Teknologi SHMS Dipasang di Jembatan Pulau Balang, Ke-5 di Indonesia Gunakan Sensor Pantau Kondisi
Jembatan Pulau Balang akan dilengkapi sensor pantau kondisi kesehatan konstruksi. Alat ini, rencananya dalam waktu dekat akan dipasang.
Penulis: Heriani AM | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Jembatan Pulau Balang akan dilengkapi sensor pantau kondisi kesehatan konstruksi.
Alat ini, rencananya dalam waktu dekat akan dipasang.
Mengingat pengerjaan fisik jembatan sudah selesai 100 persen.
"Ini sudah selesai, tinggal perapihan. Juga akan dipasang SHMS. Untuk memperkuat monitor kesehatan jembatan. Jika ada rusak bisa cepat terdeteksi," ujar Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional atau BBPJN Kalimantan Timur, Junaidi pada Minggu (1/11/2020).
"Alatnya menggunakan kabel khusus," katanya.
Teknologi structural health monitoring system atau SHMS berupa sensor yang berfungsi untuk memantau kondisi kesehatan konstruksi jembatan.
Pusat pemantauan tersebut saat ini sedang dibangun di bawah Jembatan Pulau Balang.
Sensor seperti ini sudah diaplikasikan pada empat jembatan lainnya di Indonesia, yakni :
* Jembatan Ir Soekarno di Manado
Baca juga: Pembangunan Fisik Jembatan Pulau Balang Selesai, Akses Penghubung ke Balikpapan Masih Jadi Kendala
Baca juga: Akhirnya Jembatan Pulau Balang Penghubung PPU - Balikpapan Kalimantan Timur Tersambung!
Diketahui, dengan adanya jembatan ini, jarak dan waktu tempuh dari Balikpapan ke PPU dan sebaliknya, menjadi lebih singkat.
Jembatan Pulau Balang akan memperlancar konektivitas antara Samarinda, Balikpapan dengan Ibu Kota Negara ( IKN ) baru di Kabupaten PPU.
Selain itu Jembatan Pulau Balang II atau Pulau Balang kecil juga akan meningkatkan konektivitas pada Lintas Selatan Kalimantan sebagai jalur utama angkutan logistik karena jarak dan waktu tempuh menjadi lebih singkat.
"Harus four line. Mau tidak mau dua jalur ini harus dibangun segera. Mungkin bertahap," tambah Junaidi.
Saat ini, kendaraan dari Balikpapan menuju Penajam dan selanjutnya ke Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan dan kota lainnya, harus memutar dengan jarak sekitar 100 km dengan waktu tempuh sekitar 5 jam.
Baca juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Maklumi Kemarahan Umat Islam, Tetap Pastikan 2 Hal di Negaranya
Baca juga: Dibangun Sejak 2015, Jembatan Pulau Balang yang Telan Anggaran Rp 1,38 T Akhirnya Tersambung
Dengan adanya jembatan tersebut, nantinya jarak akan menjadi lebih pendek menjadi hanya sekitar 30 km dan perjalanan dapat disingkat hanya dalam waktu satu jam.
Rincian satu jam itu, jika dilakukan rute tempuh dari Balikpapan-Kariangau-Jembatan Pulau Balang-Simpang Gersik-Penajam.
Selain sebagai penghubung jaringan jalan poros selatan Kalimantan, jembatan ini juga mendukung rencana pengembangan pelabuhan peti kemas dan kawasan industri Kariangau.
(Tribunkaltim.co/Heriani)