Bapak dan Anak Keroyok Bocah 10 Tahun, Berawal Saat Korban Tegur Anak Pelaku Karena Usil

Dua orang dewasa berinisial I (40) dan E (23), Minggu, (16/8/2020) lalu melakukan tindakan penganiayaan terhadap bocah 10 tahun berinisal AFF

Editor: Samir Paturusi
www.huffpost.com
Ilustrasi-Seorang anak yang masih berusia 10 tahun menjadi korban penganiayaan 

"Kalau sudah baru kita panggil terlapornya, kan kita panggil dulu, nanti kita panggil lagi untuk tambahan-tambahan," tuturnya.

Baca Juga: Tak Terima Adik Dibully, Warga Tanjung Laut Bontang Aniaya Remaja di Warnet, Aksinya Terekam CCTV

Baca Juga: Istri Patut Curiga, Tiga Hari tak Pulang lalu Ada Foto Perempuan di Mobil, Suami Malah Aniaya Korban

Polisi Jamin Penanganan Psikis Anak

Bocah korban penganiayaan di Bekasi berinisial AAF (10) mengalami trauma, polisi sarankan keluarga melapor ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Bekasi Kota.

Hal ini disampaikan Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Heri Purnomo saat dikonfirmasi, Rabu, (19/8/2020).

Menurut Heri, kasus dugaan penganiayaan terhadap AAF masih dalam penyelidikan, terkait kondisi korban yang mengalami trauma pihaknya belum mendapat informasi.

"Kalau masih trauma, saya belom tahu ya ini dia trauma apa enggak, tapi kalau ada traumanya kita bawa ke RS Polri di sana ada psikolog," kata Heri.

Salain itu, korban juga bisa meminta bantuan pendampingan hukum dengan menghubungi Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi supaya, selama proses penyelesaian dapat didampingi.

"Itu untuk mendampingi proses hukumnya (KPAD), tapi kalau psikisnya ke Polri (yang menangani)," tutur Heri.

Kakak kandung korban, Lusi Yunita Himawati (18) mengatakan, adiknya kini sedang diungsikan ke rumah tantenya di kawasan Depok, Jawa Barat.

"Adik saya sekarang lagi di Depok sama tantenya, sengaja dibawa ke sana," kata Lusi saat dikonfirmasi, Rabu, (19/8/2020).

Menurut Lusi, adiknya yang masih duduk di bangku kelas VI sekolah dasar ini, mengalami trauma akibat penganiayaan yang menimpanya.

"Masih trauma, biar dianya enggak kepikiran jadi dibawa ke Depok dulu, kebetulankan masih belajar daringkan sekolahnya," jelasnya.

Trauma lain yang dialami korban lanjut Lusi, adiknya kerap menangis, terlebih ketika ditanya soal kasus penganiayaan yang menimpa dirinya.

"Dia udah males kalau ditanya-tanya lagi soal itu (kasus penganiayaan), terus juga belakangan sering nangis," terangnya.

Usai kejadian penganiayaan, AAF juga cenderung menyendiri, dia lebih senang bermain ponsel dan enggan keluar rumah.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved