Virus Corona

Di ILC, Pakar Epidemiologi Blak-blakan Sindir Cara Jokowi Hadapi Covid-19, Malah Tunjuk Delegasi

Di ILC TV One tadi malam, Pakar Epidemiologi Pandu Riono blak-blakan sindir cara Presiden Jokowi hadapi covid-19, tak mempin langsung melawan pandemi.

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Tangkapan Layar YouTube Indonesia Lawyers Club
Pakar Epidemiologi Pandu Riono sindir cara Jokowi tangani Covid-19 di ILC 

TRIBUNKALTIM.CO - Di ILC TV One tadi malam, Pakar Epidemiologi Pandu Riono blak-blakan sindir cara Presiden Jokowi hadapi covid-19, tak mempin langsung melawan pandemi, malah tunjuk delegasi.

Tayangan ILC alias Indonesia Lawyers Club yang dipandu Karni Ilyas tadi malam berlangsung seru, Selasa (11/8/2020).

Pakar Epidemiologi, Pandu Riono bahkan blak-blakan di ILC menyebutkan negara gagal dalam melawan covid-19.

Live Streaming ILC TV One Malam Ini Kembali Bahas Kasus Virus Corona, Karni Ilyas Sindir Penanganan

SBY Tiba-Tiba Minta Rakyat Tak Salahkan Jokowi, Singgung BLT Di Zamannya Jadi Presiden, Ada Peluang

Profesor Unpad Jamin Vaksin Virus Corona Sinovac China dan Bio Farma Halal, BPOM Sudah Bersurat

Saat mendapat kesempatan dari Karni Ilyas, Pandu Riono langsung mengkritik langkah Presiden Jokowi dalam menangani covid-19.

Menurut Pandu Riono, Presiden seharusnya turun memimpin langsung dalam upaya mengatasi covid-19, bukan menunjuk delegasi.

Presiden Jokowi, kata Pandu Riono, harusnya memimpin langsung bukan satgas ataupun Komite.

"Kalau melihat problem penanganan covid dan dampaknya dalam masalah ekonomi, maka ini tidak bisa ditangani oleh gugus tugas, Komite, satgas.

Ini harus ditangani oleh negara. Siapa negara itu ? ya Presiden dengan Kementeriannya," ucap Pandu Riono dilansir TribunnewsBogor.com, Rabu (12/8/2020).

Mengkritisi soal kegagalan negara dalam menghadapi pandemi Virus Corona, Pandu pun mengingatkan soal posisi Indonesia sebagai negara yang tidak aman.

"Indonesia nomor tiga terbawah sebagai negara yang aman. Artinya apa ? Kita masih belum berhasil menghadapi pandemi," pungkas Pandu Riono.

Melanjutkan kritikannya, Pandu Riono pun menyinggung soal pernyataan Jokowi.

Hal itu berkenaan dengan pernyataan Jokowi soal kewaspadaan menghadapi gelombang kedua covid-19.

Padahal menurut Pandu, Indonesia bahkan belum menghadapi puncak di gelombang pertama Virus Corona.

"Yang dilempar isu apa ? Hati-hati dengan gelombang kedua. Padahal gelombang pertama saja belum selesai.

Kita masih terus naik. Kalau ditanya kapan puncaknya, saya tidak tahu lagi.

Artinya apa ? artinya kita gagal menghadapi pandemi," tegas Pandu Riono.

Membandingkan Indonesia dengan beberapa negara terdekat, Pandu Riono menjabarkan kenapa negaranya masih belum berhasil menangani Virus Corona.

Hal itu lagi-lagi menurut Pandu disebabkan oleh sosok Presiden.

"Kenapa kita enggak bisa berhasil seperti Thailand, Vietnam, New Zealand,"

"Kenapa kita enggak berhasil ? Karena kita enggak serius.

Kenapa kita enggak serius ? karena tidak direspon sebagai suatu negara.

Negara itu, presiden. Pak Jokowi harus memimpin langsung.

Pak Jokowi memimpin langsung kok, memimpin rapat. Tapi kemudian didelegasikan ke Komite, ke satgas," imbuh Pandu Riono.

Menurutnya satgas tak bisa melaksanakan aturan dan menyerap anggaran, dan tidak punya kekuatan apa-apa.

Kepada publik, Pandu Riono mengkritisi keputusan Presiden Jokowi yang justru membentuk satgas dan Komite guna menangani Virus Corona.

Seharusnya menurut Pandu Riono, yang mengendalikan guna penanganan covid-19 adalah Presiden sendiri dibantu Kementerian.

"Menurut saya, Komite bersama, satgas, itu dikembalikan ke kementerian masing-masing. Sehingga bisa langsung bekerja sesuai tugasnya. Dan bisa diawasi oleh DPR," kata Pandu Riono.

Menyinggung soal kabinet periode kedua pimpinan Jokowi, Pandu Riono memberikan saran dengan pernyataan satire.

Bahwa Jokowi seharusnya mengganti nama kabinetnya menjadi kabinet covid.

Sebab diyakini Pandu Riono, sampai masa jabatan Jokowi berakhir, Indonesia masih belum bisa lepas dari pandemi covid-19.

"Pak Jokowi dalam periode kedua ini, itu ganti lah namanya (menjadi) kabinet covid.

Karena sampai beliau selesai nanti, itu masih ada masalah covid. Walaupun sudah ada vaksin, tapi vaksin itu bukan solusi, masih banyak yang harus dilakukan," ungkap Pandu Riono.

Belum Seminggu Ditunjuk Jokowi Jadi Wakil Erick Thohir, Begini Cara Andika Perkasa Tangani Covid-19

Jokowi : Waspada Gelombang Kedua covid-19

Presiden Joko Widodo meyakini ekonomi Indonesia akan bangkit pada tahun depan.

Namun, Indonesia harus mewaspadai jangan sampai muncul gelombang kedua covid-19.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021, dari Istana Bogor, Selasa (28/7/2020).

Jokowi menyebutkan, ekonomi dunia saat ini tengah dilanda ketidakpastian akibat pandemi covid-19 yang melanda lebih dari 200 negara.

Namun, sejumlah lembaga seperti IMF, Bank Dunia, dan OECD sudah memprediksi ekonomi akan kembali tumbuh tahun depan.

"Bahkan IMF memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 5,4 persen. Ini sebuah perkiraan yang sangat tinggi menurut saya. Bank Dunia 4,2 persen. OECD 2,8 sampai 5,2 persen," kata Jokowi.

Presiden Jokowi pun optimistis bahwa ekonomi RI akan tumbuh di atas angka tersebut.

Sebab, perekonomian Indonesia saat ini juga tidak separah negara-negara lain.

"Saya kira kalau perkiraan ini betul kita akan berada pada posisi ekonomi yang juga mestinya di atas pertumbuhan ekonomi dunia.

Dan Indonesia juga diproyeksikan masuk ke kelompok dengan pemulihan ekonomi tercepat setelah Tiongkok," kata Jokowi.

Jokowi menyebut kabar baik ini patut disyukuri.

Namun, ia mengingatkan jajarannya agar tetap mewaspadai gelombang kedua covid-19.

"Kita tetap harus waspada kemungkinan dan antisipasi kita terhadap risiko terjadinya gelombang kedua, second wave, dan masih berlanjutnya sekali lagi ketidakpastian ekonomi global di tahun 2021," kata dia.

TERJAWAB! Begini Sikap Jokowi Soal Insentif Tenaga Kesehatan dan Non Nakes, Besaran Serupa Gaji 13?

Fokus Pemerintah

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah kini fokus pada penanganan kasus covid-19 yang menimbulkan gejala atau simptomatik.

Penanganan tersebut tanpa mengabaikan mereka yang positif namun tidak menimbulkan gejala.

Sebelumnya pakar Epidemiologi Dicky Budiman menyebut kasus positif covid-19 di Indonesia seharusnya mencapai satu juta karena banyak yang tidak menimbulkan gejala (OTG).

Baca: Kemungkinan Pakai Vaksin covid-19 yang Diproduksi Lebih Cepat Ketimbang Sinovac, Ini Kata Pemerintah

"Saat ini kita fokus pada penangangan kasus-kasus yang simptomatik dan bergejala supaya mereka bisa sembuh dan aman," kata Wiku di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (11/8/2020).

Meskipun demikian, menurut Wiku, pada saat yang bersamaan pemerintah terus menggenjot jumlah tes covid-19. Sehingga mereka yang OTG atau asimptomatik dapat teridentifikasi.

"Lalu kemudian di isolasi mandiri," kata Wiku.

Baca: Putin Klaim Rusia Jadi Negara Pertama di Dunia Produksi Vaksin covid-19

Langkah tersebut menurut Wiku, telah dilakukan sejumlah daerah, salah satunya DKI Jakarta. Oleh karenanya jumlah kasus positif di DKI sangat tinggi per harinya.

"Semua ini, yang perlu kita perhatikan adalah perubahan perilaku, karena potensi penularan dari kasus-kasus yang tak bergejala bisa ditekan apabila protokol kesehatan dilakukan dengan baik," katanya.

Pemerintah menurut Wiku terus berupaya agar daerah lain bisa seperti DKI dalam melakukan pengetesan dan pelacakan. Meskipun, kemampuan yang dimiliki wilayah lain tidak seperti di DKI.

"Hal ini juga sedang dilakukan oleh berbagai daerah di Indonesia. Dan harapannya agar dapat meniru apa yang terbaik yang telah dilakukan di Jakarta," pungkasnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Singgung Jokowi soal Kegagalan Hadapi Pandemi Corona, Ahli Epidemiologi: Ganti Namanya Kabinet covid, https://bogor.tribunnews.com/2020/08/12/singgung-jokowi-soal-kegagalan-hadapi-pandemi-corona-ahli-epidemiologi-ganti-namanya-kabinet-covid?page=all.
Penulis: khairunnisa
Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved