Relawan Basri-Najirah dan Neni-Joni Mau Nobar Debat di Pilkada Bontang, Ini yang Wajib Diperhatikan
Masyarakat menantikan gagasan, visi dan misi masing-masing pasangan calon membangun Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Debat kandidat di Pilkada Bontang 2020 menyedot perhatian publik.
Masyarakat menantikan gagasan, visi dan misi masing-masing pasangan calon membangun Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Apalagi para relawan dan pendukung masing-masing pasangan calon, Basri-Najirah dan Neni-Joni.
Antusiasme relawan mendukung pasangan calon saat debat, tak bisa dinikmati seperti Pilkada sebelumnya.
Baca Juga: Uce Masih Dirawat, Debat Publik Pilkada Kutai Timur Diperkirakan Hanya Diikuti Dua Paslon
Baca Juga: Masyarakat Paser Diajak Ikut Berpartisipasi di Debat Publik, Silakan Usul Pertanyaan Bagi Paslon
Baca Juga: KPU Kaltara Evaluasi Pelaksanaan Debat Tahap Pertama di Tarakan, 2 Rektor Jadi Tim Pakar
Di tengah pandemi covid-19, penyelenggaraan Debat Kandidat Pilkada digelar serba terbatas.
Tak lain mencegah potensi penularan dan penyebaran covid-19.
Satu-satunya bentuk eksistensi relawan dalam mendukung jagoannya, tak lain melakukan nonton bareng alias nobar.
Namun, hal itu juga tak lepas dari radar KPU sebagai penyelenggara Pemilihan.
KPU Bontang mewanti-wanti agar Tim Pemenangan yang hendak menyelenggarakan nobar agar melapor ke Bawaslu atau kepolisian.
Komisioner KPU Bontang, Saparuddin menerangkan bila dalam agenda tersebut menghadirkan warga dalam jumlah banyak, tim harus melaporkannya sebagai jadwal kampanye.
Dengan begitu mereka wajib membuat surat pemberitahuan.
Surat pemberitahuan disampaikan langsung ke Polres Bontang, kemudian ditembuskan ke Bawaslu Bontang dan KPU Bontang.