Virus Corona
Direktur Eijkman Beber Masalah Serius di ILC, Setelah Indonesia Berhasil Temukan Vaksin Covid-19
Direktur Eijkman Profesor Amin Soebandrio di ILC beber masalah serius setelah Indonesia temukan vaksin covid-19 Virus Corona.
TRIBUNKALTIM.CO - Di ILC, Direktur Eijkman Profesor Amin Soebandrio beber masalah serius di Indonesia setelah vaksin covid-19 ditemukan.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Soebandrio membeberkan masalah serius yang bakal dihadapi Indonesia setelah vaksin covid-19 ditemukan.
Hal ini diungkapkan Profesor Amin Soebandrio dalam tayangan Indonesia Lawyers Club alias ILC yang dipandu Karni Ilyas.
Seperti yang diketahui, saat ini pemerintah melalui anak perusahaan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bio Farma sedang melakukan pengembangan vaksin covid-19 yang sudah masuk dalam tahap uji klinis fase ketiga.
• Driver Ojol Relawan Uji Klinis Bongkar Efek Samping yang Dirasakan Setelah Disuntik Vaksin Covid-19
• Di ILC, Ahli Epidemiologi: Indonesia Gagal Tangani Pandemi Covid-19, Ingatkan Vaksin Bukan Solusi
• Profesor Unpad Jamin Vaksin Virus Corona Sinovac China dan Bio Farma Halal, BPOM Sudah Bersurat
Dilansir TribunWow.com dalam acara Indonesia Lawyers Club ( ILC ), Selasa (11/8/2020), Amin Soebandrio mengatakan permasalahan pertama terkait soal produksi vaksin covid-19.
Pasalnya produksi vaksin Virus Corona tidak lantas bisa langsung banyak.
Sebab keterbatasan dari kapasitas produksi vaksin.
Terlebih dalam proses vaksinasi nantinya setiap orang akan dilakukan sebanyak dua kali.
Ditambah lagi Indonesia diketahui mempunyai jumlah penduduk yang tidak sedikit, yakni hampir 300 juta jiwa.
"Yang kita ingat yang divaksinasi mungkin hanya sekitar 70 persen yang lainnya barangkali belum kebagian, bagus kalau semuanya bisa divaksinasi," ujar Amin Soebandrio.
Kondisi tersebut menurut Amin Soebandrio akan menjadi masalah serius berikutnya, berkaitan dengan prioritas siapa yang akan mendapatkan vaksinasi.
Menurut Profesor Amin Soebandrio, untuk hal tersebut diakui memang belum dibicarakan.
Apakah yang menjadi prioritas nantinya adalah para petugas kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam penanganan covid-19 ataupun pejabat pemerintah yang mengurusi pemerintahan.
Dirinya menambahkan bahwa hal itu akan ditentukan oleh Kementerian Kesehatan.