Silaturahim KAMI Surabaya Batal, Polisi Beber Acara yang akan Dihadiri Eks Panglima TNI Tak Berizin

Silaturrahim KAMI Surabaya batal, polisi beber acara yang akan dihadiri Eks Panglima TNI tak berizin

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TribunSolo.com/Ryantono Puji Santoso
Eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo saat hadiri deklarasi KAMI di Solo, Kamis (20/8/2020). 

Selain dipenuhi massa, sejumlah polisi terlihat berjaga di pintu gerbang Gedung Juang 45.

Sebuah mobil pengurai massa milik polisi juga parkir di sekitar Gedung Juang.

KAMI dideklarasikan pada Agustus 2020 lalu. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin menjadi salah satu inisiator pembentukan KAMI.

 Lolos Kartu Prakerja dan Dapat BLT BPJS Ketenagakerjaan, Apa Mungkin? Pemerintah Beri Penjelasan

Selain Din, tokoh lainnya yang ikut dalam koalisi yakni mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo dan Ketua Khittah Nahdlatul Ulama (NU) 1926 Rochmad Wahab.

Hadir saat deklarasi KAMI, Mantan Menteri Kehutanan MS Kaban, mantan Ketua GNPF Bachtiar Nasir, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Sobri Lubis, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun, hingga Rocky Gerung.

Gatot Nurmantyo Bermain Politik?

Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menduga pernyataan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo baru-baru ini berhubungan dengan keinginan untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Pernyataan Gatot yang dimaksud adalah ketika dia mengaku diganti dari jabatannya sebagai panglima TNI karena menginstruksikan pemutaran film G30S/PKI.

 Wakil Indonesia di PBB Tak Tinggal Diam, Blak-Blakan Sebut PM Vanuatu Memalukan, Campuri Soal Papua

 Seru, Live Streaming Trans 7 MotoGP Catalunya, Dovizioso Frustasi, Dibuntuti Fabio Quartararo

 Jadwal Liga 1 2020 Berubah, Laga Panas Derby Jatim Persebaya vs Arema FC, Jadwal Lengkap Klub Bonek

 Bursa Transfer Liga Italia, AC Milan Terancam Gigit Jari, Incaran Pioli Diburu 3 Klub Liga Inggris

“Saya juga husnudzon bahwa Pak Gatot ini juga pengen jadi presiden, ngga ada masalah, karena beliau kan mantan panglima,” ucap Jazilul Fawaid dalam diskusi daring bertajuk “Mantan Panglima, Maumu Apa?”, Minggu (27/9/2020).

“Jadi saya berhusnudzon beliau sebagai seorang mantan panglima itu sah-sah saja di negara yang juga dibangun bersama-sama ini,” sambung dia.

Menurut dia, pergantian pejabat adalah suatu hal yang normal dilakukan oleh pihak yang berwenang.

Ia mengatakan, pergantian Gatot sebagai Panglima TNI beberapa tahun silam juga telah sesuai mekanisme yang ada, yaitu melalui persetujuan DPR.

Maka dari itu, Jazilul Fawaid menilai, pernyataan Gatot Nurmantyo bersifat politis karena memiliki makna tersembunyi.

Makna tersembunyi itu, katanya, yang membuat pernyataan Gatot Nurmantyo menjadi ramai dibicarakan publik.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved