Tribun Goes To Campus, Lebih Dekat dengan Rektor Baru Rendi Ismail, Anak Kampung Petung Pimpin Uniba

Nama Dr (Cand). H Rendi S Ismail SE, SH. MH sudah dikenal di kalangan mahasiswa Balikpapan, khususnya Kampus Universitas Balikpapan.

Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, SITI ZUBAEDAH
Lebih dekat dengan Rektor Baru Uniba, Rendi S Ismail 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Nama Dr (Cand). H Rendi S Ismail SE, SH. MH sudah dikenal di kalangan mahasiswa Balikpapan, khususnya Kampus Universitas Balikpapan.

Tak banyak yang tahu kini Rendi S Ismail mendapat mandat sebagai Rektor Baru di Uniba. Kampus Orange yang berada di Jalan Pupuk Kawasan Balikpapan Damai, Kalimantan Timur.

Program Youtube Channel Tribun Goes To Campus kini membahas tema Lebih Dekat dengan Rektor Baru Universitas Balikpapan yang berasal dari kampung Petung, Kabupaten Penajam Paser Utara ( PPU). Kampus yang dulunya pernah kebanjiran kini punya ruang dan Gedung yang represetif. Punya gedung "pencakar langit" dilengkapi dengan perpustakaan yang memiliki view laut.

“Apa yang diharapkan masyarakat Balikpapan bisa menyekolahkan atau kuliahkan anak-anaknya di Uniba, karena orientasi mereka kualitas, bersamaan dengan itu gedung-gedung kita bangun, kemudian kita lengkapi secara representatif, SDM dosen-dosen muda kita sekolahkan untuk ikut pelatihan kompetensi,” ungkap Rendi S Ismail.

Baca juga; Menata Balikpapan Tanpa Macet dan Banjir, Dekan Uniba Sebut Warga dan Pemerintah Harus Bersinergi

Baca juga; Kasus Covid-19 di Balikpapan Meningkat Tajam, Rektor Uniba Pertanyakan Kedewasaan Masyarakat

Rendi S Ismail dulunya merupakan pengusaha, memiliki cita-cita menjadi guru sejak masih kecil. Ketika lulus SMP berkeinginan melanjutkan sekolah ke SPG ( Sekolah Pendidikan Guru ).

Tetapi karena kondisi keluarga relative pra sejahtera, karena hambatan teknis akhirnya begitu masuk Balikpapan semua sekolah negeri tutup.

“Akhirnya saya keluar dari kampung, yang penting sekolah di Balikpapan, sekolah paling jelek tidak apa. Saya SD dan SMP di Petung, dan SMA Muhammadyah, tapi tak bagus seperti sekarang. Bagi saya waktu itu yang penting sekolah,” katanya.

Menurut Rendi, Petung itu masih hutan, kebetulan waktu SMP hanya dirinya yang bisa melanjutkan sekolah. Teman-teman SMP karena kekurangan ekonomi dan kondisi saat itu tidak bisa melanjutkan sekolah. “Hanya saya satu-satunya yang bisa melanjutkan sekolah,” ujarnya. (TribunKaltim.co/Siti Zubaedah)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved