Ke Karni Ilyas, Hotma Sitompul Tegas Tak Mau Bahas Djoko Tjandra di ILC, Justru Putus Asa dengan Ini
Kepada Karni Ilyas, Hotma Sitompul tegas tak mau bahas Djoko Tjandra di ILC tadi malam Selasa 21 Juli 2020, justru kecewa dan putus asa karena hal in
TRIBUNKALTIM.CO - Kepada Karni Ilyas, Hotma Sitompul tegas tak mau bahas Djoko Tjandra di ILC tadi malam, Selasa 21 Juli 2020, justru kecewa dan putus asa karena hal ini.
Tayangan ILC atau Indonesia Lawyers Club di TV One mebahas kasus yang melibatkan Djoko Tjandra.
Namun saat Presiden ILC Karni Ilyas memberikan kesemaptan kepada Hotma Sitompul membahas Djoko Tjandra, sang praktisi hukum menolak.
Diketahui Hotma Sitompul memberikan alasan tegas kepada Karni Ilyas untuk menolak membahas kasus Djoko Tjandra di ILC tadi malam.
Berstatus sebagai buronan terpidana kasus hak tagih (cessie) Bank Bali, Djoko Tjandra justru kedapatan bisa melenggang bebas keluar dan masuk Indonesia.
• BERLANGSUNG Live Streaming Mata Najwa, Najwa Shihab Adu Argumen dengan Pengacara Djoko Tjandra
• Penelusuran Mata Najwa Bongkar Jaringan Bisnis Djoko Tjandra Buronan Kasus Bank Bali, Live Trans 7!
• ILC Tadi Malam, Selain Polri, MAKI Seret Institusi Firli Bahuri Soal Djoko Tjandra, Pertanyakan KPK
Dilansir TribunWow.com, dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (21/7/2020), Hotma Sitompul justru menanyakan apakah kasus semacam itu baru terjadi pertama kalinya?
Mulanya saat mendapatkan kesempatan membahas kasus Djoko Tjandra, Hotma Sitompul sempat menolak.
"Saya terus terang nih suka ternganga melihat ahli kita.
Maaf waktu saya diundang ke sini, saya tanyakan apakah ini membahas Djoko Tjandra atau membahas pengacaranya?
Saya tidak mau kalau untuk itu. karena saya sendiri tidak suka perkara saya dibantai orang," ungkap Hotma Sitompul di ILC.
Dirinya menyakini sudah banyak kasus-kasus serupa yang juga belum bisa tertangani oleh penegak hukum di Tanah Air, khususnya berkaitan dengan tindak pidana korupsi.
"Memang cuma satu, Djoko Tjandra, cuman ini, sebelumnya ada lagi enggak?" ujar Hotma Sitompul.
Oleh karenanya, Hotma Sitompul tidak ingin menyalahkan banyak pihak terkait belum tertangkapnya Djoko Tjandra.
Terlebih menyalahkan sistem hukumnya.
"Udah lah, kita jangan saling nyalahin orang," imbuhnya.
Hotman Sitompul lantas menilai bahwa tidak ada yang salah dengan sistem hukum di Indonesia.
Menurutnya, yang salah dan perlu diperbaiki adalah orang-orang yang menjalankan hukumnya.
Dirinya menegaskan, jika ingin memperbaiki hukum, maka perbaikilah orang-orang yang menjabat.
"Kalau mau ditanya bagaimana memperbaiki hukum kita, hukumnya sudah bagus, orang-orang yang menjalankan hukum itu yang harus diperbaiki," terang Hotma Sitompul.
• MALAM INI Mata Najwa Bahas Kasus Djoko Tjandra Usung Tema Buron Istimewa, Live Streaming Trans 7
Bahkan ketika ditanya bagaimana caranya untuk memperbaiki orang-orang yang menjabat, Hotma Sitompul mengaku tidak sanggup dan merasa putus asa.
Berbeda halnya jika yang salah dan harus diperbaiki adalah hukumnya.
"Bagaimana memperbaiki orang-orang yang memegang jabatan itu?"
"Saya tidak bisa jawab, dengan segala hormat, saya sudah 40 tahun berkecimpungan, putus asa memperbaiki hukum ini, karena bukan hukumnya, (tapi) orangnya," ungkapnya.
"Bagaimana memperbaiki orang-orang yang punya kekuasaan, suka-suka dia kok," sambungnya.
Lebih lanjut, Hotma Sitompul menyakini bahwa kasus seperti itu tidak hanya berhenti di Djoko Tjandra andai bisa ditangkap.
Melainkan ada kemungkinan akan kembali terulang terus menerus.
Bahkan menurutnya, hukuman gantung pun belum tentu bisa menyurutkan adanya kasus serupa.
"Sekarang kita asyik nyalahin orang, sampai ke presiden, sampai ke mana-mana, semua orang disalahin, percaya enggak ini bisa terulang lagi?" papar Hotma Sitompul.
"Gantung tuh semua, tetap aja terjadi lagi."
"Apa mau seperti di China, gantung-gantungin? Mungkin bisa, tapi apa mau begitu?" pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 1.50:
• Hebatnya Djoko Tjandra Terkuak di ILC Tadi Malam, Anak Buah AHY Ini Sebut Presiden juga Tak Berdaya
MAKI Sebut hanya Jokowi yang Bisa Perintah Tangkap Djoko Tjandra
Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan dalam kasus Djoko Tjandra.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat diundang dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne, Selasa (21/7/2020).
Diketahui buron kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Bank Bali Djoko Tjandra diburu sejak 2009.
Saat jejaknya terdeteksi pada 8 Juni 2020 lalu, ia kembali lolos.
Boyamin kemudian menyoroti bagaimana Djoko Tjandra berulang kali lolos dan dapat keluar-masuk Indonesia meskipun sudah terdaftar di red notice Interpol.
"Sebenarnya kalau proses-proses ini kita hanya berkutat di sini tanpa proses menangkap Djoko Tjandra, akhirnya mubazir semua," ungkap Boyamin Saiman.
Ia menyebutkan presiden sendiri harus ikut campur menangani kasus ini.
"Proses ini akhirnya hanya bisa diambil alih oleh presiden untuk menangkap Djoko Tjandra," tegas Boyamin.
Ia memberi contoh pada kasus kepemilikan kapal Equanimity yang diduga sebagai hasil pencucian uang senilai Rp 3,5 triliun oleh pengusaha Malaysia.
Saat itu pihak pemerintah Malaysia mencoba bernegosiasi agar kapal itu dapat dikembalikan kepada pemiliknya dengan imbalan tertentu.
"Saya tahu persis pengalaman waktu kapal Equanimity ditangkap di Benoa dan prosesnya mau diserahkan ke Amerika, akhirnya Mahathir Mohamad ke sini," jelas Boyamin.
• Di ILC, Bahas Djoko Tjandra, Koordinator MAKI Singgung Alat Canggih KPK, Beber Info Polisi Idealis
"Akhirnya ada proses tukar-menukar itu. Jadi kapal Rp3,5 triliun baru dibarter dengan seorang TKI," paparnya.
Namun prosesnya yang sudah sampai pada tuntutan dibatalkan oleh Jaksa Agung Malaysia Tommy Thomas.
Berdasarkan kasus tersebut, Boyamin menegaskan intervensi presiden sangat penting.
Ia menyinggung Jaksa Agung Muhammad Prasetyo sudah mencoba memulangkan Djoko Tjandra, tetapi berulang kali gagal.
Kegagalan itu diduga karena ada ikut campur dari petinggi sekelas menteri.
"Apapun, dirigennya presiden mau tidak mau. Jaksa Agung Prasetyo berusaha memulangkan, gagal," ungkit Boyamin.
"Bahkan ada dugaan intervensi dari menteri yang di atasnya," tambahnya.
Presenter Karni Ilyas menyinggung Presiden Jokowi sudah pernah memerintahkan penangkapan Djoko Tjandra.
"Tapi kalau memerintahkan ditangkap, saya tidak yakin akan bisa karena Djoko Tjandra di sana menjadi warga kelas satu," komentar Boyamin.
"Tanpa ada pembicaraan Pak Presiden dengan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, ini hanya retorika. Enggak akan pernah bisa dilakukan, enggak akan pernah bisa jadi realita," tegasnya.
Lihat videonya mulai menit 9:30:
(TribunWow/Elfan Nugroho/Brigita)
(*)