Iwan Gayo Telusuri Keberadaan Pinjaman Soekarno Berupa 400 Kg Emas dari Saudagar Aceh pada 1941
Dapat kuasa dari ahli waris, Iwan Gayo-- penulis Buku Pintar-- bakal menelusuri keberadaan pinjaman Pemerintah Pusat di era Presiden Soekarno berkuasa
Baca juga: Menkop UKM Pastikan BLT UMKM Diperpanjang, Cara Mudah Daftar Online, Berhasil Dapat Rp 2,4 Juta
Sumbang 28 Kg Emas
Sementara itu ada seorang suudagar dan pengusaha kaya raya asal Aceh yang juga tercatat namanya dalam daftar penyumbang emas untuk Pemerintah RI.
Pengusaha asal Aceh itu bernama Teuku Markam, yang rela menyumbang sampai 28 kilogram emas saat awal pembangunan Monas.
Monas dibangun tahun 1961 dan dalam sejarahnya merupakan proyek kebanggaan Presiden Soekarno. Pembangunan Tugu Nasional ini dimaksudkan demi kebesaran Bangsa Indonesia.
Saat itu selain Monas, Soekarno juga membangun proyek-proyek mercusuar seperti Hotel Indonesia, pusat perbelanjaan Sarinah, hingga Gelora Olahraga Senayan (GBK).
Diberitakan Harian Kompas, 17 April 2019, Pembangunan Monas bahkan sempat terbengkalai pada 1966-1972 karena pasang surut politik setelah peralihan kekuasaan ke rezim Orde Baru.
Pada 1972, tercatat total biaya pembangunan Tugu Monas mencapai Rp 358.328.107,57.
Anggaran yang cukup besar untuk proyek Monas memaksa Soekarno mencari para dermawan dari penjuru Tanah Air. Salah satu bagian paling menarik dari Monas adalah emasnya yang berbobot lebih 30 kilogram.
Seorang pengusaha asal Aceh, Teuku Markam, rela menyumbang sampai 28 kilogram emas saat awal pembangunan Monas.
Pada puncak bangunan yang menjulang setinggi 132 meter, terdapat nyala obor yang terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dan dilapisi emas murni seberat 35 kilogram (yang kini menjadi 50 kilogram).
Uang patungan proyek Monas lainnya berasal dari sumbangan wajib pengusaha bioskop dari seluruh pelosok Tanah Air. Sepanjang November 1961-Januari 1962 tercatat 15 bioskop menyumbang Rp 49.193.200,01.
Bioskop Parepare, Sulawesi Selatan, misalnya, menyumbang Rp 7.700,60; bioskop Watampone, Sulawesi Selatan, Rp 1.364,20; dan bioskop Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rp 884.528,85.
Teuku Markam merupakan keturunan Uleebalang yang lahir tahun 1925 di Seuneudon dan Alue Capli, Panton Labu Aceh Utara dan dinamai Teuku Marhaban.
Teuku Markam sendiri sudah lama dikenal sebagai pengusaha yang dekat dengan Soekarno. Dia pernah berdinas di militer sebelum kemudian banting setir menjadi saudagar karena merasa tak cocok dengan dinas militer.