Mahasiswi S2 Hukum Ditemukan Tergantung di Rumah Kekasih, Diduga Dibunuh, CCTV Jadi Petunjuk
Tim penyidik Polres Kota Mataram menduga kematian LNS, mahasiswi S2 hukum di salah satu universitas di NTB, karena dibunuh.
TRIBUNKALTIM.CO - Mahasiswi S2 Hukum salah satu universitas di Nusa Tenggara Barat ( NTB) ditemukan tewas tergantung di rumah kekasih.
Dari hasil pemeriksaan saksi-saksi dan barang bukti termasuk CCTV, polisi pun meningkatkan proses penyelidikan menjadi penyidikan.
Dilansir dari Kompas.com, Tim penyidik Polres Kota Mataram menduga kematian LNS, mahasiswi S2 hukum di salah satu universitas di NTB, karena dibunuh.
Adapun jenazah LNS ditemukan tergantung di rumah kekasihnya, R (22), Sabtu (25/7/2020).
"Tim penyidik menduga ada tindak pidana dalam kasus kematian Linda, salah satunya pasal 338 KUHP," kata Kasat Reskrim Polres Kota Mataram, AKP Kadek Adi Budi Astawa di ruang kerjanya, Kamis (13/8/2020).
• Tak Ingin Bertanggungjawab, Wanita Ini Nekat Bunuh Bosnya Warga Negara Taiwan yang Menghamilinya
• Kepergok Sedang Merampok, Dua Wanita Muda di Majalengka Nekat Bunuh Nenek Tetangganya Sendiri
• Jengkel Ajakan Berhubungan Badan Ditolak Istri, Seorang Ayah di Lampung Tega Bunuh Bayinya
• Nekat Bunuh Pacar Usai Berhubungan Badan, Pelaku Cemburu Saat Cium Aroma Sperma di Sofa
Dugaan tersebut berasal dari hasil pemeriksaan 23 saksi dan barang bukti yang disita, salah satunya kamera CCTV.
Dari analisis rekaman terlihat bahwa ada aktivitas sejumlah orang di-TKP sebelum jenazah LNS ditemukan.
"Kita tidak bisa menyimpulkan secara spesifik bahwa orang yang kelihatan di sana siapa saja, belum bisa kami simpulkan," katanya.
Pihak kepolisian juga menyita beberapa barang bukti lainnya, di antaranya tali berwarna kuning, pisau, anak panah, minyak urut, sprei, baju, dan sebuah kursi.
"Kursi yang kami duga digunakan untuk menaikkan korban. Salah satu kursi itu ada yang terjatuh. Kita belum bisa memastikan bagaiman pelaku mengunakan kursi itu," ujar Astawa.
Sementara anak panah yang ditemukan di TKP, akan disimpulkan dari hasil pemeriksaan, karena tidak ada bercak darah pada anak panah tersebut.
"Anak panah yang kami temukan di TKP sementara kami amankan apakah ada kaitan dengan peristiwa tersebut atau tidak. Nanti bisa kita simpulkan dari hasil pemeriksaan," kata Astawa.
Kehabisan oksigen
Astawa menjelaskan, penyidik sudah menerima hasil otopsi, yaitu kematian korban karena kehabisan oksigen.
Selain itu, hasil otopsi juga menjelaskan bahwa korban tengah hamil.
• Pengusaha Tewas Setelah Diberondong Tembakan di Depan Ruko, Pelaku Sempat Dikejar Security
• BLT Karyawan Swasta Rp 600 Ribu Cair Akhir Bulan Agustus, Ada Kabar Baik Lainnya dari Erick Thohir
• Bagi-bagi 54 Kode Redeem Free Fire Agustus 2020 Server Brasil dan Indonesia, Jangan Lupa Cek Email
• Istri Rizki DA Kangen Ayah, Jadi Sorotan Curhat Wanita yang Mengaku Ibu Kandung Nadya: tak Dihargai
Keluarga Kecewa
Syamsul Hidayat, koordinator pendamping keluarga LNS yang berasal dari tim kuasa hukum Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Universitas Mataram (BKBH-Unram), mengaku kecewa akan lambatnya aparat mengumumkan hasil penyelidikan kasus tersebut.
Kata Syamsul, harusnya kepolisian melakukan rilis agar jelas status kasus tersebut.
"Tinggal dijelaskan sedang ada pengembangan, kemungkinan akan ada tersangka yang lain jika arahnya ke sana. Jangan disembunyikan, keluarga dan publik butuh kepastian informasi perkembangan kasusnya seperti apa," kata Syamsul.
Kejanggalan Kematian LNS
Syamsul menjelaskan ada sejumlah kejanggalan atas kematian LNS.
Mulai dari dua hari sebelum korban ditemukan tergantung di rumah kekasihnya R. Pada Kamis (23/7/2020) menurut keluarganya, korban terlihat buru-buru meninggalkan rumah mengunakan sepeda motor untuk mengurus S2.
"Sejak Kamis itu korban tidak pernah terlihat lagi, dan Sabtu justru ditemukan meninggal tergantung di rumah R. Tidak ada tanda-tanda korban mengalami tekanan, gerak gerik korban terlihat normal.
Hanya saja kakak korban melihat korban sedikit murung, tapi tak lama korban kembali ceria," kata Syamsul.
• Cara Mengecek Nama Kamu Terdaftar Sebagai Penerima BLT Karyawan Swasta Rp 600 Ribu Per Bulan
• Kata Bijak dan Ucapan Selamat Hari Pramuka Hari Ini Jumat 14 Agustus 2020, Kirim WA atau Share FB IG
• Resmi Jadi Tersangka dan Ditahan, Siapa Jaksa Pinangki, Ini Profil Singkatnya, Istri Perwira Polisi
• Kondisi Dilematis Pusat Perbelanjaan di Balikpapan, Okupansi Tidak Kunjung Membaik
Beberapa hal yang juga dilihat janggal di-TKP oleh Abdul Hadi Muchlus, kuasa hukum keluarga dari Montani Para Liberi untuk Keadilan, seperti ada bercak darah di kamar mandi, minyak urut, dan potongan tali berwarna kuning,
"Logikanya jika orang mau gantung diri tidak akan memikirkan ada kelebihan tali. Untuk apa sempat-sempat memikirkan, 'ooh, ini kelebihan talinya, tidak bagus untuk estetika', terus kemudian dia potong, kan tidak. Mau satu, dua meter pasti dia pakai," kata Hadi. Dia juga mencurigai lima orang yang keluar masuk di-TKP, salah satunya berpakaian perawat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ditemukan Tergantung di Rumah Kekasih, Mahasiswi S2 Hukum Ternyata Dibunuh", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/08/14/11114271/ditemukan-tergantung-di-rumah-kekasih-mahasiswi-s2-hukum-ternyata-dibunuh?page=all.
Penulis : Kontributor Kompas TV Mataram, Fitri Rachmawati
Editor : David Oliver Purba