Virus Corona di Kukar
TNI Jaga Jalan Poros Samarinda - Tenggarong, Warga Luar Dilarang Masuk, Warga Kukar Dilarang Keluar
Penjagaan dilakukan untuk mengawasi kepatuhan protokol Covid-19 sekaligus menyeleksi pergerakan masyarakat Samarinda menuju Tenggarong.
TRIBUNKALTIM.CO – Personel TNI menjaga dan siaga di jalan Poros Samarinda - Tenggarong ( Kutai Kartanegara).
Penjagaan ini akan dilakukan setiap akhir pekan.
Warga luar Tenggarong dilarung masuk, dan warga Tenggarong dilarang keluar selama akhir pekan.
Jalan poros Samarinda menuju Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara ( Kukar), dijaga jajaran TNI bersama tim gabungan pendisiplinan protokol covid-19 Kukar setiap akhir pekan.
• Rentan Stres, Ibu Hamil Terpapar Covid-19 Butuh Pendampingan Psikolog
• Masih Zona Orange Covid-19, Jam Malam di Balikpapan Masih Berlaku
• Donald Trump Positif Covid-19, Apa Gejalanya? Staf Gedung Putih Sebut Keanehan dengan Suara Presiden
• Alasan Pemerintah Kampanyekan Ingat Pesan Ibu dalam Melawan Covid-19
Hal ini dilakukan karena makin tingginya kasus positif di Kutai Kartanegara.
Penjagaan dilakukan untuk mengawasi kepatuhan protokol Covid-19 sekaligus menyeleksi pergerakan masyarakat Samarinda menuju Tenggarong.
Bagi warga Samarinda yang hanya jalan-jalan atau berwisata ke Tenggarong diminta putar balik.
“Kalau hanya wisata saja atau silaturahmi ditangguhkan dululah untuk sementara waktu saja. Kami minta pulang saja,” ungkap Komandan Kodim 0906/Tenggarong Letkol Inf Charles Alling saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/10/2020).
Warga yang diperbolehkan masuk ke Tenggarong, lanjut Charles, hanya punya urusan penting seperti kedinasan, urusan ekonomi, sosial dan lainnya yang sifatnya mendesak dan penting.
Operasi disiplin protokol covid-19 ini sudah dimulai sejak 22 September 2020.
Di awal-awal operasi, kata Charles, tim berhasil memulangkan kurang lebih 90 kendaraan bermotor setiap hari.
Setelah dua pekan berjalan, kepatuhan masyarakat mulai terlihat.

Pergerakan masyarakat yang kepentingannya hanya wisata atau jalan-jalan ke Tenggarong mulai berkurang.
“Makanya efektifkan jaga akhir pekan saja, Sabtu dan Minggu,” terang dia.
Dua hari tersebut, kata Charles, pergerakan masyarakat dari Samarinda menuju Tenggarong sangat tinggi.