Gerakan 30 September
Kisah Sukitman, Saksi Mata di Malam G30S, Sempat Diseret, tapi Dikira Teman oleh Sopir Letkol Untung
Berikut kisah Sukitman, saksi mata di malam G30S, sempat diseret, tapi dikira teman oleh sopir Letkol Untung
Waktu itulah Sukitman baru merasa agak tenang, meskipun ia masih tetap diawasi. Ternyata anggota Cakra itu sudah di-drill, karena langsung berada di bawah komando Letkol Untung.
Sekitar satu dua jam kemudian melalui radio disiarkan, siapa yang mendukung G30S itu akan dinaikkan pangkatnya.
Satu tingkat untuk prajurit, sementara yang aktif akan memperoleh kenaikan dua tingkat. Mendengar pengumuman itu semua yang merasa terlibat bersalam-salaman, karena merasa gerakan mereka sukses.
Setelah suasana agak tenang, Sukitman dipanggil oleh Lettu Dul Arief yang menanyakan di mana senjata Sukitman.
Sukitman menjelaskan apa yang terjadi ketika ia berada di daerah Kebayoran. Akhimya senjata itu bisa ditemukan, walaupun dalam keadaan patah.
Mengira Sukitman bukan musuh, bahkan teman senasib, Jumat sore itu Sukitman diajak menuju Halim bersama iring-iringan pasukan.
Sesampai di Gedung Penas (daerah Bypass, sekarang Jl. Jend. A. Yani) pasukan itu diturunkan di lapangan, sementara Sukitman masih bersama Dul Arief.
Pada malam harinya, entah mengapa, orang yang mengawasi tawanannya malah mengajak Sukitman untuk mengambil nasi.
"Ke mana?" tanya Sukitman.
"Ke Lubang Buaya, tempat para jenderal dibunuh," jawab Kopral Iskak, orang yang mengajaknya tersebut.
"Pada waktu itulah saya baru tahu bahwa yang dikatakan 'Ganyang kabir, ganyang kabir!' itu para jenderal," ungkap Sukitman.

Jalan yang diambil melewati Cililitan, Kramat Jati, Pasar Hek bukan sesuatu yang asing bagi Sukitman, karena dulu ia pernah mengikuti latihan di daerah itu.
Keadaan masyarakat masih tenang, karena belum menyadari apa yang terjadi.
Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 23.00. Manusia-manusia haus darah itu masih diliputi suasana "kemenangan".
Selesai mengambil nasi mereka segera kembali ke Gedung Penas untuk membagikannya kepada para pasukan.
"Ketika kembali menuju Gedung Penas itu saya sempat turun untuk membeli rokok. Saya pikir mendingan saya terus pulang saja," kata Sukitman.
"Jangan," kata Kopral Iskak yang menjadi sopir. "Saya juga pulangnya ke Tanah Abang."
Ternyata Iskak adalah sopir Letkol Untung, yang mengotaki pemberontakan berdarah ini.
• DAFTAR Artis Terkaya di Indonesia, Raffi Ahmad, Syahrini, dan Inul Daratista Bukan yang Paling Tajir
• Istri Rizki DA Kini Rambah Dunia Tarik Suara, Lirik Lagu Semakin Menjauh yang Dinyanyikan Nadya
• UPDATE Klasemen MotoGP 2020 Quartararo Rebut Posisi Puncak, Dovizioso Bertahan di 5 Besar, Joan Mir?
• Hasil Liga Italia AS Roma vs Juventus, Cristiano Ronaldo Selamatkan Pirlo dari Kekalahan Perdana
(K. Tatik Wardayati)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul G30 S-PKI, Kisah Sukitman, Polisi yang Jadi Saksi Mata Keganasan Peristiwa di Lubang Buaya, https://wartakota.tribunnews.com/2020/09/28/g30-s-pki-kisah-sukitman-polisi-yang-jadi-saksi-mata-keganasan-peristiwa-di-lubang-buaya?page=all.
Editor: Feryanto Hadi