Pilkada Bontang

Menakar Kesiapan Basri-Najirah dan Neni-Joni Bertarung di Arena Debat Pilkada Bontang 2020

Ajang debat dalam kontestasi politik selalu jadi hal yang paling ditunggu-tunggu. Ia jadi tempat publik melihat gagasan dan cara berpikir pasangan c

TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD FACHRI
Komisioner KPU Bontang, Musdalifah Machmud. Pada 31 Oktober 2020 mendatang, KPU Bontang telah menyiapkan arena debat kepada pasangan Basri Rase-Najirah sebagai calon nomor urut 1, dan calon nomor urut 2, Neni-Joni di Pilkada Bontang 2020. 

Bagi politisi Gerindra Bontang, untuk membangun peradaban di suatu daerah, hal yang utama adalah penguatan SDM. Hal itu sudah ditunjukkan bacalon walikota Neni Moerniaeni selama memimpin pemerintahan Kota Bontang.

"Bagi saya membangun kota, paling pertama membangun SDM yang unggul. Bontang unggul, IPM sudah 80 ke atas, di atas angka nasional," bebernya.

Ekonomi ditangan Neni Moerniaeni jauh lebih dari sebelumnya, terbukti dengan angka pengangguran setiap tahunnya di Bontang selalu menurun

"Ekonomi membaik, pengangguran menurun, tak ada persiapan khusus bunda Neni. Semua gagasan di luar kepala," ujarnya.

Wakil Ketua DPRD Bontang ini berharap debat kandidat jadi momentum seluruh visi misi Neni-Joni tersampaikan kepada masyarakat.

"Saya yakin warga merasakan 5 tahun ini. Masyarakat mengetahui sosok bu Neni. Sehingga nanti (debat) menyampaikan saja dan berdoa saja. Biar debat fokus dan terarah, sehingga perlihatkan tayangan yang berkualitas," harapnya.

Sebagai informasi, kontestasi politik pada tahun 2020 di Bontang merupakan pertarungan antara calon dengan koalisi raksasa melawan koalisi mini.

Ya, Basri Rase-Najirah hanya didukung oleh 2 partai politik; PKB dan PDIP. Lima kursi parlemen kedua partai tersebut meloloskan pasangan Basri-Najirah jadi peserta Pilkada Bontang 2020.

Sementara pasangan Neni-Joni mendaftar sebagai peserta Pilkada Bontang dengan amunisi politik meyakinkan, setidaknya 20 kursi wakil rakyat Bontang secara politis digenggam pasangan tersebut.

Koalisi gemuk tercipta dari Golkar, Gerindra, PKS, PPP, Nasdem, PAN, Hanura dan Berkarya. Itu belum partai non parlemen seperti PSI dan Demokrat.

Bisa dikatakan pasangan ini didukung infranstruktur politik raksasa pada Pilkada Bontang 2020.

Sekadar mengingatkan Basri Rase sebelumnya berpasangan dengan Adi Darma, mantan walikota Bontang 2010-2015. Namun, di tengah proses politik Adi Darma wafat.

Kepergiannya selain menjadi duka yang dalam bagi warga Bontang, juga jadi pikiran perjuangan politik yang belum menyentuh garis akhir bagi para relawan.

Partai politik mau tidak terdesak untuk mencari sosok pengganti oleh KPU, bila ingin lanjut berkontestasi. Namun, akhirnya di tengah duka yang melanda, istri Adi Darma, Najirah kukuh bersedia menggantikan posisi suaminya sebagai peserta Pilkada Bontang.

Najirah mendapat dukungan partai, kemudian mendaftar lalu telah ditetapkan KPU sebagi peserta. Namun, ada bedanya.

Najirah tak menggantikan posisi suaminya sebagai calon walikota. Ia mendorong Basri Rase menggantikan posisi Adi Darma, sementara dirinya maju sebagai calon wakil walikota Pilkada Bontang 2020.

(Tribunkaltim.co/Fachri)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved