Hari Sumpah Pemuda

Mengenal Dicky Malik Arnanda, Pemuda Kreatif Balikpapan, Banyak di Kursi Roda tapi Jago Ilustrasi

Sehari sebelum pelaksanaan hari Sumpah Pemuda di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, pihak Pemkot Balikpapan menggelar seremonial apresiasi

Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Peringatan Sumpah Pemudia di Balikpapan memberikan sejumlah penghargaan kepada pemuda berprestasi di Balikpapan salah satunya Dicky Malik Arnanda, Selasa (27/10/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Sehari sebelum pelaksanaan hari Sumpah Pemuda di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, pihak Pemkot Balikpapan menggelar seremonial apresiasi terhadap kaum muda yang berprestasi di Kota Balikpapan.

Melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Balikpapan, beberapa orang terpilih, menjadi pemuda yang berkontribusi bagi daerah, membawa nama harum Kota Balikpapan.

Satu di antara, pemuda yang mendapat penghargaan dari Pemerintah Kota Balikpapan kali ini adalah Dicky Malik Arnanda.

Sosok Dicky Malik Arnanda, salah satu pemuda di Kota Balikpapan yang berbeda, lantaran Dicky Malik Arnanda, salah satu disabilitas yang berhasil mendapat penghargaan atas apresiasi karyanya di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.

"Saya baru pertama kali mendapat penghargaan ini, masuk ke dalam kategori pemuda berprestasi," ungkapnya kepada TribunKaltim.co, Selasa (27/10/2020).

Baca Juga: Isu Pemekaran Daerah Samarinda Seberang Ditanggapi Wagub Kaltim Hadi Mulyadi

Baca Juga: Kasus KDRT di Samarinda Berakhir Damai, Pelaku Berjanji Tidak Mengulangi Lagi

Baca Juga: Beginilah Penilaian PSSI Atas Kinerja Shin Tae-yong di Timnas U-19 Indonesia

Sebagai informasi, putra asli Balikpapan ini terus mempelajari dan menggeluti dunia ilustrasi. 

Dari akun Instagram atau situs www.behance.net akan terlihat bermacam-macam karya ilustrasi yang telah dihasilkan Dicky Malik Arnanda.

Walau harus beraktivitas di atas kursi roda, namun ia tidak ingin putus asa. Dicky Malik Arnanda merasa peran sebagai ilustrator dapat menjadi ajang aktualisasi diri.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Balikpapan Senin 26 Oktober 2020, BMKG Sebut akan Turun Hujan di Jam-jam Berikut

Baca Juga: Peringatan Dini Prakiraan Cuaca BMKG Minggu 25 Oktober 2020 di Indonesia, Samarinda Hujan Ringan

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Balikpapan Sabtu 24 Oktober 2020, Tidak Turun Hujan, Sepanjang Hari Cerah Berawan

Lebih dari itu, ilustrator telah menjadi profesi yang kini tengah ia rintis. Saat ini, Dicky adalah ilustrator freelance. 

Tapi jangan salah. Situs sepak bola, yakni Breathe Chelsea, terbukti pernah menjadi salah satu kliennya. Mereka terus menggunakan karya Dicky Malik Arnanda.

"Berangkat dari iseng-iseng dulunya. Saya cuma sering buat sketsa tentang diri saya sendiri atau teman-teman saja," urai Dicky Malik Arnanda.

"Gambar yang saya edit itu hanya jadi bahan candaan. Tapi, sampai sejauh ini, ternyata ada peluang lebih dan saya mulai yakin,” imbuhnya.

Melihat hal itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Balikpapan, Doortje Marpaung, menyampaikan apresiasinya, merasa bangga di Kota Balikpapan, masih ada muda mudi yang bisa eksis tunjukan prestasi dan berkreatif.

"Pemuda harus berpikirian dan mengisi waktu positif. Gunakan digital teknologi untuk menemukan passion ke depan," terangnya.

Tentang Sumpah Pemuda

Hari ini, Rabu 28 Oktober 2020 bangsa Indonesia memperingati hari Sumpah Pemuda yang tahun ini adalah peringatan ke-92.

Berikut teks Sumpah Pemuda yang otentik yang dibacakan pada Kongres Pemuda II berikut sejarah lagu Indonesia Raya yang pertama kali diperdengarkan di kongres tersebut. 

Hari ini 92 tahun lalu, tepatnya 28 Oktober 1928, berlangsung Kongres Pemuda II yang menjadi pemicu lahirnya Sumpah Pemuda.

Momentum Sumpah Pemuda menjadi salah satu titik balik perjalanan bangsa Indonesia menuju Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. 

Sebab saat itu Indonesia masih terpecah-belah hingga para pemuda belum memahami siapa musuh mereka dan bersatu untuk melawannya.

Persatuan itu kemudian ditandai dengan momen Sumpah Pemuda.

Organisasi pemuda

Sebelum lahirnya Sumpah Pemuda, sudah mulai bermunculan organisasi pemuda seperti Perhimpunan Indonesia pada 1908, lalu Tri Koro Darmo pada 1915.

Dikutip Harian Kompas, 22 November 1977, sebelum 28 Oktober 1928, para pemuda masih terpecah dalam beberapa organisasi kedaerahan seperti Jong Java, Jong Sumatra, dan lain-lain.

Pada saat memeringati 5 tahun Jong Sumatranen Bond pada 1921, Mohamad Yamin menerbitkan sebuah buku kumpulan sajak yang berjudul Tanahair.

Namun saat itu yang dimaksud Tanah Air oleh Yamin adalah Andalas, Sumatera.

Belum termasuk Indonesia.

Dalam masa enam tahun, tumbuh berbagai kesadaran baru di kalangan pemuda, karena musuh yang dihadapi mereka sama, yaitu Belanda.

Baca juga: Liga Italia, Paolo Maldini Susun Rencana Megatransfer AC Milan, Fans Inter Bakal Kebakaran Jenggot

Baca juga: BANYAK GAGAL! LOGIN www.kemnaker.go.id, Cek Nama Penerima BLT, Info Kapan BLT BPJS Gelombang 2 Cair

Kesadaran itulah yang menyebabkan mereka berusaha menggalang persatuan dalam sebuah kesadaran baru. Pada 1926 diselenggarakan Kongres Indonesia Muda yang pertama (Kongres Pemuda I).

Bahkan pada tahun itu pun kesadaran itu belum cukup untuk melahirkan sebuah sumpah pemuda.

Lahirnya Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda baru lahir dua tahun kemudian.

Pada 1928 Moh. Yamin menerbitkan sebuah kumpulan sajak yang baru berjudul Indonesia, Tumpah Darahku.

Itu menunjukkan perubahan kesadaran para pemuda.

Ketika Kongres Indonesia Muda kedua (Kongres Pemuda II) diselenggarakan pada 1928, bahasa Melayu sudah lama menjadi bahasa pergaulan yang dipakai secara luas di seluruh kepulauan Nusantara.

Namun saat itu kedudukan bahasa Melayu belum kuat.

Sebagian ahli Belanda menganjurkan agar bahasa Belanda menjadi bahasa resmi di seluruh Indonesia (dipakai seluruh penduduk Bumiputera).

Tapi ada juga ahli Belanda yang menganggap bahasa Belanda itu begitu tinggi sehingga tidak pantas dipakai oleh kaum inlander (Indonesia).

Di balik layar proses pemotretan Sumpah Pemuda Kompas di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015).
Di balik layar proses pemotretan Sumpah Pemuda Kompas di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015). (KOMPAS/PRIYOMBDO)

Karena ada perbedaan paham ini maka pemerintah kolonial Belanda tidak segera sampai pada kebijakan untuk menjadikan bahasa Belanda sebagai bahasa resmi satu-satunya.

Padahal sebelumnya Perancis dan Inggris mewajibkan bahasanya diterapkan di daerah jajahannya.

Namun kebijakan Belanda itu justru membuat bahasa Melayu memiliki kesempatan menjadi bahasa Indonesia.

Teks Sumpah Pemuda

Deklarasi bernama Sumpah Pemuda itu lahir setelah para peserta menyatakan sebuah kesepakatan bersama akan pentingnya persatuan pemuda.

Adapun istilah Sumpah Pemuda sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya.

Berikut ini adalah teks otentik Sumpah Pemuda yang awalnya terbentuk dari peristiwa bersejarah lewat Kongres Pemuda II hingga kini diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Isi teks otentik Sumpah Pemuda 28 Oktober
Isi teks otentik Sumpah Pemuda 28 Oktober (IST/Museum Sumpah Pemuda)

Yang apabila diterjemahkan ke dalam ejaan baru menjadi: 

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia Ketiga:

Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Isi teks Sumpah Pemuda yang asli dan ejaan baru
Isi teks Sumpah Pemuda yang asli dan ejaan baru (Ist Museum Sumpah Pemuda, Wikipedia.org)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "92 Tahun Sejarah dan Isi Teks Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/28/060000965/92-tahun-sejarah-dan-isi-teks-sumpah-pemuda-28-oktober-1928?page=all#page2.
Penulis : Nur Fitriatus Shalihah

(TribunKaltim.co/Miftah Aulia)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved