Virus Corona

Ada Temuan Kritis dari BPOM Terkait Obat Virus Corona Racikan Unair

Beberapa catatan tersebut diantaranya adanya temuan kritis (critical finding) dari obat covid-19 yang diteliti oleh Unair,

Kolase TribunKaltim.co / freepik.com
Ilustrasi BPOM mencatat beberapa hal terkait obat virus Corona yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga 

Mulai dari metode uji klinis, termasuk bagaimana pada saat kita hilangkan nama obat dan seterusnya, dan kami juga gunakan multi center di dalamnya.

Dan setiap pasien tentu ada informasi yang kita berikan pada mereka.

Sehingga alhasil secara ilmiah proses dari penelitian ini sudah mengkikuti berbagai macam aspek yang dipersyaratkan BPOM," kata Nasih.

Ia menekankan nantinya produksi obat tersebut akan tetap menunggu izin edar dari BPOM.

"Yang perlu ditekankan adalah untuk produksi dan edarnya kita tetap masih menunggu izin produksi dan edar BPOM.

Artinya obat ini belum akan diproduksi sepanjang belum ada izin BPOM," kata Nasih.

Untuk itu ia berharap dukungan dari semua pihak khusus BPOM untuk dapat mendukung agar obat tersebut nantinya dapat segera diedarkan kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Mohon dukungan, doa, dan mari bersama menggolkan satu hal yang akan jadi kebanggaan bangsa Indonesia yakni obat pertama covid-19 di dunia ini," kata Nasih.

Suami Pulang Bawa Uang Rp 4,9 Miliar setelah 2 Bulan Merantau, Istri Gugat Cerai saat Tahu Faktanya

Heboh, Jenazah Siswi Sempat Buka dan Kedipkan Mata Saat Dimandikan

Rahasia, Lalu Wajah Anaknya Muncul di Uang Rp 75 Ribu, Orangtua Bangga Bisa Jadi Bagian dari Sejarah

Di antara hasil dari uji klinis obat tersebut di antaranya obat tersebut mampu mengobati pasien covid-19 kecuali penderita covid-19 yang menggunakan ventilator dengan tingkat keampuhan minimal 90 persen.

Komposisi obat tersebut juga terbukti secara klinis telah mampu menurunkan jumlah virus dalam tubuh penderita secara signifikan.

"Kemudian yang tidak kalah penting itu adalah PCR, PCR ini negatif dalam tiga hari itu 90 persen. Jadi minimal 90 persen.

Ada yang 92, 93, 96, dan 98 persen. Untuk PCR kuantitatif itu ada penurunan jumlah virus secara signifikan," kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell UNAIR selaku Ketua Tim Uji Klinis Kombinasi Obat Anticovid-19 dr Purwati.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BPOM Paparkan Temuan Kritis dalam Inspeksi Uji Klinis Obat Covid-19 UNAIR, https://www.tribunnews.com/corona/2020/08/19/bpom-paparkan-temuan-kritis-dalam-inspeksi-uji-klinis-obat-covid-19-unair.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved