Ayah Ditawari Rp 3 Juta Padahal Harganya Rp 10 Juta, Sapi Bunting Masuk Asrama Ditembak Oknum Polisi

Dari sapi itulah warga ini membiayai sekolah anak-anak. Kini sapi itu telah mati. Ganti rugi belum jelas sampai kini. Atasan pelaku malah tidak tahu

Editor: Mathias Masan Ola
HUMAS DAN PROTOKOL PEMKOT TARAKAN
ILUSTRASI - Walikota Tarakan dr Khairul MKes menyerahkan sapi kurban secara simbolis di Masjid Babul Khair Sebengkok dan Masjid Taqwa Sebengkok, Kamis (30/7/2020). Khairul didampingi Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemkot Tarakan, Drs H Sugito MSi. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pimpinan oknum polisi ini harus bertindak tegas dan cepat untuk menyelesaikan persoalan ini. Pemiliknya warga berusia 74 tahun. 

Dari sapi itulah warga ini bisa membiayai sekolah anak-anaknya. Kini sapi itu telah mati. Ganti rugi belum jelas sampai kini. Atasan pelaku malah tidak tahu.

Aksi arogan diduga dilakukan oknum anggota Polsek Pasimasunggu Brigpol M. Pasalnya, saat mengetahui sapi milik warga masuk di kawasan Asrama Polisi bukannya diusir malah ditembak mati.

Sapi tersebut diketahui milik Samsuddin ( 74), seorang warga Desa Kembang Ragi, Kecamatan Pasimasunggu, Selayar, Sulawesi Selatan.

Akibat ulah oknum polisi itu, rencana Samsuddin menjual sapi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membiayai pendidikan anaknya kini pupus.

Baca juga; Penyembelihan Sapi di Aceh Disorot Media Australia, Disebut Sangat Mengerikan, Sorot Penggunaan Tali

Baca juga; LENGKAP Albino Artinya serta Penyebab? Viral 2 Anak Albino di Wonogiri, Kembar & Keduanya Perempuan

Sebab, indukan sapi yang diketahui tengah bunting itu kini telah mati. "Jadi induk sapi itu ketika melahirkan, maka anaknya dijual untuk biaya kuliah dan kebutuhan lainnya. Saat ini ayah itu sudah tua, tidak bisa kerja keras lagi. Tentu sangat sedih ketika mengetahui sapi yang dipelihara selama ini mati," kata anak Samsuddin, Syahrul, saat dikonfirmasi, Kompas.com, Kamis (3/9/2020).

Syahrul mengatakan, insiden penembakan hewan ternak ayahnya itu dilakukan pada Minggu 16 Agustus 2020 lalu. Setelah kejadian itu sempat dilakukan upaya mediasi. Namun, hingga saat ini oknum polisi tersebut belum juga memberikan kejelasan terkait biaya ganti rugi.

"Awalnya ayah saya ditawari uang Rp 3 juta. Tapi saya tidak sepakat karena harga sapi Rp 10 juta," tuturnya.

"Namun sampai saat ini belum ada penggantinya. Harapannya semoga pihak polisi cepat bertindak karena kami juga butuh," tambah Syahrul.

Sementara Kapolres Selayar AKBP Temmangnganro Machmud saat dikonfirmasi mengaku sudah mengetahui informasi tersebut. Sebagai penyikapannya, pihaknya berjanji akan memberikan sanksi disiplin kepada oknum polisi yang bersangkutan.

Namun saat disinggung terkait uang ganti rugi kepada pemilik sapi, ia tidak tahu menahu. "Saya kurang tahu soal hal tersebut," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Ayah Sudah Tua dan Tak Bisa Bekerja Keras, Tentu Sedih Sapinya Mati Ditembak Polisi"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved