DPR Minta Kemendikbud Potong Anggaran POP, Pikirkan Peningkatan Mutu Pembelajaran Jarak Jauh

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memotong anggaran Program Organisasi Penggerak.

Editor: Budi Susilo
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Gedung DPR RI. DPR meminta kepada Kemendikbud untuk ubah saluran anggaran POP buat peningkatan mutu pembelajaran jarak jauh. 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - DPR meminta kepada Kemendikbud untuk ubah saluran anggaran POP buat peningkatan mutu pembelajaran jarak jauh

Hal ini disampaikan melalui Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda. 

Dia meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud ) memotong anggaran Program Organisasi Penggerak (POP) hingga setengahnya. 

Kemendikbud menganggarkan dana Rp 595 miliar untuk Program Organisasi Penggerak. Syaiful meminta anggaran tersebut dipotong untuk mengadaptasi situasi pandemi Corona atau covid-19 ini.

 Cara Salat Istikharah Sepertiga Terakhir dari Waktu Malam, Ini Bacaan Niat dan Doa Usai Menunaikan

 Cocok Buat Status di WhatsApp, Inilah Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha Bahasa Inggris & Indonesia

"Prinsipnya setuju jalan tapi hampir pasti anggaran harus dipotong. Saya membayangkan cukup deh tahun ini Rp 250 miliar. Setengahnya saja, karena ini diadaptasi dalam pandemi covid-19 ini," kata Syaiful di acara Sapa Indonesia Pagi yang disiarkan Kompas TV, Senin (27/7/2020).

Syaiful mengatakan di tengah situasi pandemi covid-19 membuat Program Organisasi Penggerak tidak bisa dijalankan dalam skema normal.

Skema normal yang dimaksud oleh Syaiful adalah pertemuan secara tatap muka. Sehingga biaya untuk pertemuan secara langsung dapat dipotong.

"Artinya item cost yang tadinya dalam masa normal dibutuhkan, dalam masa pandemi tidak dibutuhkan," kata Syaiful.

Menurut Syaiful, sebaiknya sebagian anggaran POP dialihkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran jarak jauh (PJJ). Syaiful mengungkapkan saat ini banyak daerah mengalami permasalahan dalam menjalankan program PJJ.

"Lebih baik setengahnya kita dedikasikan untuk membantu problem PJJ. Sampai hari ini mengalami persoalan di daerah," ungkap Syaiful.

Seperti diketahui, PGRI, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan mundur dari Program Organisasi Penggerak yang diluncurkan Kemendikbud.

Mereka mengkritik tidak jelasnya klasifikasi organisasi yang mendapatkan bantuan dana Program Organisasi Penggerak. Serta kejanggalan dalam proses verifikasi.

Mendikbud akan Evaluasi POP Kemendikbud

Mendikbud Nadiem Makarim sebut akan evaluasi POP, sudah terima masukan dari berbagai pihak.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud ) akan melakukan evaluasi lanjutan untuk menyempurnakan Program Organisasi Penggerak ( POP ).

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved