Teguh akan lawan kotak kosong," kata Ujang kepada Kompas.com, Sabtu (18/7/2020).
PDIP saat ini menguasai DPRD Solo dengan 30 dari 45 kursi DPRD Solo.
Partai-partai lain berbagi 15 kursi.
PKS mengantongi lima kursi, Gerindra, PAN dan Golkar masing-masing tiga kursi dan PSI satu kursi.
Ujang menilai dengan peta politik seperti itu, sulit untuk memunculkan calon lain.
"Apalagi partai-partai lain juga mulai merapat dan mendukung Gibran," kata Ujang.
Sesuai mekanisme KPU, jika hanya ada calon tunggal, maka calon tersebut akan bertarung dengan kotak kosong.
Ujang meyakini skenario Gibran-Teguh melawan kotak kosong ini kemungkinan besar terjadi. "Atau ada lawan, tapi cuma boneka. Diumunculkan hanya untuk meramaikan," kata dia.
Ujang menilai sulit untuk memunculkan calon yang memang nekat ingin melawan Gibran-Teguh.
Sebab, selain menguasai mayoritas kursi parlemen lokal, Gibran juga merupakan putra Presiden Joko Widodo yang dua periode menjadi wali kota Solo.
"Gibran itu dipersiapkan untuk maju Cawalkot dan untuk menang. Bukan untuk kalah. Ini soal harga diri keluarga Presiden," kata dia.
Ponakan JK Kalah kawan kotak kosong
Adapun kemenangan kotak kosong pernah terjadi di Pilkada Kota Makasar.
Pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rahmatika Dewi (Appi-Cicu) yang mendapat dukungan dari 10 partai besar justru kalah.
Sebelumnya, pasangan Appi-Cicu menjadi calon tunggal Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar.
Dalam surat suara, gambar Appi-Cicu melawan kotak kosong.
Dalam pemungutan suara yang berlangsung, Rabu (27/6/2018), kotak kosong mengungguli perolehan suara calon tunggal berdasarkan perhitungan cepat (quick count) beberapa lembaga survei dan real count yang dilakukan Wali Kota Makassar yang mengawasi jalannya Pilkada Makassar.
Munafri Arifuddin merupakan CEO PSM Makassar dan sekaligus menantu mantan Wakil Ketua MPR RI, Aksa Mahmud. Adapun Aksa Mahmud adalah ipar dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Ferry Juliantono menyebut kemenangan kotak kosong dalam Pilkada serentak 2019 adalah peringatan kepada penguasa.
" Kotak kosong ini gambaran tentang perlawanan rakyat. Karena yang dilawan ialah calon yang punya kedekatan dengan pak Jusuf Kalla, bahkan menantunya pak Aksa Mahmud," kata Ferry dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (30/6/2018).
Ferry juga menyebut, kemenangan kotak kosong tersebut adalah sebuah hukuman dari masyarakat Kota Makassar atas upaya yang diduga dilakukan pasangan Appi-Cicu menjegal pasangan Mohammad Ramdhan Pomanto-Indira Mulyasari Paramusti (Diami) sehingga gagal berlaga di pilkada.
"Warga kota Makassar tahu dan menghukum cara-cara yang dianggap tidak tepat," kata Ferry.
Sementara itu Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengaku kaget dengan kemenangan kotak kosong di Pilkada Kota Makasar tersebut.
"Pelaksanaan Pilkada dengan satu pasangan calon trennya terus meningkat. Ternyata kotak kosong bisa menang lawan pasangan calon. Ini jadi pelajaran bagi semua pihak," kata Arief.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Inilah Kemungkinan Lawan Gibran Rakabuming Putra Jokowi di Pilkada Solo, Sulit atau Mudah Menang? dan di Kompas.com dengan judul "Gerindra Sebut Kemenangan Kotak Kosong Bentuk Perlawanan dan Hukuman Rakyat"