Awal Penelusuran Dugaan Bunuh Diri Editor Metro TV Yodi Prabowo dan Hasil Lengkap Investigasi Polisi
Dari wawancara terakhir orangtua Editor Metro TV Yodi Prabowo di acara Mata Najwa masih tetap yakin bahwa anaknya dibunuh.
TRIBUNKALTIM.CO - Dari wawancara terakhir orangtua Editor Metro TV Yodi Prabowo di acara Mata Najwa masih tetap yakin bahwa anaknya dibunuh.
Ayah dan Ibu Yodi Prabowo tak percaya anaknya bunuh diri.
Mereka punya banyak alasan meyakini sang anak tak bunuh diri.
Polisi pun sudah menegaskan dan mengumumkan bahwa Yodi Prabowo diduga kuat bunuh diri berdasarkan bukti-bukti dan keterangan saksi.
Berikut ini hasil lengkap investigasi polisi pada kasus kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo.
• Selain Sigit, Ini 7 Nama Menguat Calon Kapolri versi IPW, Banyak Akpol 88, Kisah Tito Bisa Terulang?
• Ahok Memaafkan, Tapi Duo Penghina Gigit Jari, BTP Singgung Soal Pelakor, Anak Haram dan Ibu Kandung
• Curhat Dokter Positif Covid-19 Viral di Twitter, Kesal Rasakan Gejala Spesifik Infeksi Virus Corona
• Tahukah Anda, Ini 5 Air Terjun Paling Tinggi di Dunia, Air Terjun Angel Tingginya Mencapai 979 Meter
Polisi sudah menyimpulkan kematian jurnalis Metro TV Yodi Prabowo karena bunuh diri.
Namun, sebelum sampai pada kesimpulan itu, polisi juga telah memeriksa kemungkinan ada ancaman terhadap korban.
"Handphone korban sudah diperiksa, tidak ada ancaman atau hal-hal mencurigakan lainnya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat, Sabtu (25/7/2020).
Sebelum ditemukan tewas di pinggir Tol JORR Jalan Ulujami Raya, Tubagus mengatakan korban sempat berkonflik dengan kekasihnya Suci Fitri Rohmah.
Konflik itu diduga karena kehadiran orang ketiga di hubungan asmara mereka.
Hanya saja, kata Tubagus, konflik tersebut sudah dapat diselesaikan.
"Yang bersangkutan (Yodi) punya pacar namanya S, dia juga punya teman dekat inisial L.
Lalu terjadi konflik di antara mereka dan sudah diselesaikan," jelas dia.
Polisi mengambil kesimpulan bahwa Editor Metro TV Yodi Prabowo tewas karena diduga kuat akibat bunuh diri.
"Dari keterangan saksi, olah tkp, penyidik berkesimpulan yang dmbersangjutan diduga kuat bunuh diri.
Fakta yang kami himpun di TKP, saksi, ahli, kami berkesimpulan diduga kuat yang bersangkutan melakukan bunuh diri," kata Tubagus.
Berdasarkan hasil pemeriksaan forensik jenazah Yodi, ditemukan empat luka yang diakibatkan senjata tajam.
Empat di antaranya adalah luka tusuk di bagian dada.
"Biasanya orang yang bunuh diri akan ada bukti permulaan, luka percobaan. Itu berdasarkan keterangan ahli," ujar Tubagus.
"Ditemukan fakta ada empat luka di dada, yang dua di antaranya dangkal hanya 2 sampai 4 sentimeter," tambahnya.
Tubagus juga menjelaskan tentang barang bukti pisau yang ditemukan.
Pisau tersebut berada di bawah jenazah Yodi Prabowo yang tertelungkup.
Menurut Tubagus, pisau itu dibeli korban di Ace Hardware di kawasan Rempoa, Tangerang Selatan.
Yodi Prabowo membeli pisau itu sebelum berangkat ke kantornya pada Selasa (7/7/2020) sekitar pukul 14.20.
"Dari hasil pemeriksaan CCTV, didapat fakta yang membeli pisau tersebut adalah korban sendiri," kata Tubagus, Sabtu (25/7/2020).
"Saat membeli pisau, orang yang tertangkap CCTV, dan pakaian yang digunakan agak sama saat jenazah diemukan. Bukti lainnya adalah, bon, struk, sampai CCTV di tempat parkir," tambahnya.
Polisi Sebut Ada Pengaruh Narkoba Saat Yodi Prabowo Bunuh Diri, Kekasih: Tak Mungkinlah!
Sementara itu, Suci Fitri Rohmah, kekasih Yodi Prabowo membantah pernyataan pihak Kepolisian yang menyebutkan Editor Metro TV tu mengkonsumsi narkoba.
Perempuan berusia 24 tahun itu mengaku tidak mendapati ciri-ciri sang kekasih mengkonsumsi barang haram tersebut.
Selain itu, sejak menjalin hubungan selama tujuh tahun dengan alamarhum, Suci mengetahui bila sang kekasih tak pernah berhubungan dengan narkoba.
"Enggak ada mas, dia (Yodi Prabowo) tuh anti yang begitu-begitu," jawab singkat Suci dengan suara lesuhnya kepada Wartakotalive.com saat dikonfirmasi melalui sambungan selularnya, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel) pada Sabtu (25/7/2020).

Positif Narkoba
Kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo terkuak.
Pihak Kepolisian menyimpulkan tewasnya Yodi Prabowo karena bunuh diri.
Yodi Prabowo dinilai mengalami depresi berat hingga nekat mengakhiri hidupnya dengan pisau dapur di pinggir Tol JORR ruas Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2020 dini hari.
Terdapat sejumlah bukti hinggapolisi menarik kesimpulan Yodi Prabowo bunuh diri yang disampaikan pihak Kepolisian.
Satu di antaranya adalah kenekatan Yodi Prabowo mengakhiri hidup dengan sebilah pisau.
Pisau tersebut diketahui ditembuskan ke dada dan lehernya berulang kali ,sebelum akhirnya menghembuskan nafasnya terakhir.
Terkait hal tersebut Dokter Spesialis Forensik Instalasi Rumah Sakit Bhayangkara Kramat Jati, Arif Wahyono mengungkapkan Yodi Prabowo dalam keadaan terpengaruh zat amfetamine ketika bunuh diri.
Hal itu diketahui berdasarkan hasil tes urine korban yang diketahui positif amfetamine.
amphetamine bisa didapat dari ekstasi maupun pil stimulan lainnya.
"Almarhum mengkonsumi narkoba amfetamine saat meninggal, serta tiga hari sebelumnya," kata Arif dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Sabtu (25/7/2020).
Bahkan kata Arif dari hasil pemeriksaan darah dan rambut Yodi, diketahui ia sudah cukup lama mengkonsumsi narkoba jenis amfetamin.
Meski begitu Arif enggan menjelaskan berapa lama Yodi sudah mengkonsumsi narkoba.
"Intinya, almarhum sudah cukup lama menggunakan narkoba," katanya.
Arief juga mengatakan, hasil forensik dipastikan Yodi tewas karena benda tajam atau pisau.
“Kesimpulan sebab mati korban kekerasan senjata tajam di leher. Selanjutnya screening narkoba di dalam urine kami temukan kandungan amphetamine positif,” kata dokter Spesialis Forensik ini.

Pemicu Bunuh Diri
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat menuturkan dari sejumlah fakta yang diungkap pihaknya dan ditambah keterangan ahli, diketahui bahwa pemicu utama atau penyebab utama Yodi Prabowo bunuh diri karena depresi.
Pemicunya karena sakit kelamin, padahal tahun depan ia akan menikah dengan kekasihnya berinisial S.
"Jadi penyebab utamanya, karena dia sakit kelamin padahal berencana menikah tahun depan dengan kekasihnya. Ini membuatnya depresi hingga akhirnya bunuh diri," kata Tubagus kepada Warta Kota, usai jumpa pers di Mapolda Metro Jaya pada Sabtu (25/7/2020).
Hal tersebut diungkapkan Tubagus merujuk keterangan ahli psikologi forensik.
"Tingkat depresi setiap orang atas suatu masalah yang sama, berbeda-beda. Dalam kasus ini, korban depresi karena penyakit kelamin dan rencananya menikah," kata Tubagus.
Karenanya kata Tubagus, konflik hubungan Yodi dan kekasihnya S sempat terjadi, apalagi karena Yodi dekat dengan perempuan lainnya berinisial L.
"Selain itu ditambah dengan konsumsi ampetamin yang mempengaruhi kejiwaannya dan menimbulkan keberanian diluar kebiasaan," kata Tubagus.
Beli Pisau Sendiri
Tidak hanya itu, kesimpulan bunuh diri ditegaskan Tubagus merujuk fakta lainnya, yakni Yodi Prabowo membeli sendiri pisau dapur yang akan dipakainya untuk bunuh diri.
Yodi diketahui membeli pisau dapur itu di Ace Hardware Rempoa, Tangerang Selatan pada tanggal 7 Juli 2020 pukul 14.20 WIB.
"Didapatkan fakta bahwa yang membeli pisau itu ternyata korban sndiri. Saat bei pisau itu, korban tertangkap di CCTV dan pakaian yang dipakai sama saat jenazah ditemukan," ungkap Tubagus di Mapolda Metro Jaya pada Sabtu (25/7/2020).

"Jadi pisau itu yang dipakai untuk bunuh diri, dia beli sendiri," paparnya.
Bahkan kata Tubagus, penyidik mendapatkan semua data dan fakta bagaimana Yodi Prabowo masuk ke dalam Ace Hardware Rempoa, menuju etalase pisau, membayar di kasir hingga keluar gedung.
"Dari dia masuk sampai keluar menuju parkiran hanya delapan menit. Jadi begitu masuk, korban langsung menuju tempat di mana pisau terpajang. Lalu ambil pisau, ke kasir bayar dan tinggalkan tempat, artinya hanya satu yang dia cari saat masuk ke toko itu," kata Tubagus.
Pisau itu diungkapkan Tubagus berada di bawah tubuh Yodi yang tertelungkup ketika ditemukan di pinggir Tol JORR ruas Ulujami, Pesanggrahan pada 10 Juli 2020.
Awal Mula Penelusuran
Awal mula penelusuran dibeberkan Tubagus bermula dari penemuan pisau tersebut.
Pihaknya kemudian melacak merek pisau yang hanya dijual di Ace Hardware.
Berbekal ha tersebut, pihaknya kemudian menganalisa call data record (CDR) ponsel milik korban pada tanggal dan waktu sebelum kematian.
Data ponsel tersebut diketahui menunjukkan Yodi berada di sekitar Rempoa, Tangerang Selatan.
Selanjutnya, pihaknya mencoba melakukan penelusuran ke Ace Hardware Rempoa.
"Pisau itu punya merek khas khusus. Lalu kami lidik darimana datangnya pisau itu, dan yang diketahui pisau seperti itu dijual hanya dari toko Ace Hardware Rempoa," kata Tubagus.
Kemudian ia memeriksa pihak toko dan menanyakan berapa banyak pisau yang laku selama rentang waktu tertentu.
"Kami periksa ada berapa banyak pisau yang laku. Hasilnya selama sepekan terakhir saat itu hanya satu pisau yang laku. Lalu dicek CCTV dan didapatkan fakta yang beli pisau itu ternyata korban sendiri," ungkap Tubagus.
"Hal itu bisa dilihat di rekaman CCTV toko," katanya.
Bunuh Diri
Tubagus mengatakan kesimpulan Yodi Prabowo bunuh diri, didapat setelah penyidik melakukan serangkaian penyelidikan dan penyidikan.
Ditambah analisa hasil olah TKP, hasil puslabfor, hasil pemeriksaan kedokteran forensik, hasil analisa call data record (CDR) handphone korban, serta analisa hasil pemeriksaan saksi.
"Ada sejumlah persoalan pribadi yang kami yakini terkait dengan dugaan bunuh diri YP atau membuatnya depresi hingga bunuh diri," kata Tubagus dalam konpers di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020).
Yakni katanya adalah persoalan asmara, penyakit kelamin yang diderita Yodi, serta kebiasaan Yodi mengonsumsi narkoba jenis amphetamine.
Dari analisa pemeriksaan saksi kata Tubagus didapat fakta yang sangat terkait dengan depresi dan dugaan bunuh diri yang dilakukan Yodi.
"Saksi yang kami periksa ada 34 orang. Di antara mereka ada yang beberapa kali atau berulang kami periksa," kata Tubagus.
Dari sana kata Tubagus disimpulkan bahwa Yodi memiliki kekasih S yang sudah berpacaran tujuh tahun.
"Selain punya pacar S, korban juga memiliki teman dekat seorang perempuan L. Ini sempat terjadi konflik di antara mereka, namun konflik selesai" ujar Tubagus.
"Korban pernah mengatakan berulang-ulang kepada S setelah konflik yang demikan kuat, dengan pertanyaan 'Kalau Saya, tidak ada Bagaimana'," kata Tubagus.

Dalam pengertiannya kata Tubagus, maksud Yodi dengan pernyataan kalau tidak ada, adalah jika meninggal.
"Pernyataan itu berulang-ulang dikatakan korban kepada S. Padahal mereka rencananya akan menikah," ujar Tubagus.
Pernyataan Yodi kepada S itu kata Tubagus, menurut keterangan ahli yakni Pakar Psikologi Forensik, bisa menjadi sebuah ide awal untuk bunuh diri.
Sementara, terkait dugaan mengidap penyakit, Tubagus memaparkan dua alat bukti, yakni kartu debit BCA dan BRI milik korban.
"Dari analisa transaksi keuangan korban dimana memiliki dua kartu debit BCA dan BRI, ada satu yang menonjol. Di mana dengan kartu debet BCA, korban melakukan pembayaran ke RSCM Kencana," kata Tubagus.
"Untuk apa uang itu? yakni untuk pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter ahli penyakit kulit dan kelamin," tambahnya.
Hal itu kata Tubagus pastinya dilakukan Yodi, karena ada keluhan yang dirasakannya.
"Sehingga ia melakukan konsultasi ke dokter ahli penyakit kulit dan kelamin. Dari sana disarankan beberapa pengecekan lebih lanjut," kata Tubagus.
Salah satunya kata Tubagus adalah pengecekan atau tes HIV.
"Dengan kesadaran sendiri, korban lalu sempat melalukan tes HIV. Namun sampai ia meninggal, hasilnya belum keluar dan belum dia ketahui atau diambil. Belakangan hasilnya adalah negatif," kata Tubagus.
Penyakit Yodi ini kata Tubagus sangat terkait dengan dugaan bunuh diri yang dilakukan Yodi.
"Ini sangat terkait, yakni terkait dengan kemungkinan korban menjadi depresi hingga bunuh diri. Ini didasarkan atas keterangan ahli psikologi forensik," ujarnya.
Dalam hal ini kata Tubagus pihaknya mengaitkan keterangan ahli dengan fakta penyidikan.
Hal lain yang juga sangat terkait, kata Tubagus, adalah temuan hasil pemeriksaan kedokeran forensik atas urine korban.
"Dimana korban positif amphetamine. Sejauhmana pengaruh amphetamine terhadap kejiwaan seseorang, ini sangat berpengaruh menimbulkan keberanian seseorang di luar biasanya untuk melakukan hal yang tak normal," kata Tubagus.
"Jangan pernah bandingkan orang normal dengan orang yang mengonsumsi amphetamine. Karena pengaruh amphetamine dapat menimbulkan keberanian yang lebih dari biasanya," kata Tubagus.
Pengaruh amphetamine inilah menurut Tubagus yang bisa membuat Yodi akhirnya nekat bunuh diri dengan pisau dapur yang dibelinya di Ace Hardware Rempoa.

"Bagi orang normal tak masuk akal, bagi yang terkena amphetamine bisa berbeda," kata Tubagus.
Karenanya kata Tubagus, Yodi mengalami depresi karena sejumlah permasalahan pribadinya, mulai dari hubungan asmaranya dengan dua perempuan, sakit kelamin yang dialami, hingga ketergantungannya akan narkoba atau zat psikotropika amphetamine.
"Dari beberapa penjelasan, dari TKP, dari keterangan ahli, dari keterangan saksi, dari olah TKP, dari keterangan yang lain dan bukti petunjuk lain, maka penyidik sampai saat ini berkesimpulan bahwa yang bersangkutan diduga kuat melakukan bunuh diri," kata Tubagus.
Meski begitu kata Tubagus pihaknya tetap membuka diri jika ada informasi baru dan lain sebagainya yang menunjukkan jika tewasnya Yodi Prabowo adalah perkara kriminal.
"Lalu bagaimana apakah perkara ini ditindaklanjuti atau tidak, kita tetap membuka diri jika ada informasi dan lain sebagainya. Tapi fakta yang kami himpun dari pemeriksaan TKP, olah TKP, keterangan saksi, keterangan ahli, bukti petunjuk, bukti pendukung dan hal pendukung lainnya, maka kami berkesimpulan bahwa yang bersangkutan diduga kuat bunuh diri," kata Tubagus.
• Di Mata Najwa, Orangtua Yodi Prabowo Singgung Pelaku Kejahatan & Dugaan TKP hanya Tempat Pembuangan
• Mata Najwa Ungkap Editor Metro TV Yodi Prabowo Sempat Edit Berita Djoko Tjandra Sebelum Tewas
• Di Mata Najwa, Orangtua Yodi Prabowo Tetap Yakini Anaknya Dibunuh, Duga Masalah Asmara
• Misteri 4 Tusukan di Tubuh Yodi Prabowo dan Jumlah Darah di TKP Terjawab Sudah, Fakta Baru Terungkap
Depresi
Menurut Tubagus, pintu masuk atau penyebab Yodi bunuh diri, berdasar keterangan ahli adalah karena depresi.
"Penyebab depresinya apa yang dapat menyebabkan bunuh diri, setiap orang berbeda-beda. Ini menurut ahli," kata Tubagus.
Dari temuan polisi kata Tubagus ada beberapa latar belakang yang sangat mungkin bisa menjadi penyebab bunuh diri.
"Mulai dari hubungannya dengan kekasihnya S dan perempuan lainnya yakni L.
Juga diketahui bahwa korban sempat memeriksakan diri dan konsultasi dengan dokter di RSCM karena penyakit kelamin dan kulit," kata Tubagus.
Diketahuinya Yodi yang memeriksakan diri karena penyakit kelamin, menurut Tubagus dari hasil penyelidikan transaksi keuangan rekening korban.
"Transaksi keuangan itu juga menunjukkan korban sempat memeriksakan diri apakah terkena HIV/AIDS atau tidak. Hasilnya negatif," kata Tubagus.
Selain itu kata Tubagus dari hasil pemeriksaan dokter forensik atas jenasah Yodi, diketahui positif psikotropika jenis ampetamin.
"Kami duga karena dalam kondisi mengonsumsi ampetamin ini maka korban menjadi lebih berani bertindak, sampai memutuskan bunuh diri," kata Tubagus.
Seperti diketahui jenazah Yodi ditemukan di pinggir Tol JORR di ruas Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (10/7/2020) lalu.
Di leher dan dadanya ditemukan luka tusukan senjata tajam.
Tak jauh dari temuan jenasah korban, ditemukan sebilah pisau dapur yang diduga digunakan pelaku dalam menghabisi korban.
Dari hasil autopsi katanya tusukan di leher mengakibatkan robek pada tenggorokan dan ini penyebab matinya korban. "Selain itu ada tusukan di dada, menembus tulang iga dan paru-paru," kata Yusri.
Menurutnya hasil autopsi juga menunjukkan bahwa korban telah meninggal dunia sekitar 2-3 hari sebelum penemuan jenasah. (*)
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul HASIL LENGKAP Investigasi Handphone Editor Metro TV Yodi Prabowo, Isinya Mengejutkan Polisi, https://style.tribunnews.com/2020/07/26/hasil-lengkap-investigasi-handphone-Editor-metro-tv-yodi-prabowo-isinya-mengejutkan-polisi?page=all.