Dorong Pertumbuhan Investasi, PLN Kaltimra Beber Sistem Kelistrikan Kalimantan Surplus Hingga 600 MW

Demi mendorong pertumbuhan invesatasi di Kalimantan, PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Kaltimra memiliki pasokan listrik surplus.

Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Budi Susilo
DOK TRIBUNKALTIM.CO
Meeting antara Tribunkaltim dan PLN UIW Kaltimra yang digelar secara daring, Kamis (8/10/2020). Demi mendorong pertumbuhan invesatasi di Kalimantan, PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Kaltimra memiliki pasokan listrik surplus. 

“Perlu saya sampaikan di Kaltim dan Kaltara itu menggelola untuk sistem kelistrikan Kalimantan ini untuk sistem interkoneksi Kalsel, Kalteng dan Kaltim ini memiliki kapasitas daya 1.800 MW, dan beban puncak 1.200 MW, artinya memiliki Surplus 550-600 MW,” ungkap Sigit Witjaksono.

Sigit Witjaksono menjelaskan, dari kapasitas kelistirikan ini yang nantinya akan menjadi cikal-bakal sistem Kalimantan, saat ini sudah kearah pembangunan ke arah Utara untuk penyambungannya, dan ke arah Barat, sistem ini akan menjadi sistem Kalimantan Besar.

Untuk sistem Kalimantan ini untuk sistem interkoneksi Kalsel, Kalteng dan Kaltim ini memiliki kapasitas daya 1.800 MW, dan beban puncak 1.200 MW, artinya memiliki Surplus 550-600 MW.

“Makanya teman-teman tidak pernah lagi merasakan padam seperti dulu, minta listrik susah, sekarang ini tidak. Malahan PLN menawarkan siapa yang ingin tambah daya sekarang mendapat diskon, dan banyak program yang dilaksanakan PLN,” ucapnya.

Kemudian untuk Kaltim komposisi sistem pembangkitnya besar, jadi PLN mengirim kelistrikan kepada Kalteng dan Kalimantan Selatan.

Di Kalimantan Timur, gardu induk paling akhir ada di Sangatta, kemudian dari arah Utara berada di Tanjung Redeb dan Talisayan terkoneksi ke arah Maloy Kutai Timur.

“Untuk sumber besar juga ada di wilayah Kaltara, perlu kita komunikasikan dengan media agar diserap dengan investor, kami berharap Kaltim dengan sumber energi yang besar, dan Pemerintah sudah memperhatikan infrastruktur yang ada di Kaltim, ini bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat di Kaltim dan Kaltara,” katanya.

Sigit Witjaksono melanjutkan, seperti diketahui Kaltim sangat bergantung pada sektor pertambangan saja, tapi akan menjadi cantik kalau ada insdustri-industri besar yang ada di sini.

Kalau melihat pertumbuhan industrinya, Kalimantan Timur tumbuh tinggi, tidak seperti di Jawa yang sudah cukup.

Dengan adanya Pandemi ini Pertumbuhan kami pun turun, awal Januari 10 persren, pada Maret paling terdampak, bahkan bulanannya 2,16 persen.

"Komulatifnya 6 persen, ini meleset dari pertumbuhan bersama, yang paling terdampak sistem bisnis,” ungkapnya.

Industri di Kaltim kalah dengan Kalsel, hanya berkontribusi terhadap total penjualan sebesar 6 persen saja, tetapi bisnis cukup besar 36 persen.

Dari pertumbuhan bisnis 36 persen ini sekarang minus hingga 6 persen, karena semua hotel dan mall pada saat lock down meminta turun daya untuk mengurangi cosh.

“Inilah yang harus dibangkitkan bersama. Kita sudah bertekad menjadi roda depan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, ini tentu saja tidak bisa jualan sendiri perlu media,” katanya.

(TribunKaltim.co/Siti Zubaidah)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved