Kisah Perajin Anjat Asal Tenggarong, Mampu Bikin Tas Anyaman Rotan Sehari Satu Produk

UPTD Museum Mulawarman ikut meramaikan pameran seni budaya di UPTD Taman Budaya Disdikbud Kalimantan Timur (Kaltim), Kamis (15/10/2020).

TRIBUNKALTIM.CO/JINO PRAYUDI KARTONO
Mida sedang membuat anyaman anjat berbahan kayu rotan. Satu buah anjat dibanderol mulai dari Rp 150 ribu sampai Rp 300 ribu tergantung ukuran dan tingkat kesulitannya. TRIBUNKALTIM.CO/JINO PRAYUDI KARTONO 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- UPTD Museum Mulawarman ikut meramaikan pameran seni budaya di UPTD Taman Budaya Kaltim, Kamis (15/10/2020).

Dalam pameran tersebut, pihak museum mengajak salah satu perajin anyaman rotan.

Dia adalah Mida, warga Tenggarong, yang membuat anyaman tas anjat di sela-sela pameran tersebut.

Perempuan asli suku Dayak ini mengaku telah belajar ilmu menganyam rotan ini.

"Sejak SD sudah belajar ini. Awalnya cuman hobi saja. Tapi semakin ke sini untuk mencari rezeki," ucapnya.

Menurutnya, menganyam rotan sama dengan teknik menganyam lainnya.

Hanya saja bahan rotan yang dipilih tidak sembarangan.

"Pakai rotan mahing. Kalau pakai rotan malas kualitasnya kurang baik," kata Mida.

Menurutnya rotan mahing memiliki tingkat kelenturan dan kekuatan yang cukup baik.

Sedangkan untuk rotan malas menurutnya sangat rapuh untuk dijadikan bahan anyaman.

Sebab saat dipotong rotan tersebut gampang putus dan tidak memiliki serat yang tebal jika dibandingkan dengan rotan mahing.

Sekadar informasi rotan malas adalah bagian rotan yang berada di dalam tanah.

Sedangkan rotan mahing merupakan rotan yang berada di ujung atau cabang kayu rotan.

Setelah mendapatkan rotan yang diinginkan, Mida memotong atau menyerut rotan tersebut.

Ia menyerut rotan menggunakan insu.

Alat tersebut semacam pisau kecil dengan tingkat ketajaman yang tinggi sehingga dengan mudah membelah rotan dan mengurangi risiko patah di jalan saat memotongnya.

Setelah dibelah sesuai keinginan, ia pun mulai menganyam rotan menjadi kerajinan tangan.

Ia menggunakan insu dan penanek.

Insu adalah adalah berbentuk batang besi kecil panjang.

Ujungnya tumpul dan berfungsi untuk melonggarkan anyaman.

Sehingga rotan bisa masuk ke dalam jahitan lainnya sehingga dapat membentuk pola anyaman yang diinginkan.

Kemudian penanek berfungsi untuk menarik atau mengencangkan ikatan anyaman.

Sehingga anyaman tidak keluar dari pola kuat.

Untuk mengerjakan kerajinan seperti anjat membutuhkan waktu paling lama dua hari.

Jika tidak banyak kesibukan, ia dapat membuat satu unit anjat.

"Harganya kisaran Rp 150 ribu sampai Rp 300 ribu," ucapnya.

Sementara itu, Nurzam, pamong budaya Museum Mulawarman mengatakan, pameran ini untuk menunjukkan alat angkut yang dimiliki oleh masyarakat suku Dayak.

Beberapa peralatan angkut suku Dayak seperti anjat, kumpa, berangka, kiang dan beberapa peralatan lainnya dipamerkan di kegiatan tersebut.

Peralatan tersebut masih dibuat secara tradisional.

"Seperti anjat ini dibuat dari bahan rotan yang dianyam. Beberapa juga dibuat menggunakan rotan," ucapnya.

Dengan adanya pameran tersebut diharapkan dapat memancing wisatawan ataupun pengunjung untuk mendatangi museum tersebut ke depannya.

Sayangnya, selama pandemi Virus Corona ( covid-19 ) Museum Mulawarman ditutup untuk sementara waktu.

Baca juga: Gedung DPRD Balikpapan Dikelilingi Kawat Berduri, Demo Mahasiswa Diwarnai Aksi Teatrikal dan Puisi

Baca juga: Kepala BMKG Berau Ingatkan Warga Waspada Ancaman La Nina, Akan Muncul Bencana Hidrometeorologi

Baca juga: Vaksin Covid-19 Beredar Tahun 2021, Dinkes Kaltim Minta Pelaku Bisnis Hotel Jangan Terlalu Berharap

"Saat ini sedang ditutup, berdasarkan surat instruksi Plt Bupati museum ditutup sementara waktu," katanya.

Untuk harga kerajinan tangan ini tergantung berdasarkan ukuran dan tingkat kesulitan.

Harga anyaman anjat dan kerajinan rotan lainnya dijual mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung tingkat kesulitan kerajinan tersebut.

Selain pameran kerajinan tangan dari UPTD Museum Mulawarman, kegiatan tersebut juga memamerkan lukisan dari seniman lokal dari beberapa daerah di Kalimantan Timur.

(TribunKaltim.co/Jino Prayudi Kartono)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved