Resesi di Depan Mata, Sri Mulyani Beber Kuartal III Kontraksi 2,9 persen, Simak Bocoran Kuartal IV

Resesi di depan mata, Sri Mulyani beber kuartal III kontraksi 2,9 persen, simak bocoran kuartal IV

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Januar Alamijaya
KOMPAS.COM/MUTIA FAUZIA
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ketika memberikan keterangan kepada media melalui video conference di Jakarta, Selasa (24/3/2020). 

"Ini artinya negatif teritori kemungkinan akan terjadi pada kuartal III dan juga masih akan berlangsung kuartal IV, yang kita upayakan untuk bisa dekati 0 atau positif," kata dia.

Sri Mulyani pun merinci berdasarkan komponen pendorong pertumbuhan ekonomi, untuk konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan negatif di kuartal III yaitu minus 3,0 persen hingga minus 1,5 persen.

Sebelumnya di kuartal II, konsumsi juga minus 5,6 persen.

Hanya komponen konsumsi pemerintah yang diperkirakan masih positif 9,8 persen hingga 17 persen di kuartal III.
Sebelumnya di kuartal II, konsumsi pemerintah minus 6,9 persen.

 Sempat Dampingi Menteri Jokowi, Bupati Berau Wafat Akibat covid-19, Muharram Tak Ingin Dirawat Lama

Investasi diperkirakan minus 8,5 persen hingga minus 6,6 persen di kuartal III.

Begitu juga dengan ekspor yang diperkirakan minus 13,9 persen hingga minus 8,7 persen.

Impor juga diperkirakan minus 26,8 persen hingga minus 16 persen.

Warga Tak Perlu Panik

Diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 diperkirakan akan melanjutkan kinerja negatif, setelah pada kuartal II-2020 tumbuh negatif 5,32 persen.

Sehingga, Indonesia memiliki potensi besar untuk masuk ke jurang resesi.

Kendati demikian, ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual menilai, masyarakat tak perlu panik jika Indonesia benar-benar mengalami resesi.

Lantaran kondisi pelemahan ekonomi dialami hampir seluruh negara di dunia.

Menurut Bank Dunia ada 92,3 persen negara di dunia yang mengalami pelemahan ekonomi bahkan resesi.

"(Masyarakat) enggak perlu panik, karena kejadian ini kan tak terduga, bahwa akan ada wabah yang berakibat mendorong pelemahan ekonomi," ujar David kepada Kompas.com, Rabu (9/9/2020).

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved