Apa Itu Happy Hypoxia? Bisa Sebabkan Pasien Positif Virus Corona Meninggal Dunia tanpa Gejala
Silent hypoxemia atau happy hypoxia belakangan ramai dibicarakan masyarakat karena dianggap dapat membuat pasien covid-18 meninggal tanpa gejala
TRIBUNKALTIM.CO - Apa itu Happy Hypoxia? Istilah yang kini lagi banyak dibicarakan masyarakat terkait Virus Corona.
Bahkan dianggap bisa sebabkan pasien covid-19 meninggal dunia tanpa rasakan gejala apapun.
Silent Hypoxemia atau yang lebih dikenal masyarakat Happy Hypoxia belakangan memang banyak dibicarakan
Lalu apa itu Happy Hypoxia? Bagaimana cara mengenalinya? Dan bagaimana cara menghindarinya?
Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia ( PDPI) Agus Dwi Susanto pertama-tama menjelaskan, secara umum suatu infeksi di jaringan paru disebut sebagai pneumonia.
• Cara Menjaga Organ Pernapasan di Masa Pandemi Covid-19, Bukan Semata Paru-paru
• Wagub DKI Jakarta Riza Patria Disebut Isolasi Mandiri karena Positif Covid-19, Begini Faktanya
• UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Didominasi Pasien Suspek, Tercatat 52 Kasus Baru Positif Covid-19
• Tak Ikut Daftar ke KPU Karena Positif Covid-19 , Kasmidi Bulang Pantau Pendaftaran Paslon Via Zoom
Pneumonia akan menyebabkan gangguan sirkulasi oksigen masuk ke dalam darah, yaitu gangguan disfungsi atau gangguan pada vaskuler (pembuluh darah).
Hal ini membuat darah tidak teroksigenisasi.
"Akibatnya, itulah yang disebut sebagai kandungan oksigen dalam darah rendah atau disebut hipoksemia," kata Agus kepada Kompas.com, Kamis (3/9/2020).
Apa itu hipoksemia (hypoxemia)?
Hypoxemia atau hipoksemia adalah kurangnya kadar oksigen dalam darah, yang menyebabkan terjadi gangguan beserta keluhan pada organ tubuh lainnya.
Sedangkan, silent hypoxemia adalah kurangnya kadar oksigen dalam darah tetapi tidak diikuti gejala atau keluhan pada organ tubuh lain.
Presentase saturasi oksigen normal yang diharapkan yaitu 95 persen pada orang sehat.
"Di bawah milimeter normal (kadar oksigen dalam darah) itu kalau diukur saturasinya di bawah 94, kalau diukur kadar pO2 (tekanan oksigen) di bawah 80," jelasnya.
Adapun kondisi hipoxemia ini dapat menyebabkan hypoxia atau kadar oksigen rendah di jaringan.
Ini terjadi ketika darah tidak membawa cukup oksigen ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Hypoxia (hipoksia)
Hypoxia atau hipoksia adalah kurangnya kadar oksigen di dalam jaringan darah, dan umumnya memiliki gejala.
Sementara, Happy Hypoxia adalah kurangnya kadar oksigen dalam jaringan tetapi tidak memilki gejala atau keluhan yang dirasakan pasien.
"Jadi terminologinya juga harus dipahami bahwa hipoksemia adalah kondisi kadar oksigen yang rendah di dalam darah," ucap Agus.
Sementara, ketika hipoksemia terus terjadi dan membuat kadar oksigen rendah di dalam jaringan, maka itu disebut dengan hipoksia.
Ironisnya, hipoksia dapat terjadi terus menerus yang mengakibatkan organ tubuh lama-kelamaan akan terganggu fungsinya.
Terutama organ-organ penting tubuh seperti jantung, otak, dan ginjal.
"Kalau itu kekurangan oksigen, akibatnya bisa terjadi penggalan organ akibat kekurangan oksigen," tuturnya.
• BLT Rp 600 Ribu untuk Karyawan Cair Hari Ini, Ditransfer ke Rekening, BRI, Mandiri, BNI Sudah Terima
• SUDAH CAIR, BLT BPJS Ketenagakerjaan Rp 1,2 Juta Tahap Dua Sudah Ditransfer, Cek Rekening Sekarang!
• Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 7, Bagaimana Supaya Bisa Lolos dan Dapat Insentif Rp 3,55 Juta?
• Rp 2,4 Juta Langsung Masuk Rekening, Daftar Bantuan UMKM, Ditutup 10 September, Sisa Kuota 50 Persen
Happy Hypoxia dalam covid-19
Dalam kasus covid-19 ini, pasien memiliki gejala yang bervariasi, dari yang tidak bergejala, ringan, sedang sampai berat, dan kritis.
Pasien berkategori ringan, memiliki gejala batuk dan pilek. Kategori sedang umumnya memiliki gejala pneumonia atau radang paru.
Kategori berat memiliki gejala pneumonia dan hipoxemia.
Sementara pasien covid-19 yang kritis memiliki gejala oksigenasi yang terganggu berat sampai susah bernapas.
"Jadi kalau sudah terjadi pneumonia, atau terjadi pneumonia dan hipoxemia sampai gagal napas, itu umum ya di dalam darahnya terjadi yang namanya hipoxemia," tuturnya.
Agus mengatakan, tidak semuanya atau pada beberapa pasien covid-19, ada sekitar 18,7 persen pasien covid-19 yang tidak mengeluh sesak napas.
Padahal ketika diukur di dalam darahnya sudah terjadi hipoksemia.
Dari data yang sama juga terlihat sekitar 40 persen pasien mengalami pneumonia.
Jadi fenomena ini sudah terjadi sejak kejadian covid-19 awalnya di Wuhan, China.
Agus berkata, itu suatu kondisi pasien yang kelihatannya tidak ada gejala tetapi kadar oksigen di dalam parunya itu rendah di bawah normal yang artinya hipoksemia.
"Kondisi inilah yang disebut sebagai suatu silent hipoxemia atau hipoksemia yang tidak terdeteksi, atau familiar juga disebut Happy Hypoxia," jelasnya.
Jadi, orang-orang yang kelihatannya tidak bergejala pada covid-19, tetapi bisa juga ternyata oksigen di dalam darahnya rendah atau mengalami hipoksemia.
Cegah Kematian Akibat Happy Hipoxia, Ini Cara Periksa Mandiri di Rumah
Silent hypoxemia atau yang dikenal masyarakat dengan Happy Hypoxia bisa menjadi penyebab pasien covid-19 meninggal dunia tanpa gejala.
Meskipun pasien covid-19 tidak bergejala, tapi banyak kasus yang menunjukkan pasien tiba-tiba sesak napas berat dan akhirnya meninggal dunia.
Kendati membahayakan, Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto mengatakan bahwa Happy Hypoxia sebenarnya bisa dicegah dengan melakukan deteksi dini.
Untuk diketahui, hypoxemia adalah kurangnya kadar oksigen di dalam darah, yang umumnya menimbulkan reaksi atau respon tubuh berupa gejala dan keluhan di bebeberapa organ.
Dalam kondisi tertentu, hypoxemia yang berkelanjutan dapat menyebabkan hypoxia.
Hypoxia adalah kondisi kadar oksigen yang kurang di dalam jaringan darah, dan memicu reaksi gejala.

Sementara, silent hypoxemia adalah kekurangan kadar oksigen di dalam darah, tetapi tidak menimbulkan gejala atau keluhan fisik.
Berbeda dengan silent hipoxemia, Happy Hypoxia adalah kondisi kurangnya kadar darah di dalam jaringan, tetapi tidak menimbulkan reaksi atau keluhan sakit di organ-organ tubuh.
Agus berkata, kasus Happy Hypoxia atau silent hypoxia pada pasien covid-19 di Indonesia sudah terjadi sejak awal ditemukannya kasus infeksi virus SARS-CoV-2.
Hanya saja, kata Agus, kejadian ini tidak terekspos karena bagian pemeriksaan darah menunjukkan oksigen pasien tersebut rendah atau di bawah normal dengan saturasi di bawah 94.
"Tapi pasiennya duduk-duduk, bisa baca majalah. Ditanya ada keluhannya? Ya itu tidak ada. Ya itu kita sudah temukan sejak kasus covid-19 ini ada," cerita Agus.
Agus menuturkan dugaan sementara penyebab terjadinya silent hipoksemia atau happy hipoksia terjadi pada pasien covid-19 adalah pengaruh dari virus SARS-CoV-2 itu sendiri.
"Jadi sementara ini, disinyalir virus SARS-CoV-2 ini mengganggu reseptor yang ada di dalam mekanisme saraf tersebut," kata Agus.
Berbeda denagn pemeriksaan pneumonia (radang paru) dan nodul di paru lainnya, yang harus diperiksa di rumah sakit atau fasyankes.
Deteksi dini atau pemeriksaan kadar oksigen bisa dilakukan di fasilitas layanan kesehatan, dan juga dilakukan mandiri sendiri.
Cara mengukur hipoksemia mandiri
Dijelaskan Agus, hipoksemia dapat diukur dengan cara sederhana yaitu lewat pemeriksaan oksimetri.
Oksimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar oksigen di dalam darah tubuh (pemeriksaan oksimetri) lewat ujung jari tangan.
• Sudah Dikucurkan, Pemiik Rekening Bank Swasta Belum Terima BLT Karyawan Tahap 2, Ini Alasannya
• LOGIN WWW.PRAKERJA.GO.ID, Cek Tips Agar Tak Gagal dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 7 Online
• LENGKAP Ramalan Zodiak Hari Ini Minggu 6 September, Libra Beruntung Terus, Taurus Siap-siap Kecewa
• Debut Brahim Diaz di Liga Italia, Hasil Laga Uji Coba AC Milan vs Monza, Rossoneri Menang 4-1
Alat tersebut cukup ditempelkan dengan jari tangan dan dinyalakan pemeriksaannya.
Secara otomatis akan keluar saturasi kadar oksigen di dalam darah kita. Jika hasil saturasinya menujukkan angka 95 ke atas, maka tidak ada hipoksemia.
Sebaliknya jika saturasinya menunjukkan angka 94 atau di bawahnya, maka terjadi hipoksemia atau kekurangan kadar oksigen di dalam darah tubuh Anda.
Cara sederhana ini, kata Agus, bisa berlaku untuk orang yang sehat, maupun pasien terinfeksi positif covid-19 yang tidak memiliki gejala.
"Tapi kalau untuk melihat ada pneumonia atau tidak, itu harus melalui pemeriksaan medis," jelas dia.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Happy Hypoxia, Kematian Tanpa Gejala Pasien Corona?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sains/read/2020/09/04/170000723/apa-itu-happy-hypoxia-kematian-tanpa-gejala-pasien-corona?page=all dan https://www.kompas.com/sains/read/2020/09/05/180200823/cegah-kematian-akibat-happy-hipoxia-ini-cara-periksa-mandiri-di-rumah?page=all#page2.
Penulis : Ellyvon Pranita
Editor : Gloria Setyvani Putri