Terungkap Suami Tak Ada di Rumah Saat Pemerkosaan, Ibu Rangga Sedang Hamil dan Ngidam Nasi Bebek
AY menyebutkan, ia butuh uang saat itu, karena Istrinya korban DN yang sekarang sedang hamil 4 bulan kepingin makan daging bebek.
TRIBUNKALTIM.CO - Terungkap mengapa suami tak ada di rumah saat pemerkosaan DN, ibunda Rangga terjadi di malam naas.
Diberitakan sebelumnya, tersangka pemerkosan DN ibu muda di Aceh Timur dan pembunuh Rangga ditemukan tewas di sel tahanannya.
SB, sang tersangka tewas, pada saat kasusnya masih dalam proses oleh pihak penyidik kepolisian.
Ada banyak cerita di balik kisah memilukan yang terungkap atas kasus ibu muda dirudapaksa oleh SB (41) hingga gugurnya pahlawan kecil Rangga (10).
Baca juga: Pertimbangan Keluarga, Samsul Bahri, Pemerkosa Ibu Muda Dimakamkan di Lokasi Sama dengan Rangga
Baca juga: Rekan Satu Sel Buka Penyebab Kematian Samsul Bahri, Pembunuh Rangga dan Pemerkosa Ibu Muda
Baca juga: Samsul Bahri Pelaku Pembunuh Rangga dan Pemerkosa Ibu Muda di Aceh, Tewas di Sel Tahanan Mapolres
Baca juga: Samsul Bahri, Pelaku Pemerkosa dan Pembunuh Bocah R Meninggal di Tahanan, Sempat Mogok Makan Minum
Pada malam kejadian itu, korban DN yang sedang hamil muda (usia kandungannya sekitar 4 bulan) ngidam, ingin makan nasi gulai bebek dan sempat diutarakan kepada suaminya AY.
Namun, AY malam itu berencana pergi ke sungai untuk mencari udang.
AY menyebutkan, ia butuh uang saat itu, karena Istrinya korban DN yang sekarang sedang hamil 4 bulan kepingin makan daging bebek.
Maka AY bermaksud pulang agak pagi di malam naas itu, supaya banyak dapat udang dari hasil menjalanya.
Dan AY berniat hasil penjualan udang itu akan dijual, sedangkan uangnya akan dibeli gulai bebek buat istrinya.
"Istri saya kan ngidam karena hamil 4 bulan, dia kepingin makan gulai bebek.
Maka malam itu, saya pulang pagi, biar dapat udang lebih banyak, dan bisa beli bebek," katanya.
Namun sebelum ia sempat membeli daging bebek pesanan istrinya itu, dia mendapat kabar kejadian menimpa istrinya DN dan anak tirinya, Rangga.
Berita duka itu ia dengar pada saat AY masih di Gampong Birem Bayeun dan hendak pulang usai menjala udang di sungai.
Diakui AY, istrinya DN pernah mengatakan kepada AY, bahwa berapa minggu sebelumnya ada orang yang mengintip di rumahnya saat malam hari, sebelum AY pulang dari sungai.
Namun apakah yang mengintip di rumahnya itu SB atau bukan, korban DN tidak tahu karena dia tidak bisa melihat dengan jelas, suasana agak gelap pada malam hari itu.
"Berapa minggu sebelum kejadian, memang ada berapa kali orang mengintip di rumah. Tapi siapa dia? DN tidak tahu. Maka setelah itu, DN meminta izin pada saya agar menjemput anaknya RG supaya ada teman di rumah," ujar AY.
AY bercerita, empat hari sebelum kejadian itu, suami korban AY (24), sempat bertegur sapa dengan pelaku SB (41), hal ini mengisyaratkan antara tersangka SB dengan suami korban, AY sudah saling kenal. Namun hubungan mereka tidak begitu akrab.
Insiden memilukan itu terjadi di rumah gubuk mereka tinggal yang letaknya berjauhan dari permukiman penduduk lain dan berada di sekitar hutan dan kebun sawit, di Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur, Sabtu (10/10/2020).
"Sekitar 4 hari sebelum kejadian, pelaku SB lewat depan rumah dan sempat bertegur sapa dengan saya.
Kiban bang ? (gimana bang?) tanya SB, saya jawab nyan keuh lage nyo (ya seperti ini lah)," ujar AY, Selasa (20/10/2020) kepada Serambinews.com.
Menurut suami korban ini, waktu itu tersangka SB berjalan melintasi rumahnya, menuju kebun sawit keluarganya yang berada agak jauh dari sekitar tempat tinggalnya.
AY mengaku belum kenal akrab dengan SB, karena dia pun baru enam bulan menetap di lokasi itu, sebelumnya AY tinggal di Gampong Birem, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur.
Apalagi, selama 6 bulan terakhir, AY dan DN tidak selalu berada di sana, mereka terkadang sebulan pulang, lalu pergi lagi ke Kabanjahe, Sumatera Utara karena bekerja di kebun sayur dan buah.
Biasanya selama ini, jelas AY, dalam seminggu terkadang 4 atau 3 hari ia pergi mencari uang ke sungai di daerah Gampong Birem dengan cara menjala udang.

Kebisaannya, AY berangkat ke sungai pada sore harinya, dan tengah malam sudah pulang ke rumah, sekitar pukul 23.00 WIB atau 23.30 WIB dan paling telat pukul 01.00 WIB.
"Selama ini jika ke sungai menjala udang saya selalu pulang ke rumah malamnya. Malam naas itu saya tidak pulang, rencana memang akan pulang pagi, karena perlu uang untuk membeli daging bebek yang dipesan DN," sebutnya.
Namun, suasana semua berubah, ketika tersangka SB mendatangi rumah tempat tinggal AY malam itu dan merudapaksa istrinya, DN, serta membacok anaknya RG hingga gugur.
Masih banyak kisah di balik insiden memilukan itu, namun belum terungkap ke permukaan.
Baca juga: Akhirnya John Kei Bicara, Tak Tinggal Diam Terancam Hukuman Mati, Keterangan Berbeda dengan Nus Kei
Baca juga: SEGERA DIBUKA, Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 11, Kuotanya Cuma Sedikit, Simak Bocoran Tanggal
Baca juga: ANDA TERMASUK? Pelamar CPNS Merasa Gagal Jangan Sedih Dulu, Bisa Isi Formasi Kosong, Lihat Kriteria
Baca juga: Daftar Bantuan UMKM Tak Bisa Online, Datang Langsung, Simak Cara Pencairan Banpres Produktif di BRI
BOLEH PULANG
Ibu muda korban rudapaksa di Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur, DN (28), baru sekitar setahun lebih berumah tangga dengan suaminya, AY (24).
Selama dirawat di RSCM Langsa milik PTPN I Langsa itu, AY setia mendampingi istrinya DN.
Ada hal sangat mengharukan dari kisah perjalanan hidup pasangan ini, menyedihkan sekaligus trenyuh.
Ternyata ibu muda DN yang baru setahun dinikahinya AY itu sedang hamil sekitar 3-4 bulan.
Sedangkan kondisi DN yang sedang hamil muda itu masih dalam perawatan intensif di RSCM Langsa karena luka di tangannya.
AY sendiri merupakan warga di Kecamatan Birem Bayeun, dan DN adalah warga Pinang Baris Kota Medan, mereka bertemu saat sama-sama bekerja berapan tahun silam di Kaban Jahe, Sumatera Utara.
Hal itu disampaikan AY, saat bincang-bincang singkat dengan Serambinews.com di RSCM Langsa, Senin (19/0/2020) sore.
Selama dirawat di RSCM Langsa milik PTPN I Langsa itu, AY setia mendampingi istrinya DN yang sedang mengandung anak pertama dari hasil perkawinannya.
DN menjadi korban rudapaksa tersangka SB (kini sudah almarhum) dirawat sejak Jumat (16/10/2020) karena luka infeksi di telapak tangan kanannya, akibat terkena sabetan parang tersangka SB.
Insiden yang dialami DN, saat ia mencoba mempertahankan kehormatannya dengan coba melawan tersangka, Sabtu (10/10/2020) dini hari di rumah gubuk mereka tinggal di Kecamatan Birem Bayeun.
Bahkan anak kandung DN yakni Pahlawan Kecil RG sudah meninggal dunia akibat perbuatan tersangka SB.
Rangga merupakan buah perkawinannya dengan mantan suami pertamanya, Fajar Fadly.
Malam naas itu, walaupun memiliki kesempatan lari dari rumah itu, Pahlawan Kecil (RG) memilih tetap melawan tersangka untuk berusaha menyelamatkan ibunya dari cengkraman tersangka SB.
Menurut cerita AY lagi, sejak 6 bulan terakhir ini, AY dan korban DN sering pulang pergi ke Kabanjahe bekerja di kebun buah dan sayur, sebulan bekerja lalu pulang, dan sebulan pergi lagi.
Sedangkan almarhum anak korban DN (alm RG) sebelum kejadian Sabtu (10/10/2020), baru sekitar 10 hari ikut bersama mereka di rumah Birem Bayeun, Aceh Timur.
Sebelumnya, RG anak DN ini tinggal bersama ayah kandungnya Fajar Fadly di Kota Medan, dan dijemput ibunya karena ia mau ikut ke Aceh dan tinggal bersama DN.
Rencananya almarhum akan didaftarkan di SD di daerah mereka tinggal di Kecamatan Birem Bayeun itu, karena almarhum RG sangat ingin tinggal bersama DN agar bisa menjaga ibunya.
Sementara di malam naas itu, AY tidak tak ada di rumah, hanya DN dan almarhum RG, sedang AY karena ia sedang mencari ikan di sungai.
Selama ini AY bekerja sambilan sebagai nelayan pemancing di sungai, jika tidak bekerja ke Kabanjahe.
Seperti diberitakan sebelumnya, korban DN (28) dan suaminya AY (25), tidak akan tinggal di rumah gubuk dimana insiden rudapaksa menimpa korban dan pembunuhan terhadap anaknya RG (10), oleh tersangka SB (41), di Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur, Sabtu (10/10/2020) lalu.
Mereka berencana akan tinggal sementara di rumah singgah yang ditawarkan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3A dan KB) Pemkab Aceh Timur.
Hal itu disampaikan suami korban, AY, yang mendampingi istrinya (korban DN) di Rumah Sakit Cut Meutia (RSCM) Langsa, kepada Serambinews.com, Senin (19/0/2020).
Sementara korban DN dirawat sejak Jumat (16/10/2020) di ruang bersalin RSCM Langsa, karena luka bekas bacokan parang pelaku di tangan kanannya belum sembuh total.
Baca juga: SERU, ILC Tadi Malam Bahas Setahun Jokowi-Maruf, Sujiwo Tejo: Saya Bersyukur Karni Ilyas Masih Hidup
Baca juga: Bukan Login www.depkop.go.id, Ada Cara Resmi Daftar BLT UMKM Rp 2,4 Juta, Cara Mudah, Tunggu SMS BRI
Baca juga: UPDATE LINK eform.bri.co.id Cek Penerima BPUM BRI 2020, Cara Pencairan BPUM PT Bank Rakyat Indonesia
Baca juga: KATALOG PROMO Indomaret Terbaru Rabu 21 Oktober 2020, Beli 1 Gratis 1, Susu dan Pampers Anak Murah
Sebelumnya sejak Sabtu (10/10/2020) atau pascakejadian menimpanya, korban DN sempat dirawat berapa hari di RSUD Langsa.
Setelah kondisinya membaik kondisi korban DN, Selasa (12/10/2020) DN dibawa pulang ke rumah abang iparnya (abang kandung suaminya sekarang), di Kecamatan Birem Bayeun.
"Istri saya Selasa besok sudah dibolehkan pulang oleh dokter, karena kondisi DN susah membaik, infus juga telah dibuka," ujar AY, Senin (19/10/2020).
Suami koban menambahkan, setelah keluar dari RSCM Langsa ini, ia dan korban DN akan tinggal sementara di rumah abang AY, di Kecamatan Birem Bayeun tersebut.
Diakui AY, menyangkut ada ditawarkannya rumah singgah oleh pihak DP3A dan KB Aceh Timur, sebagai tempat tinggal sementara ke depannya, mereka akan mempertimbangkannya.
"Rumah singgah yang ditawarkan oleh DP3A dan KB Aceh Timur, apakah istri saya mau atau tidak, saya serahkan keputusannya sama dia, saya ikuti kemauan dia saja (korban)," sebut AY mengakhiri perbincangan singkat itu.(*)