Virus Corona
WHO Peringatkan Kemungkinan Tidak Akan Pernah Ada Obat Untuk Virus Corona
Sejumlah negara yang sempat mereda, kini kembali mengalami lonjakan kasus covid-19.
TRIBUNKALTIM.CO - Pandemi virus Corona hingga saat ini masih terus menyerang negara-negara di dunia.
Sejumlah negara yang sempat mereda, kini kembali mengalami lonjakan kasus covid-19.
Hingga kini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan virus Corona.
Sementara jumlah penularan virus corona di seluruh dunia melampaui 18 juta, WHO pada Senin (3/8/2020) memperingatkan mungkin tidak akan pernah ada "obat manjur" untuk COVID-19, penyakit yang ditimbulkan virus tersebut.
Sementara itu, kota kedua terbesar Australia mulai menerapkan jam malam.
Harapan dunia untuk memutus siklus penularan dan penutupan wilayah kini bertumpu pada vaksin.
• Jadwal Europa League Babak 16 Besar, Man United Selangkah Lagi Dapatkan Jadon Sancho
• Nyaris Ceraikan Nagita Slavina, Raffi Ahmad Akui Sikapnya Sadis, Luluh karena Gigi Lakukan Hal Ini
• Dilaporkan ke Polisi, Hadi Pranoto Ancam Lapor Balik dan Tuntut Rp 147 Triliun, Pencemaran Nama Baik
• Momen Kiper Keturunan Indonesia Emil Mulyadi Gagalkan Penalti Ronaldo saat Juventus vs Sampdoria
Tetapi dalam konferensi pers secara virtual hari Selasa, Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa mengatakan pemerintah dan warga seharusnya berfokus pada apa yang diketahui ampuh yaitu testing, pelacakan kontak, jaga jarak fisik dan pemakaian masker.
"Kita semua berharap memiliki sejumlah vaksin ampuh yang bisa membantu mencegah orang tertular. Namun, tidak ada obat yang manjur saat ini dan mungkin tidak akan pernah ada. Jadi, yang bisa dilakukan saat ini untuk menghentikan wabah adalah menerapkan dasar-dasar kesehatan masyarakat dan pengendalian penyakit," ujar Tedros.
Meskipun sudah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama berbulan-bulan sehingga melumpuhkan ekonomi, pandemi virus corona terus meluas. Kini tercatat hampir 700.000 kematian di seluruh dunia.
Di Amerika, penasihat Gedung Putih memperingatkan, virus itu "menyebar sangat luas."
Di negara-negara yang sebelumnya berhasil mengendalikan, wabah kembali merebak, misalnya Australia.
Hari Senin, PSBB baru kembali diterapkan di negara bagian Victoria yang terimbas keras.
Jam malam juga diberlakukan di Melbourne, ibu kota negara bagian itu, selama enam minggu ke depan.
Semua bisnis yang dinilai non-esensial ditutup, dan pesta pernikahan dilarang.
Di Filipina, pemerintah juga menerapkan kembali penutupan wilayah atau lockdown setelah jumlah penularan melampaui 100 ribu.