Kisah Sepasang Lansia Samarinda Tinggal di Gubuk Bekas Kandang Ayam, 23 Tahun Hidup Tanpa Listrik

Di ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, Kota Samarinda, zaman sekarang ini masih saja ada orang yang tinggal di tempat yang kecil.

Penulis: Nevrianto | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HP
MENJAGA KEBUN - Sepasang warga tinggal digubuk bekas kandang ayam di wilayah RT 08 Jalan Rimbawan Dalam 1 Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara,  Dawari (67) dan Istrinya Mardiana, Sabtu (26/9/2020) Dawari dan istri tinggal di gubuk dengan kondisi yang tak selayaknya sejak 1997, demi menjaga tanah dan kebun seorang yang telah meninggal dunia. (TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Di ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, Kota Samarinda, zaman sekarang ini masih saja ada orang yang tinggal di tempat yang kecil, terbuat dari kayu-kayu. 

Ada sepasang warga Kota Samarinda yang tinggal di sebuah gubuk ukuran sekitar 4x6 meter.

Kondisinya tak selayaknya, digubuk bekas kandang ayam di wilayah RT 08 Jalan Rimbawan Dalam 1 Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur

Dialah Dawari (67) dan istrinya Mardiana usia sekitar 60 tahun.

Saat ditemui TribunKaltim.co, ketika berkunjung ke rumahnya, Sabtu (26/9/2020) petang.

Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pemakaman Bupati Berau Muharram di TPU Km 15 Balikpapan

Baca Juga: BERITA FOTO Prosesi Pelepasan Sampai Penguburan Almarhum Bupati Berau Muharram di Balikpapan

"Agak bungah, ringan masalah sulit tetap usaha untuk  senang dikunjungi orang, TNI, polisi, pemerintah disini," kata Dawari. 

"Sebelum ada bantuan saya kayak mau mati. Sejumlah bantuan sudah diterima seperti beras, galon isi air, tapi tak ada bantuan uang, meskipun tak ada yang  menyerahkan uang, saya perlu," katanya lagi.

Dawari kemudian mengajak istrinya, Mardiana, untuk keluar ke depan pintu rumah gubuknya. Berdiri di halaman rumahnya berbentuk paving blok.

"Saya sejak 1997, berarti sudah sekitar 23 tahun tinggal disini kerja membersihkan kebun menumpang di tanahnya orang," ungkapnya.

"Saya asal Sunan Ampel Surabaya, lahir di Kertosono. Kondisi setiap hari, rumah saya tanpa listrik, kekurangan isi perut, saya berharap ada bantuan pemerintah atau negara, supaya bisa  membersihkan rumah," ujarnya.

"Keluarga istri saya ada di kawasan Mugirejo. Sempat berkunjung kesana dan ikut tinggal disana, tapi, saya merasa seperti kurang disapa, kurang bisa menyatu," ujarnya.

Baca Juga: Percobaan Vaksin Covid-19 Sinovac, Diklaim Aman Digunakan oleh Kalangan Lansia

Baca Juga: 16 Kasus Baru Covid-19 di Yogyakarta, Berasal dari Klaster Warung Solo Sudah Meluas

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved